twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Sabtu, 15 Oktober 2011

Cinta dan Kehilangan

Steve Jobs
Saya sangat terkesan sekali waktu mendengarkan pidato Steve Jobs saat berceramah di depan wisuda mahasiswa Universitas Stanford ini. Terus terang saya sangat menyesal mengapa baru tahu sekarang dan bisa mendengarkan isi pidato sebagus itu justru di saat dia (Steve Jobs) sudah meninggal. Saya sangat menyesal sekaligus terkesan sekali terutama dengan bagian kedua dalam pidato Steve Jobs yang bercerita tentang arti Cinta dan Kehilangan.

Entah kenapa saya merasa tersindir saat ini kalau mendengar pidato itu. Semoga saya bisa mengikuti jejak Steve Jobs. Menerima perubahan dan kehilangan sekaligus tapi tetap masih bisa bangkit kembali.

Baiklah, kalau Anda belum pernah mendengar atau membacanya saya sudah mengembed videonya dari Youtube ke blog ini. Dan sekaligus di bawah videonya saya berikan teks pidatonya dalam bahasa Indonesia buat Anda. Saya mengutip sebagian isi pidatonya, yang bagian kedua. Saya kutip dari blognya Nukman Lutfi. Selamat membaca.



Saya beruntung karena tahu apa yang saya sukai sejak masih muda. Woz dan saya mengawali Apple di garasi orang tua saya ketika saya berumur 20 tahun. Kami bekerja keras dan dalam 10 tahun Apple berkembang dari hanya kami berdua menjadi perusahaan 2 milyar dolar dengan 4000 karyawan. Kami baru meluncurkan produk terbaik kami –Macintosh– satu tahun sebelumnya, dan saya baru menginjak usia 30. Dan saya dipecat. Bagaimana mungkin Anda dipecat oleh perusahaan yang Anda dirikan? Yah, itulah yang terjadi. Seiring pertumbuhan Apple, kami merekrut orang yang saya pikir sangat berkompeten untuk menjalankan perusahaan bersama saya. Dalam satu tahun pertama, semua berjalan lancar. Namun, kemudian muncul perbedaan dalam visi kami mengenai masa depan dan kami sulit disatukan. Komisaris ternyata berpihak padanya. Demikianlah, di usia 30 saya tertendang. Beritanya ada di mana-mana. Apa yang menjadi fokus sepanjang masa dewasa saya, tiba-tiba sirna. Sungguh menyakitkan.

Dalam beberapa bulan kemudian, saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Saya merasa telah mengecewakan banyak wirausahawan generasi sebelumnya –saya gagal mengambil kesempatan. Saya bertemu dengan David Packard dan Bob Noyce dan meminta maaf atas keterpurukan saya. Saya menjadi tokoh publik yang gagal, dan bahkan berpikir untuk lari dari Silicon Valley. Namun, sedikit demi sedikit semangat timbul kembali– saya masih menyukai pekerjaan saya. Apa yang terjadi di Apple sedikit pun tidak mengubah saya. Saya telah ditolak, namun saya tetap cinta. Maka, saya putuskan untuk mulai lagi dari awal.
Waktu itu saya tidak melihatnya, namun belakangan baru saya sadari bahwa dipecat dari Apple adalah kejadian terbaik yang menimpa saya. Beban berat sebagai orang sukses tergantikan oleh keleluasaan sebagai pemula, segala sesuatunya lebih tidak jelas. Hal itu mengantarkan saya pada periode paling kreatif dalam hidup saya.

Dalam lima tahun berikutnya, saya mendirikan perusahaan bernama NeXT, lalu Pixar, dan jatuh cinta dengan wanita istimewa yang kemudian menjadi istri saya. Pixar bertumbuh menjadi perusahaan yang menciptakan film animasi komputer pertama, Toy Story, dan sekarang merupakan studio animasi paling sukses di dunia. Melalui rangkaian peristiwa yang menakjubkan, Apple membeli NeXT, dan saya kembali lagi ke Apple, dan teknologi yang kami kembangkan di NeXT menjadi jantung bagi kebangkitan kembali Apple. Dan, Laurene dan saya memiliki keluarga yang luar biasa.

Saya yakin takdir di atas tidak terjadi bila saya tidak dipecat dari Apple. Obatnya memang pahit, namun sebagai pasien saya memerlukannya. Kadangkala kehidupan menimpakan batu ke kepala Anda. Jangan kehilangan kepercayaan. Saya yakin bahwa satu-satunya yang membuat saya terus berusaha adalah karena saya menyukai apa yang saya lakukan. Anda harus menemukan apa yang Anda sukai. Itu berlaku baik untuk pekerjaan maupun pasangan hidup Anda. Pekerjaan Anda akan menghabiskan sebagian besar hidup Anda, dan kepuasan sejati hanya dapat diraih dengan mengerjakan sesuatu yang hebat. Dan Anda hanya bisa hebat bila mengerjakan apa yang Anda sukai. Bila Anda belum menemukannya, teruslah mencari. Jangan menyerah. Hati Anda akan mengatakan bila Anda telah menemukannya. Sebagaimana halnya dengan hubungan hebat lainnya, semakin lama- semakin mesra Anda dengannya. Jadi, teruslah mencari sampai ketemu. Jangan berhenti.


Bookmark and Share

20 komentar:

  1. saya sudah membaca isi pidato ini berungkali...lebih dari 17X sejak meninggalnya Jobs,tapi tetap saja menarik dan terus ingin membacanya...bahkan saya mendapat email translate lengkapnya dari sobat saya 1 hari setelah meninggalnya Steve Jobs.

    walaupun jika saya ingin menjadi Steve Jobs sangat jauh pangang daripada api,tapi tidak ada salahnya jika saya menjadikan pidato jobs ini sebagai salah satu pelecut semangat dan sumber inspiring....
    "tetaplah lapar,tetaplah bodoh" satu kutipan dari pidato Steve Jobs yg bikin merinding,hanya 4 kata,tapi sangat sulit jika di implementasikan ke dalam kehidupan,Steve Jobs mampu dan konsisten mewujudkan kata2nya,apakah di antara anda semua bisa menelan 4 kata sederhana dari Steve Jobs ?

    saya percaya tidak akan yang bisa,sikap pongah,sok pintar,sok kaya,menganggap rendah yang lain,merasa lebih pintar dari yg lain masih banyak yang saya jumpai dalam kehidupan sehari-hari..padahal hanya 4 kata sederhana....

    BalasHapus
  2. sesuatu yang pahit itu adalah kunci kesuksesan. Never gives up :)

    BalasHapus
  3. Memang, dalam hidup ini setidaknya kita harus mencari jati diri dulu ya... :| *termenung*

    BalasHapus
  4. tentu saja, tidak hanya sebagai penemu barang yang digandrungi di seluruh dunia IPad dan IPhone, Macbook, perjuangannya atas kejadian sangat menyakitkan tidak membuatnya patah semangat untuk terus berkarya. Siapa sih yang tidak terpukul didepak perusahaan yang didirikan penuh dengan cinta?

    gak kayak anak muda jaman sekarang, sebentar sebentar galau, :)

    BalasHapus
  5. saya masih belum bisa meninggalkan pekerjaan yang menghasilkan uang lebih banyak dari pekerjaan yang saya cintai, hopefully next year, masih mencari yang bisa memberi dukungan untuk itu, the sooner the better...

    BalasHapus
  6. Steve Jobs memang layak menjadi teladan bagi setiap orang apalagi bagi orang muda... Bukan hanya pengetahuan akan teknologi akan tetapi kalimat yang dilontarkan oleh Beliau sering menjadi motivasi bagi banyak orang...

    BalasHapus
  7. SaladineCode:
    Pasti, Mas.

    Hoeda Manis:
    Betul, Mas Hoeda, sangat inspiring.

    @cikvee:
    Ya, selamat jalan Steve Jobs. Dunia akan selalu mengenangmu.

    goest_wid:
    “Stay Hungry. Stay Foolish.” Betul, kutipan kata itu sangat dalam maknanya, Mas Widodo. Dan yang saya ingat lagi dari Steve Jobs adalah kesederhanaannya, sekaligus bagaimana dia sangat siap bahkan berkawan dengan kematiannya yang sudah dekat karena menderita kanker, dengan membuat karya yang revolusioner.

    ella:
    Pahitnya jamu sangat menyehatkan. Betul. Tidak ada kesuksesan tanpa itu.

    Asop:
    Sepertinya begitu, Mas Asop.

    honeylizious:
    Ya, keren.

    Ami:
    Itu yang membedakan generasi masa lampau dan masa kini, Mbak Ami. Sekarang karena semua hal bisa didapatkan secara instant tanpa perlu bersusah-susah lagi jadinya ya mudah sekali galau kalau menerima tantangan.

    Sriyono Semarang:
    Ya, makanya Steve Jobs bilang kalau kita harus mencintai kepada pekerjaan kita agar pekerjaan tidak menjadi beban bagi kita tapi sebuah kesenangan yang menghasilkan uang.

    bro eser:
    Kalimat-kalimatnya selalu menjadi inspirasi dan motivasi kita semua, Bro. Benar sekali.

    BalasHapus
  8. Jujur w baca paragraf terakhir merinding euy,
    This my job this my passion,karena banyak dari kita sekarang yang bekerja tidak mengenal yang nama'a passion yang dipikirkan hanya uang uang dan uang semata yang tidak habisnya
    Ditunggu kunjungan baliknya'a

    BalasHapus
  9. boleh jadi dia adalah satu satu nya orang di dunia yang fotonya paling banyak beredar pada hari hari setelah kepergiannya.

    siapa sih orang it yang tidak respect dengan tuan job :)

    BalasHapus
  10. Andy:
    Mencintai pekerjaan dan menjadikannya seperti hobi (kegemaran) kita. Itulah sejatinya passion. Kalau sudah penuh passion uang lah yang akhirnya ngikut. Jadi jangan dibalik. Itu pesan dari Steve Jobs.

    jarwadi:
    Dengan saya publish disini saya termasuk salah satu orang yang ikut berkontribusi memajang fotonya itu, Mas. Dia sangat pantas sekali untuk mendapatkan itu. Dikenang karena jasa-jasanya yang revolusioner di bidang IT.

    BalasHapus
  11. banyak hikmah dari kisah hidupnya,mantap

    BalasHapus
  12. ini pertama kalinya saya baca pidatonya. sangat-sangat menginspirasi. apalagi sekarang saya sedang menjalani masa-masa sebagai 'pemula' lagi...

    trims atas sharingnya... :)

    BalasHapus
  13. wah, sayang ya pak, sekarang, sepeninggalnya steve, apple dan samsung saling beradu saing bahkan sampai ke ranah hukum. Ini soal hak paten dan hak jual. Cukup rumit siapa sebenarnya yang menjadi hak paten. Entah apple yang telah meluncurkan iPhone dan samsung sebagai pemasok komponen dasar iPhone. Hm... semoga saja ada yang menggantikan beliau dengan inovasi lebih baik lagi.

    BalasHapus
  14. Steve Jobs emang keren... Yup, saya setuju untuk jadi profesional kita memang harus menyukai hal yang kita kerjakan

    BalasHapus
  15. Bonyok sptnya sudah menjadi keharusan mas,
    Apabila jiwa kita ini terbentuk berdasarkan bagaimana ia melewati kehidupan dan bagaimana ia memaknainya. Ada jiwa-jiwa yang kokoh bagai karang, tak goyah walau cobaan hidup datang silih berganti. Ada juga yang rapuh, mudah roboh, bagai pohon kayu yang tumbang walau terhembus angin sedikit saja. :) - Salam

    BalasHapus
  16. sepatu online:
    Ya, kisah hidupnya inspiratif.

    Huda Tula:
    Pemula lagi? Semangat Mas Huda. Kita kadangkala harus begitu. Jatuh dulu dan memulai dari nol agar bisa belajar bangkit kembali.

    hanif:
    Wah, saya baru tahu perseteruan itu, Mas Hanif. Berarti karena sebelumnya mereka kerjasama, ya dalam pembuatan produk iPhone.

    kotakpermen:
    Ya, tanpa kita menyukainya mustahil kita bisa mendapatkan gairah yang selalu menyala dalam bekerja. Betul sekali, Mbak Lutfi. Terima kasih atas kunjungannya.

    Lintang Hamidjoyo:
    Saat ini saya sedang menunggu itu, Mas. Dan apakah saya bisa melewatinya? Saya harus membuktikannya. Kembali bangkit dan berusaha melewati cobaanNya.

    BalasHapus