tag:blogger.com,1999:blog-4298335114044558905.post1059548298910083378..comments2023-10-31T21:44:44.400+07:00Comments on DIPTARA blog: Twitter, Benarkah Sebuah Ancaman?Joko Sutartohttp://www.blogger.com/profile/00157820065225318820noreply@blogger.comBlogger8125tag:blogger.com,1999:blog-4298335114044558905.post-27264478296030957392011-02-03T03:58:42.020+07:002011-02-03T03:58:42.020+07:00Jeprie:
Mungkin Pak Menteri sangat ketakutan sekal...<b>Jeprie</b>:<br />Mungkin Pak Menteri sangat ketakutan sekali setelah melihat contoh Mesir sehingga keluar statement seperti itu, Mas Jeprie. <br /><br />Menurut pendapat saya juga iya, itu terlalu berlebihan. Padahal berapa, sih pengguna Twitter di negara kita sampai harus sedemikian takutnya. Dan lagi, apa mungkin orang (warga negara) protes, demo apalagi memberontak kalau tidak ada masalah? Jadi, fokusnya, ya penyebab akar masalah yang menyebabkan rongrongan buat negara itu yang disentuh, bukan malah mengkuatirkan corong informasi seperti dari Twitter itu.<br /><br /><b>iskandaria</b>:<br />Betul, banyak orang yang seperti Mas Iskandaria ceritakan itu. Update status dengan sangat hyperaktif dengan hal-hal yang hanya berisi <b>"What are you doing"</b> saja.<br /><br />Social media terkadang (bahkan sering) bisa membuat teman jauh (secara geografis) menjadi seolah dekat dengan kita dan teman dekat menjadi serasa jauh. Contoh teman Mas Is itu bisa jadi salah satu contohnya.<br /><br /><b>Hoeda Manis</b>:<br />Banyak yang bilang teknologi itu adalah netral. Benar, ya Mas Hoeda? Sebuah teknologi bisa menjadi A ditangan si X, bisa menjadi B ditangan si Y. Dan juga bisa menjadi berguna di tangan orang yang tepat. Namun bisa menjadi sangat berbahaya kalau berada di tangan orang yang tidak tepat.<br /><br />Saya setuju seharusnya faktor edukasi itu yang lebih penting. Bukan malah menghambat atau memblock teknologinya. Ya, meskipun mengedukasi di sini bukan sebuah pekerjaan mudah.<br /><br /><b>Agus Siswoyo</b>:<br />Ya, betul sekali, Mas Agus. Semua berpulang kepada siapa yang menggunakannya dan tingkat kedewasan si penggunanya itu sendiri. Mau menjadikan teknologi hanya sebagai alat atau dia yang diperalat oleh teknologi itu sendiri untuk melakukan hal-hal yang kurang bermanfaat.<br /><br /><b>Rohani Syawaliah</b>:<br />Bilang saja kalau Hani lagi males baca jadi jangan pakai alasan puyeng karena tulisannya panjang. :((<br /><br />Tapi terima kasih buat kejujuran Hani karena sudah DM ngasih penjelasan ke saya. :)<br /><br /><b>bro eser</b>:<br />Saya pun juga menganggap begitu, terlalu berlebihan, bro. Banyak hal yang harus dipikirkan di negeri ini selain hanya meributkan Twitter yang berapa persen, sih orang kita yang menggunakannya. Di kantor saya saja sangat sedikit kawan yang punya akun di Twitter.<br /><br /><b>motivasi hendra</b>:<br />Fakta itu memang tidak bisa disangkal, Mas Hendra. Kehadiran internet membuat arus informasi bergulir cepat dengan perkembangan sangat pesat mempengaruhi hampir seluruh aspek/bidang seperti yang Mas Hendra sebut itu (Politik, Ekonomi, Pendidikan, Teknologi dsb)Joko Sutartohttps://www.blogger.com/profile/00157820065225318820noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4298335114044558905.post-79356033148982821082011-02-03T00:27:10.308+07:002011-02-03T00:27:10.308+07:003 tahun lalu saya pernah baca buku LEARNING REVOLU...3 tahun lalu saya pernah baca buku LEARNING REVOLUTION di situ dijelaskan perkembangan INTERNET diramalkan merubah tatanan POLITIK, EKONOMI, PENDIDIKAN. Dan sekarang terbukti banyak negara otoriter yang penduduknya minta REFORMASI, di bidang EKONOMI banyak lahir bidang pekerjaan yg dulu tdk ada seperti ADSENSE, dan PENDIDIKAN perlunya mengatur ulang sistem kurikulum pendidikan yg relevan karena setiap 18 bulan INFORMASI berkembang 2 kali lipat.motivasi hendrahttp://motivasi-hendra.blogspot.comnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4298335114044558905.post-25458685033874951032011-02-02T20:09:33.575+07:002011-02-02T20:09:33.575+07:00Menurut saya terlalu berlebihan jika menganggap ba...Menurut saya terlalu berlebihan jika menganggap bahwa situs jejaring sosial merupakan sebuah ancaman. Hanya orang yang berbuat salah yang merasa bahwa itu merupakan sebuah ancaman. Bagi Obama??? Situs jejaring sosial merupakan berkat karena merupakan salah satu faktor kesuksesan beliau menduduki Gedung Putihbro eserhttp://eserzone.com/noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4298335114044558905.post-8767910765596408432011-02-02T14:58:52.217+07:002011-02-02T14:58:52.217+07:00puyeng bacanya...
panjang amat yak?
bocen,,, ngg...puyeng bacanya...<br /><br />panjang amat yak?<br /><br />bocen,,, nggak ada gambarnya...<br /><br />:DRohani Syawaliahhttp://rohanisyawaliah.dagdigdug.comnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4298335114044558905.post-47167044759492811672011-02-02T12:14:52.947+07:002011-02-02T12:14:52.947+07:00Twitter nggak jauh beda dengan Facebook. Dia akan ...Twitter nggak jauh beda dengan Facebook. Dia akan berguna bila dipegang oleh orang yang tepat. Dan akan menjadi bencana kalau sudah disusupi kepentingan lain yang nggak sesuai manfaat sharing.<br /><br />Be wise while online.Agus Siswoyohttp://agussiswoyo.comnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4298335114044558905.post-33159678159408580362011-02-02T11:00:41.707+07:002011-02-02T11:00:41.707+07:00Dalam istilah yang klise, semua kembali pada pengg...Dalam istilah yang klise, semua kembali pada penggunanya. <br /><br />Hanya saja, faktanya, teknologi (semacam twitter dan semacamnya) sering membuat orang terlena ketika menggunakannya, sehingga dunia nyata semakin terkikis dunia maya, dan manusia semakin kabur realitasnya. Ini, seperti yang dikhawatirkan Butet, yang dapat membuat krisis kemanusiaan.<br /><br />Kuncinya tentu edukasi, dalam hal ini edukasi atas penggunaan teknologi. Tapi ini bukan persoalan mudah. Karena nyatanya banyak negara yang nggak mampu melakukannya. Mungkin diperlukan seorang nabi untuk melakukan hal ini. :)<br /><br />Oya, Pak Joko, trims untuk infonya about buku saya. Hehe, saya malah nggak tau, karena nggak sempat nge-cek.Hoeda Manishttps://www.blogger.com/profile/00379301492316332427noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4298335114044558905.post-70843249830191220592011-02-02T09:15:20.595+07:002011-02-02T09:15:20.595+07:00Menarik sekali menyimak tulisan Butet di atas. Itu...Menarik sekali menyimak tulisan Butet di atas. Itulah salah satu konsekuensi dari perkembangan teknologi informasi. Tinggal manusianya saja bagaimana menyikapinya. Yang tidak siap mungkin akan jadi korban. Misalnya jadi kecanduan update status atau ngetwit yang nggak penting banget.<br /><br />Yang lucu, beberapa teman saya malah berantem di facebook. Padahal bisa diselesaikan di dunia nyata secara kekeluargaan :D Anehnya lagi, mereka kalo di dunia nyata terkesan cuek bebek satu sama lain. Namun ketika di dunia maya malah terlihat akrab dan suka ledek-ledekan.<br /><br />Weh, ternyata orang sudah mulai lebih merasa nyaman bergaul di dunia maya ketimbang di dunia nyata.iskandariahttp://kafegue.comnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4298335114044558905.post-82305710131730437912011-02-02T06:04:16.816+07:002011-02-02T06:04:16.816+07:00Teknologi baru adalah keniscayaan. Kita harus berk...Teknologi baru adalah keniscayaan. Kita harus berkembang dan beradaptasi dengannya.<br /><br />Yang penting kita harus bisa membedakan mana teknologi dan mana pemikiran. Untuk pemikiran --ideologi istilah lebih tepatnya-- kita harus memiliki pegangan kuat, misalnya melalui agama. Untuk teknologi yang sifatnya bebas nilai, kita harus menguasai.<br /><br />Mengenai ancaman, sebetulnya apa pun bisa jadi ancaman. Koran, leaflet, majalah, brosur, poster, blog, tweet, status, semuanya berpotensi jadi ancaman. Masa semua harus diblokir? Yang penting ada parameter jelas, membedakan mana yang membahayakan dan mana yang tidak. Jangan pasal karet.<br /><br />Alur logika pemikiran Pak Menteri ini aneh. Saya sama sekali tidak ngerti.Jepriehttp://desaindigital.comnoreply@blogger.com