twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Rabu, 27 Juli 2011

Menukar Kematian Dengan Segebok Uang, Haram?

Life InsuranceIni adalah kisah lama saat saya berobat di sebuah rumah sakit Islam di kota Malang beberapa tahun silam. Waktu itu di sela-sela dokter memeriksa saya, kami sempat ngobrol perihal masalah asuransi. Awalnya saya menceritakan kalau ikut program Asuransi Medicare ke dokternya. Namun waktu itu asuransi medicare saya hanya menanggung untuk rawat inap saja, untuk rawat jalan tidak. Entah bagaimana ceritanya kemudian pembicaraan berlanjut jadi membahas masalah asuransi jiwa. Dokternya kemudian bercerita ke saya kalau asuransi medicare itu bagus dan diperbolehkan dalam agama Islam, katanya, asal jangan yang asuransi jiwa. Itu haram hukumnya di Islam.

Karena saya tak tahu dalil atau hadistnya, saya hanya manggut-mangut saja diberi wejangan itu oleh dokternya. Dan kebetulan kala itu bahkan hingga sekarang saya pun belum tertarik untuk ikut program asuransi jiwa perusahaan insurance manapun. Beberapa asuransi jiwa yang saya ikuti hanya memproteksi jiwa saya secara tidak langsung, bukan semata-mata seperti Menukar Kematian Dengan Segebok Uang seperti yang ada dalam asuransi jiwa.

Saya boleh cerita sedikit perihal asuransi saya itu? Pertama, saya mengasuransikan jiwa saya dalam Kredit Kepemilikan Rumah (KPR). Jika saya tiba-tiba meninggal atau Mati Muda sebelum kredit lunas maka bank BNI ― tempat saya ambil kredit rumah ― akan membebaskan ahli waris, istri dan anak-anak saya untuk melunasi hutang KPR-nya. Kedua, asuransi pendidikan anak saya juga begitu memberikan jaminan bebas bayar premi jika saya meninggal sebelum jatuh tempo asuransinya. Ketiga, kartu kredit saya juga begitu. Jika saya meninggalkan saldo hutang di kartu kredit secara otomatis akan dianggap lunas oleh pihak bank penerbit kartu kredit saya.

Asuransi Jiwa

Oke, sekarang lupakan sejenak tentang halal dan haram pada asuransi jiwa. Saya ada cerita menarik. Di Surabaya, ada salah satu tetangga mertua saya beberapa tahun lalu baru saja kehilangan suaminya. Suaminya meninggal dunia di daerah asalnya di Ponorogo. Ibu tadi kemudian pulang mengurus kematian suaminya. Sebagaimana umumnya orang yang kesusahan banyak tetangganya berdatangan ke rumah ibu tersebut untuk melayat. Sambil melayat para tetangga tak lupa memberi amlop kepada ibu tersebut sebagai tanda bela sungkawa.

Sampai disitu kisahnya saya anggap masih normal dan wajar. Karena dimana-mana umumnya begitu, kan kalau melayat pasti kebanyakan memberi amplop sebagai tanda bela sungkawa, betul?

Nah, kisah itu pun kemudian berlanjut jadi cerita yang mengejutkan. Selesai mengurus pemakaman beberapa hari kemudian ibu itu pulang balik lagi ke rumahnya yang ada di Surabaya. Kemudian tanpa diduga ibu itu satu persatu mendatangi rumah-rumah para tetangganya yang sudah memberi amplop saat melayat ke rumahnya kemarin. Ia mengembalikan satu persatu amplop berisi uang yang diberikan oleh tetangganya.

Dikembalikan? Iya. Anda ingin tahu apa alasan ibu itu waktu mengembalikan uang amplop tadi? Dia bercerita tak bisa menerima pemberian itu. Alasannya, dia sedih karena merasa seperti menukar kematian suaminya dengan uang. Ia jadi sedih teringat suaminya yang sudah meninggal waktu memegang uang itu sehingga tak mau menerima pemberian itu. Itu yang menjadi alasannya.

Deg! Bagai ditampar saya amat tersentuh haru mendengar cerita itu dari ibu mertua saya. Jaman sekarang, kok masih ada, ya orang yang seperti itu? Ini sebuah ironi yang menggembirakan diantara banyaknya orang yang begitu tamak dan akan melakukan segala cara demi mendapatkan uang. Tak peduli barokah, halal dan haram. Betul?

Pertanyaan saya di akhir posting ini: Jika memang asuransi jiwa itu benar diharamkan dalam Islam apakah salah satunya itu yang menjadi alasannya? Yaitu karena tak pantas menukar nyawa seorang manusia dengan segebok uang? Bagaimana kalau menurut pendapat Anda?

Image credit: Life Insurance|Asuransi Jiwa


Bookmark and Share

Minggu, 24 Juli 2011

Cara Mudah Belanja E-Commerce ke Luar Negeri

E-Commerce
Setelah selesai menulis artikel advertorial Jasa Pembelian Barang ke Luar Negeri saya jadi ingin mengecek kembali account saya di eBay yang sudah lama mangkrak tidak pernah saya tengok. Dulu, sekitar bulan Maret 2010 saya sempat daftar dan pernah ikut lelang di eBay. Dan saya pernah sekali berhasil menang lelang! Saya pernah memenangkan lelang ponsel BlackBerry Curve 8830 second dengan harga murah dari eBay.

Namun sayangnya account saya kemudian secara tiba-tiba disuspend oleh eBay. Saya tak tahu persis alasannya karena apa. Saya pernah menulisnya di artikel ini, baca “Mudahnya Daftar Paypal Tapi Makin Sulit Daftar di eBay.”

Waktu itu eBay hanya minta syarat agar saya ngefax ID card saya bersama billing tagihan kartu kredit saya ke kantor eBay di Amerika untuk membuka suspendnya. Saya kemudian lakukan sesuai permintaan eBay. Saya fax KTP dan tagihan kartu kredit saya. Namun tanpa menyebutkan alasannya dengan jelas pihak eBay tetap menolak buka suspendnya. Bahkan sampai dengan hari ini waktu saya cek masih muncul pesan pemblokirannya seperti ini.

eBay Blocked

Kalau sudah diblocked seperti itu praktis saya hanya bisa login tapi sebatas untuk lihat-lihat saja di eBay, Untuk ngebid (nawar) lelang tidak bisa.

Ya, sepertinya kita sebagai orang Indonesia patut kecewa dan bersedih hati atas diskriminasi para merchant online buat negara kita ini. Mengapa? Karena reputasi buyer dari Indonesia belum begitu dipercayai (trust) oleh para seller dari luar negeri. Buktinya, account Paypal verified milik saya pun tetap bukan jaminan bagi mereka (eBay) maupun semua merchant online asing agar percaya kepada kita.

Saya mengatakan itu bukan tanpa dasar. Faktanya, sampai sekarang jika Anda belanja e-commerce di eBay atau Amazon banyak sekali para penjual disana yang tak mau melayani pembeli dari negara kita. Dalam kolom shipping banyak tercantum kata-kata menyakitkan ini “Not Available to Indonesia

Saya sering dibuat kesal waktu buka eBay, meski saya sudah sort barangnya di option shipping wolrdwide tapi giliran negara Indonesia ternyata tak masuk dalam daftar negara tujuannya. Sellernya mengecualikan tak mau kirim ke Indonesia. Bukankah ini cukup menyakitkan?

Berangkat dari banyak kendala sulitnya berbelanja e-commerce di internet maka bisnis Jasa Pembelian Barang ke Luar Negeri, baik itu untuk tujuan pembeliannya maupun hanya untuk sekedar drop site shippingnya saja, sepertinya masih cukup menjanjikan prospeknya ke depan. Bagi yang tak mau repot tinggal tunjuk saja barangnya, nanti tinggal bayar jasa orang buat transaksi sekaligus mengirimkannya kepada Anda. Di internet banyak para makelar yang mau menawarkan jasa seperti ini.

Ada banyak contoh beberapa situs luar negeri yang melayani jasa pembelian sebagai makelar e-commerce ini. Silahkan Anda Googling saja dengan kata kunci International Checkout. Nanti akan banyak rekomendasi dari Google tentang situs-situs broker jasa pembelian barang ke luar negeri.

Saya belum pernah nyoba, sih. Tapi info dari teman yang pernah pakai beberapa situs yang terpercaya salah satunya adalah situs dua ini:

  • http://www.internationalcheckout.com
  • http://www.myamericanshopper.com

Eh, ngomong-ngomong apakah Anda sudah pernah mencoba transaksi pembelian e-commerce lewat internet ke luar negeri? Jika pernah silahkan sharing, ya.

Terakhir, saya menawarkan bantuan kepada para pembaca barangkali ada yang kesulitan dan membutuhkan bantuan saya terkait pembelian barang ke luar negeri ini, saya juga bersedia untuk membantu Anda. Silahkan buka link ini Jasa Pembelian Barang ke Luar Negeri, terima kasih.


Bookmark and Share

Jumat, 22 Juli 2011

FeedReader3, Free RSS Reader Untuk Berlangganan Artikel Blog di Internet

Ada beberapa cara berlangganan blog di internet. Beberapa diantaranya yang paling populer adalah berlangganan melalui email dan berlangganan melalui RSS. Khusus lewat RSS masih ada beberapa pilihan lagi. Bisa melalui ekstensi RSS yang ada di browser, melalui Google reader maupun software aplikasi RSS reader pihak ketiga. Nah, lewat tulisan saya kali ini saya akan sharing kepada Anda salah satu aplikasi RSS reader yang menurut saya cukup powerful dan simple untuk digunakan berlangganan artikel blog di internet.

Apa nama aplikasi itu? Aplikasi ini bernama FeedReader3. Sebuah aplikasi gratis yang dibuat dan dikembangkan oleh Feedreader / i-Systems Inc Valdeku 100, Tallinn, 11211, Estonia ― yang sampai tulisan ini saya tulis FeedReader3 release versionnya sudah mencapai 3.14.

Saya menggunakan aplikasi ini di notebook saya buat berlangganan blog-blog favorit saya. Selain saya juga berlangganan RSS via BlackBerry. Sehingga, saat online saya jadi tahu mana-mana blog-blog teman saya yang lagi update secara realtime. Juga, bila saya misalnya tak punya waktu buat berkunjung ke blognya saya masih bisa Mengintip RSS blognya, membaca artikelnya secara lokal, baik online maupun offline melalui aplikasi FeedReader3 tanpa perlu berkunjung.

Berikut tampilan FeedReader3 yang sudah saya install di komputer saya.

FeedReader


Apa yang menjadi kelebihan aplikasi FeedReader3 dibandingkan dengan aplikasi sejenis yang lainnya? Berikut diantaranya kelebihan dari aplikasi FeedReader3.

Kelebihan dari aplikasi FeedReader3:

  1. Antar mukanya (interface) sangat user friendly sehingga sangat easy to use, mudah digunakan. Dan installernya juga cukup ringan hanya butuh space 4 MB di komputer Anda.
  2. Aplikasinya bisa langsung mengupdate feed artikel sendiri secara otomatis secara berkala selama Anda online.
  3. Bisa dikecilkan ke tray Windows Anda dan setiap kali ada blog yang baru update akan muncul Pop-up pesannya.
  4. Meski aplikasi ini dibuat orang Estonia tapi sudah support dan bisa diinstall kedalam bahasa Indonesia.
  5. Feed artikel yang sudah ditarik dapat dibaca dan disimpan (diarchieve) secara offline di komputer kita.
  6. Bisa digunakan sebagai browser. Yaitu bisa digunakan untuk berkunjung ke blog dan meninggalkan komentar melalui aplikasi ini tanpa perlu repot buka jendela browser lagi.
  7. Feednya sudah dilengkapi share button untuk post ke Google Buzz dan email.

Selengkapnya mengenai kelebihan-kelebihan dari aplikasi FeedReader3 bisa Anda baca overviewnya di sini Feedreader overview. Dan bisa lihat screenshotnya lebih lengkap di sini Feedreader Screenshots.

Kekurangan dari aplikasi FeedReader3:

  1. Untuk blog yang feednya tidak dibuka secara penuh, FeedReader3 tidak bisa menarik artikelnya secara utuh. Jadi tetap harus kondisi online dulu baru bisa baca secara penuh feednya.
  2. Khusus feed blog yang mengandung image tidak bisa dibuka secara offline gambarnya. Harus kondisi online dulu baru imagenya bisa tampil di feednya.
  3. Hanya support untuk Operating System khusus Windows 2000 ke atas.

Kesimpulan: Untuk sebuah aplikasi gratisan, aplikasi FeedReader3 ini meski punya beberapa kekurangan tapi secara overall saya berpendapat masih cukup memuaskan karena antar mukanya yang sederhana dan beberapa fiturnya yang menarik, jadi tidak ada salahnya kalau Anda mencoba aplikasi feed reader ini.

Anda tertarik untuk mencoba? Silahkan download langsung aplikasinya melalui link Feedreader download.

Oh, ya bila diantara pembaca kebetulan ada yang punya aplikasi sejenis yang bagus dan gratis, silahkan Anda informasikan dengan menambahkan di kolom komentar, terima kasih.


Bookmark and Share

Sabtu, 16 Juli 2011

Cara Melihat Follower Yang Unfollow Anda Di Twitter

Seiring dengan mindset saya yang telah berubah dalam memandang pertemanan di Twitter, yaitu saya memperlakukan Twitter seperti berteman di Facebook, baca "Memfacebookkan Twitter dan Mentwitterkan Facebook", ternyata ada satu resiko pekerjaan yang tidak bisa saya hindari lagi. Yaitu saya harus rajin-rajin memantau jumlah follower saya setiap saat. Terutama para follower saya yang sudah saya follow balik di Twitter.

Mengapa begitu? Karena dari sekian orang yang saya follow balik ternyata ada saja beberapa yang nakal. Tiba-tiba nakal mengunfollow saya. Saya tidak mempermasalahkan kalau yang unfollow saya itu karena dia tidak saya follow. Tapi bagi saya menjadi masalah kalau yang unfollow itu ternyata sudah saya follow. Tentunya saya rugi dong! Tepatnya, ndak rugi, ding wong ndak jualan saya. :D Yang lebih tepat, ya kalau dianya tak mau berteman lagi dengan saya, lha ngapain juga saya mesti repot-repot mendengar ocehannya di Twitter. Benar?

Lalu bagaimana cara melihat atau mengecek para follower yang sudah unfollow kita? Cara yang paling umum, ya tinggal dicek satu-satu di list follower Anda. Tetapi, tentu saja cara ini tak praktis karena amat merepotkan. Bayangkan kalau follower Anda sudah di atas seribu, apa ndak pusing Anda memelototi satu persatu follower Anda?

Nah, kali ini saya akan sharing kepada Anda salah satu tool gratis di internet yang bisa Anda manfaatkan untuk memantau secara berkala siapa-siapa saja follower Anda yang sudah mengunfollow Anda di Twitter tanpa perlu repot. Nama toolnya adalah Qwitter.

Bagaimana cara menggunakan Qwitter? Sangat mudah. Anda tinggal mengunjungi situs Qwitter. Di situsnya nanti ada form semacam Option-Page. Lihat gambar yang saya lingkari merah di bawah:

Qwitter

Anda isikan saja nama user id Twitter Anda beserta alamat email Anda. Lalu klik tombol merah Join Qwitter! Nanti secara otomatis Qwitter akan mengirim link konfirmasi ke alamat email Anda. Selanjutnya, Anda klik linknya. Setelah itu Qwitter secara berkala akan melaporkan kepada Anda lewat email setiap kali ada follower Anda yang unfollow Anda.

Contoh email pemberitahuannya silahkan Anda bisa lihat di bawah ini.


From: Qwitter <noreply@useqwitter.com>
Date: Tue, 12 Jul 2011 06:03:46 -0700
To: <jokostt@live.com>
Subject: Your latest Twitter Qwitters!






Hi jokostt,
Since we last spoke 2 user(s) stopped following you on Twitter;


We will continue to keep an eye out, and let you know the next time someone flies the coop.

Sad about losing a follower? Check out Qwitter Therapy; we're always in session!

Finally, thank you to all who have sent in those great suggestion emails. If you have any ideas why not let us know, we won't qwit you too! Drop us a line at support@useqwitter.com.

All the best,
Your friends at Qwitter

Get more Twitter followers - Visit Twitter Counter to learn how!








Get more Twitter followers with Twitter Counter




Okey, selamat mencoba. Jika Anda ada tool gratis lainnya yang bagus, silahkan sharing dan menginformasikannya ke saya melalui kolom komentar, terima kasih.


Bookmark and Share

Rabu, 13 Juli 2011

Inilah 4 Resiko Blogger (Publisher) Kalau Jadi Pengkritik

Resiko
Sampai saat ini sepanjang pengamatan saya di blogosphere setahu saya tak banyak para blogger, terlebih yang merangkap jadi publisher yang tema blognya khusus membahas masalah kritik. Mengapa tidak banyak? Ya, ini sebatas opini pribadi saya, sih karena konsekuensi jadi tukang kritik itu lumayan besar resikonya. Sungguh tak mengenakkan. Dan yang jelas jika Anda tidak siap mental dengan segala resiko yang akan Anda hadapi maka pilihan paling aman dan minim resiko adalah, ya pilih jalur yang aman. Menulis yang baik-baik saja. Menafikkan fakta! Meskipun mohon maaf, ini sedikit munafik kalau menurut pendapat saya karena sudah mengingkari kenyataan yang ada ― yang sebetulnya cukup banyak yang tak beres, yang patut dan perlu dikritik.

Sekedar contoh saja, seorang blogger (publisher) kalau saya amati (kebanyakan) sangat sedikit yang berani terang-terangan mengkritik, terlebih mengkritik advertisernya. Kecuali mungkin kasus saya di posting ini, baca “Telkomsel Diam-diam Curang Dalam Paket Promo simPATI Gratis Internet Berjam-jam”.

Sebetulnya saya tak yakin jika ada sebuah brand yang tak mempunyai celah sedikitpun yang bisa dikritik. Yang jelas, yang menjadi alasan utamanya bukan belum pernah menemukan momen buat mengkritik tapi memang sengaja bermain aman. Tidak mau ambil resiko sehingga kebanyakan lebih banyak yang sebatas hanya berkeluh kesah saja, tidak mengkritik secara terbuka di internet.

Nah, saya ingin membeberkan alasan-alasannya kepada Anda yang menurut dugaan saya sebagai penghalang mengapa banyak blogger (publisher) yang lebih senang bermain aman dan tak mau ambil resiko besar dengan mengkritik. Mungkin bisa jadi empat hal ini yang menjadi alasannya.

Berikut adalah keempat alasannya. Silahkan Anda simak pemaparan saya berikut ini:

1. Dituduh inkonsisten (Plin-plan)

Alasan dituduh inkonsisten (plin-plan) ini pasti, karena bagaimana mungkin dalam satu blog bisa bersanding dua artikel setopik yang sangat bertolak belakang. Yang satu memuji mengelu-elukan dan satunya lagi complain mengkritik. Saya ambil contoh, saya pernah disindir seperti itu oleh sahabat blogger saya, Mas Lintang di artikel ini. Baca “Tawaran Menarik Dari simPATI freedom, Mau?” dan terakhir yang masih hangat di artikel terbaru saya yang ini “4 Alasan Mengapa Saya Melabeli Tulisan Berbayar Di Blog Dengan Label Advertorial”, Mas Hoeda Manis juga berpendapat sama.

Namun bedanya, Mas Hoeda Manis kali ini memberikan alasan sangat masuk akal yang justru mendukung saya tentang masalah perlunya pemberian label pada artikel advertorial. Salah satu alasannya tentu saja adalah biar pembaca tak bingung dan menuduh saya, blogger publishernya, plin-plan.

Sebuah resiko memang dituduh sebagai orang plin-plan. Sebentar memuji, sebentar kemudian complain menjelekkan. Sebetulnya saya juga bisa saja, kok bermain aman pura-pura tak tahu saja, diam, dengan kasus Pencekikan Bandwidth Telkomsel itu. Toh, itu bukan di pihak saya yang curang. Sebab awalnya saat saya tulis advertorialnya memang benar kondisinya tak begitu, tidak dibatasi bandwidthnya.

Nah, kesimpulan pertama jika Anda siap dengan resiko dituduh blogger plin-plan silahkan lanjutkan untuk mengkritik. Jika tidak, stop jangan pernah menerjunkan diri jadi pengkritik.

2. Diblacklist Advertiser

Resiko kedua ini sangat masuk akal. Karena di IdBlogNetwork, publisher yang dipilih mendapatkan job review adalah blogger yang blognya memenuhi syarat-syarat tertentu. Dan salah satu penentu terpilihnya atau yang memberikan syaratnya adalah advertisernya sendiri. Sangat manusiawi, kan bila advertisernya sampai sakit hati karena dikritik sehingga akan memblacklist publisher yang pernah menjelek-jelekkan produk brandnya di internet.

Ini resiko kedua. Jika Anda sangat berharap dapat job review dan tidak sampai dicoret dari list advertiser maka jangan pernah sekali-kali mengkritiknya. Kecuali kalau Anda lebih memilih seperti saya. Ya, memilih menyuarakan kebenaran dan kejujuran itu memang mahal harganya sehingga saya pun tak menyalahkan teman-teman publisher lain yang lebih memilih jalur aman dengan tak mau mengkritik advertiser biar aman dan lancar dapat rejeki terus dari pengiklan.

3. Dipecat sebagai Publisher

Resiko yang ketiga ini, dipecat sebagai publisher, bukan sesuatu yang tak mungkin tidak terjadi. Bisa saja karena mereka (advertiser) punya duit, punya kuasa sehingga bisa saja melakukan itu.

Namun, saya berharap mudah-mudahan ini tak sampai terjadi dan menimpah saya. Dan saya berharap jika Anda yang masih berharap terus dapat job dari pengiklan, salah satunya dari IBN, sekali lagi jangan tiru jejak saya ini. Resiko ketiga ini siap menyambut Anda, dipecat.

4. Dipenjara dijerat Pasal 27 UU ITE

Satu momok yang paling besar dan paling menakutkan melakukan kritik di internet adalah dianggap dan dituduh mencemarkan nama baik seseorang. Dan jeratnya tak main-main. Penjara selama 6 tahun siap menanti Anda sebagaimana dulu pernah dirasakan Prita Mulyasari ― yang sempat mencicipi penjara sebentar karena didakwa telah melanggar Pasal 27 Ayat 3 UU ITE akibat pernah menulis email yang mencemarkan nama baik Rumah Sakit Omni di internet.

Ya, pasal karet UU ITE yang menuai banyak kontroversi itu sampai sekarang dianggap momok karena bisa sebagai alat penguasa, para korporat, juga orang-orang yang berduit untuk memasung kebebasan kita berekspresi di internet.

Bagi Anda yang tak mau ambil resiko sangat tidak disarankan untuk mengkritik di internet. Terlebih nyali Anda kecil kalau sudah berhadapan dengan aparat penegak hukum yang prakteknya banyak berpihak kepada yang kuat, bukan yang lemah seperti blogger kayak kita ini.

Demikian sedikit opini dari saya. Jika Anda ada tambahan atau barangkali sanggahan terkait opini saya ini saya persilahkan menambahkan. Silahkan tinggalkan tanggapan Anda dalam kolom komentar, terima kasih.


Bookmark and Share

Minggu, 10 Juli 2011

4 Alasan Mengapa Saya Melabeli Tulisan Berbayar Di Blog Dengan Label Advertorial

Ethics Writing
Barangkali ada yang kepingin tahu alasan saya mengapa saya selalu melabeli tulisan berbayar di blog ini dengan label Advertorial (iklan)? Juga tulisan-tulisan yang mengandung unsur penawaran marketing dengan label advertorial? Mengapa? Padahal, banyak para publisher lain yang tetap enggan atau tidak mau melabeli review berbayarnya dengan label advertorial ― yang memberi keterangan kalau itu adalah iklan.

Ingin tahu? Berikut ini adalah alasan-alasan saya:

1. Etika Jurnalistik

Alasan etika jurnalistik ini yang menjadi alasan utama saya karena ini adalah alasan yang berlaku dalam kaidah jurnalistik. Dalam aturan jurnalistik memang ada etika yang tak membolehkan untuk mencampur-adukkan antara muatan editorial (artikel umum) dengan iklan. Harus ada border dan label khusus yang memisahkan keduanya ― antara artikel dengan advertorial ― sehingga pembaca menjadi jelas mana yang iklan dan mana yang opini medianya. Silahkan Anda baca buku Jurnalisme Sastrawi terbitan Pantau. Di buku itu Andreas Harsono menjelaskan masalah ini dengan amat jelas.

Lalu bagaimana dengan blog? Bukankah blog bukan media? Tentu saja sah-sah saja, bukan kalau tak mematuhi kaidah jurnalistik tersebut? Iya, sih, blog kan bukan media, tentunya tak harus terikat dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Tetapi, yang namanya etika bukankah itu sebuah aturan sosial. Sebagai masyarakat sosial apa iya Anda tidak mau memperdulikan aturan sosial ini?

Tapi, ya sekali lagi semua kembali ke pilihan masing-masing blogger (publisher). Tapi kalau saya tetap memberikan label sebagai advertorial kalau itu iklan. Masalah nanti ― sejauh ini belum ada ― advertiser menolak iklannya saya beri label sebagai advertorial saya tinggal bilang: “Kalau di media boleh dilabeli advertorial kenapa di blog tidak boleh?”

2. Etika Ngeblog

Kalau saya mengutip dari blog Ndorokakung disini, baca “Blogvertorial Pecas Ndahe” sebuah blog yang memuat iklan advertorial, kalau Ndorokakung menyebutnya dengan sebutan Blogvertorial. Masih menurut Ndorokakung, sebuah blog yang memuat materi artikel jualan produk dan jasa dianggap tidak melanggar etika ngeblog apabila memenuhi syarat-syarat: Yaitu dalam setiap posting pesanan produsen harus diberi tulisan “blogvertorial” yang menandakan itu adalah iklan. Dengan demikian, pembaca tahu bahwa tulisan tersebut merupakan pesanan dan si blogger memperoleh upah karena sudah membuat posting tersebut.

3. Kejujuran

Dalam pandangan saya sikap tidak terus terang dengan tidak jujur itu tipis sekali bedanya. Saat Anda tak mau terus terang kepada pembaca dengan tidak mau menyebutkan tulisan Anda sebagai iklan bukankah itu sama artinya dengan Anda menyimpan sebuah kebohongan? Bagaimanapun iklan tetap lah iklan, tetap lah tidak sama dan bisa berbaur jadi satu dengan artikel. Sama halnya seperti cerita fiksi dan non fiksi, keduanya punya batas yang jelas jadi tidak bisa dicampur-adukkan.

Oke lah misalnya Anda mau mengelak kalau tulisan advertorial Anda faktanya sangat-sangat obyektif ulasannya sesuai dengan kenyataan. Tapi yang namanya iklan tetaplah ada unsur ketidakjujuran disana yang mirip dengan sebuah kebohongan.

Masih tak percaya? Contoh sederhana. Apakah pernah Anda menjumpai artikel advertorial yang mengulas kekurangan sebuah produk? Tidak ada, bukan? Yang banyak, kan mengelu-elukan kelebihannya tapi menutup rapat-rapat kekurangannya. Mungkin ada yang beralasan, eh, memang barang yang direview sempurna, kok tanpa cacat sehingga tidak diulas kekurangannya. Jawab yang jujur, yakin ada barang yang tanpa cacat sehingga tak mempunyai sedikitpun kekurangan? Hem, boleh Anda tunjukkan ke saya apa itu contoh barangnya.

Contoh lain, dalam banyak hal saya sering mensejajarkan advertorial itu ada persamaan atau kemiripan dengan Endorsement kalau dalam penerbitan buku. Hanya jujur ngecap kelebihannya tapi tak jujur dengan menutup mata akan kekurangan bukunya. Sama, kan dengan advertorial?

4. Disclaimer

Saat saya melabeli artikel iklan blog saya dengan keterangan advertorial, saya merasa sedikit lega dan tenang karena label itu bisa berfungsi ganda. Sebagai keterangan sekaligus Disclaimer. Artinya, pembaca harus paham jika produk yang saya review itu bukan produk saya sehingga bila terjadi complain mereka mengerti dan selanjutnya akan complain ke produsennya, bukan ke publishernya. Pengecualian, yang khusus produk saya sendiri tentunya saya kecualikan.

Dan saya pun dengan tenang jika dicomplain, ya akan meneruskan dan melempar tanggung jawab tersebut ke advertisernya. Tugas publisher, kan hanya mengiklankan, bukan tempat menampung pengaduan kekurangan produknya. Betul?

Kalaupun pada prakteknya saya tetap cawe-cawe dalam kasus complain iklan advertorial ke advertiser, itu adalah bentuk tanggung jawab moral saya saja. Contoh complain saya ke Telkomsel beberapa hari yang lau di artikel “Telkomsel Diam-diam Curang Dalam Paket Promo simPATI Gratis Internet Berjam-jam”, gara-gara sebelumnya saya pernah menulis advertorial ini “Tawaran Menarik Dari simPATI freedom, Mau?

Itulah kurang lebihnya alasan-alasan saya mengapa saya tetap melabeli tulisan iklan di blog ini dengan advertorial walaupun banyak blogger publisher lain yang umumnya enggan atau tidak peduli dengan hal seperti ini dan tetap mencampur-adukkan artikel blognya dengan advertorial.

Demikian opini dari saya. Anda punya pendapat berbeda? Silahkan tinggalkan tanggapan Anda dalam kolom komentar, terima kasih.

* Tulisan ini hanya opini saya pribadi. Tidak ada maksud untuk mendeskreditkan apalagi menjelek-jelekkan publisher lain. Saya menghormati setiap pilihan masing-masing publisher, baik yang mau mencantumkan label Advertorial maupun tidak di blognya.

Sumber Foto: Ethics Writings



Bookmark and Share

Sabtu, 09 Juli 2011

Memfacebookkan Twitter dan Mentwitterkan Facebook

Facebook
Bingung tidak kalau Anda membaca judul yang saya bolak-balik di atas? Tidak usah bingung, toh sekarang hampir sama, kan keduanya? Baik antara Facebook dan Twitter sekarang nyaris tak ada bedanya, betul? Yang jelas keduanya sama-sama situs social media yang digunakan buat pertemanan, dan sama-sama populernya sehingga hampir semua fitur Twitter ada juga di Facebook. Begitupun sebaliknya.

Lihatlah Facebook sekarang! Kalau saya bilang banyak menyontek fitur-fitur Twitter. Kalau kita menyebut nama teman kita dalam status dan komentar di Facebook maka efeknya hampir mirip dengan di Twitter. Akan muncul alert ke user yang bersangkutan seperti mention kalau di Twitter jika kita nyebutin nama user Twitter orang lain di status kita.

Tinggal sekarang perilaku penggunanya, yang saya pikir masih berbeda. Karena kedua pengguna situs social media tersebut memang berbeda (mayoritas). Saya sendiri tentu saja perilakunya saat ngetweet di Twitter tidak saya lakukan di Facebook. Kebiasaan saya di Facebook pun sama, juga tidak saya lakukan di Twitter meskipun secara fitur dan tujuan update statusnya sebetulnya sama akhirnya. Ujung-ujungnya pasti bermuara ke blog saya. Kenapa? Karena keduanya saat ini saya gunakan sebagai tool buat mempromosikan blog saya.

Kalau sebelumnya saya pernah menulis tentang mindset saya yang telah berubah dalam memandang situs jejaring sosial Facebook. Baca artikel “Inilah Peluang Bisnis Yang Paling Menggiurkan di Facebook”. Kini, hal yang sama juga terjadi pada Twitter. Ada mindset yang berubah dalam memandang Twitter. Dulu, saya mengganggap karena Twitter itu berbeda dengan Facebook karena sistem pertemanannya yang tak sejajar (follow dan follower), berbeda dengan di Facebook maka saya sangat selektif dalam memfollow orang. Saya hanya follow orang-orang yang dimana dari orang tersebut saya bisa dapat sesuatu. Jadi tak follow sembarangan orang. Termasuk memfollow balik para follower saya.

Buah dari pilihan saya di atas adalah sampai hari ini follower saya di Twitter masih di kisaran angka 200-an. Padahal saya mulai ngetweet sudah sejak bulan Agustus tahun 2009. Sudah cukup lama, bukan? Tapi itu tak sebanding dengan jumlah followernya yang baru beberapa gelintir tak sampai seribu. Bandingkan, saya punya beberapa teman yang baru daftar Twitter tapi jumlah followernya langsung melejit di atas 500 orang.

Tapi ada sedikit yang membanggakan, sampai dengan hari ini saya tak pernah melakukan spamming dengan memfollow massal banyak akun di Twitter, terus mengemis-ngemis minta difollback kepada orang yang saya follow. Juga, saya tak pernah menggunakan bantuan semacam software yang katanya bisa menambah follower dengan cepat. Tidak! Semua saya lakukan secara alamiah.

Kedua, ada sedikit yang membanggakan lagi. Saya punya beberapa follower yang berkualitas. Follower dari para corporate seperti Telkomsel, Bank BNI dan IM2. Yang Telkomsel dan BNI, mereka memfollow saya gara-gara saya kritik di internet. Sementara IM2 ini yang agak aneh karena saya bukan followernya, juga bukan pengguna IM2 tapi tiba-tiba mereka follow saya. Saya menduga mungkin karena saya terkenal kritis mengkritik di internet sehingga mereka (IM2) diam-diam mengamati dan perlu pasang kuping untuk mendengarkan ocehan saya di Twitter.

Sekarang mari kita bahas apa yang saya maksud dengan memfacebookan Twitter dan mentwitterkan Facebook.

Yang saya maksud dengan menfacebookkan Twitter dan mentwitterkan Facebook adalah memperlakukan pertemanan di Twitter menjadi sejajar seperti halnya pertemanan di Facebook. Begitupan sebaliknya. Menjadikan Facebook lebih sedikit terbuka dan tidak terlalu selektif dalam memberi approve invite pertemanan dari orang lain sama seperti Twitter.

Caranya? Kalau di Twitter dengan memfollow balik para follower Anda. Karena selama belum saling follow pertemanan di Twitter belum bisa dikatakan sejajar. Yang satu (follow) tidak bisa melihat upadate status (tweet) teman follower yang satunya. Itu yang pertama.

Kedua, dengan memfollow banyak orang yang Anda kenal, entah itu teman offline maupun online meskipun dia bukan follower Anda. Dengan begitu jumlah follower Anda lambat laun akan bertambah banyak.

Setelah banyak followernya apa manfaatnya? Pertanyaan ini sama dengan apa manfaatnya kalau punya banyak teman di Facebook? Banyak. Contoh di Twitter, kalau Anda sudah join di IBN dan punya follower di atas 500 orang, satu kali tweet campaign bisa dihargai Rp 150 ribu per tweet. Kedua, follower banyak di Twitter dan teman banyak di Facebook itu adalah network yang amat bernilai harganya.

Selain "Network" apalagi peluang potensial yang bisa Anda dapat dengan punya banyak teman di Twitter dan Facebook? Teman banyak adalah “Asset Bisnis”. Di artikel saya yang terdahulu, baca “Inilah Peluang Bisnis Yang Paling Menggiurkan di Facebook” saya pernah menulis sebuah akun di Facebook kalau jumlah temannya sudah sangat banyak, contoh yang sudah mencapai 2000-an ke atas itu "Bisa dijual", lho. Ada pasar (orang) yang berminat untuk membelinya. Serius! Bahkan, sahabat saya sudah ada yang jualan akun Facebook ini di internet.

Terakhir pertanyaan saya, masih memperlakukan Facebook dan Twitter sebagai situs pertemanan murni? Anda berhak memilih. Yang jelas jika Anda mau memanfaatkan Facebook dan Twitter lebih dari itu (situs pertemanan) pintu telah terbuka. Saya hanya memberikan pilihan. Semua terserah kembali lagi pada Anda buat memilihnya.

Sumber Foto: Flickr


Bookmark and Share

Rabu, 06 Juli 2011

Tanggapan Telkomsel Terkait Complain simPATI Gratis Internetan Berjam-jam

simPATI gratis internetan berjam-jam
Hari selasa, 5 Juli 2011 kemarin complain saya ke Telkomsel mengenai promo Paket simPATI Gratis Internetan Berjam-jam, baca “Telkomsel Diam-diam Curang Dalam Paket Promo simPATI Gratis Internet Berjam-jam”, akhirnya mendapatkan respond positif dari pihak Telkomsel. Bapak Aditya Vendy Pradana selaku Marketing Planning Area Jawa Bali PT Telkomsel akhirnya berkenan menanggapi dan menjawab complain saya. Bapak Vendy lewat telpon dan email resmi dari Telkomsel menjawab kritikan saya yang telah menuding Telkomsel bermain curang dalam promo simPATI Gratis Internetan Berjam-jam.

Dan sore harinya sekitar pukul 15: 30 WIB pertanyaan saya yang sempat saya layangkan lewat DM di Twitter ke Telkomsel pada hari Sabtu kemarin akhirnya juga mendapat tanggapan dari pihak Telkomsel.

Karena secara sepihak kemarin saya sudah mengkritik Telkomsel dan mempublishnya di blog ini, tentu rasanya tidak fair kalau saya tidak memberi hak jawab kepada Telkomsel mengenai apa, sih yang sebenarnya terjadi dalam paket promo tersebut. Dan agar pembaca juga tahu jawaban resmi terkait masalah promo itu, baiklah saya akan jelaskan kepada Anda tanggapan resmi dari pihak Telkomsel sesuai email dan penjelasannya yang telah disampaikan kepada saya.

Paket simPATI Gratis Internetan Berjam-jam sejak awal launchingnya bulan April 2011 — meski awalnya sekitar April hingga pertengahan Juni sempat bandwidthnya tidak dibatasi, dibuka unlimited kuotanya — sebetulnya adalah paket internetan yang ditujukan buat penggguna simPATI yang ingin berinternet lewat ponsel. Bukan ditujukan buat pelanggan yang menggunakan nomor simPATI-nya untuk internetan lewat komputer dengan menjadikan nomor simPATI atau ponselnya sebagai modem.

Itulah mengapa dalam promonya ― meski dalam tanda kutip belum diberlakukan di awal ― ada Syarat dan ketentuan yang berbunyi Terdapat terminate session per tiap 5 MB. Dengan asumsi karena untuk pengguna ponsel besaran data 5 MB itu sudah lebih dari cukup buat interneten, serta sifat koneksi internetan ponsel yang cenderung putus nyambung dan tidak terlalu besar bandwidthnya, tidak seperti halnya kalau lewat komputer, pembatasan per 5 MB putus dan nyambung lagi itu sangat pas dengan tipikal pengguna internet dari ponsel.

Jadi, yang lebih tepat memang terjadi missed, salah persepsi disini. Di sudut saya (pelanggan) karena secara eksplisit Telkomsel tak memberi keterangan bahkan larangan yang menjelaskan hal seperti diatas bahwa itu tidak disarankan buat komputer. Makanya, sebagai pelanggan kita tergoda ― saya pernah menjajal dan mereviewnya di artikel Paket simPATI Gratis Internetan Berjam-jam Ternyata Berlaku Buat Internet Lewat Komputer ― untuk menggunakan promo itu buat internetan tidak hanya lewat ponsel tapi lewat komputer juga. Dan hasilnya pemberlakuan terminate session per tiap 5 MB itu yang diberlakukan mulai sekitar pertengahan bulan Juni kemarin berujung cukup mengganggu kenyamanan berinternet karena, sekali lagi, memang promo itu bukan ditujukan untuk internetan lewat komputer tapi khusus buat pengguna ponsel.

Nah, itulah missed komunikasi marketing yang terjadi dalam paket promo tersebut. Jadi sesuai penjelasan dari Bapak Vendy Marketing Planning Area Jawa Bali tidak ada niatan sedikitpun dari pihak Telkomsel untuk membohongi atau berbuat curang dalam paket promo internetan tersebut. Akhirnya saya bisa merima penjelasan itu walaupun dengan sedikit catatan masukan kepada Telkomsel.

Masukan saya kepada pihak Telkomsel adalah seharusnya ketentuan seperti itu ― yang tidak berlaku buat internetan lewat komputer ― sejak awal secara tegas dan eksplisit dijelaskan dalam syarat dan ketentuannya sehingga tidak tercipta missed komunikasi marketing pada promonya. Contoh, saya memberi masukan seperti yang ada dalam TOS (Terms of Service) ketentuan langganan BIS (BlackBerry Internet Service) Telkomsel. Dari awal pelanggan saat daftar paket Blackberry sudah diinformasikan dalam disclaimernya Telkomsel ― paket internet unlimited pada BlackBerry hanya khusus interneten lewat handset ― tidak berlaku buat penggunaan sebagai modem sehingga pelanggan dari awal sudah jelas dan tidak akan coba-coba.

Demikian penjelasan saya. Semoga tulisan ini bisa memuaskan semua pihak, terutama beberapa sahabat blogger saya yang kemarin menunggu kelanjutan dari kasus ini, serta beberapa pengunjung yang sempat bertanya kepada saya dengan meninggalkan komentarnya di blog ini, terima kasih.


Bookmark and Share

Senin, 04 Juli 2011

Bukti Hasil Pengujian simPATI Gratis Internet Berjam-jam

Masih terkait artikel saya kemarin tentang complain saya kepada Telkomsel mengenai gangguan koneksi pada Paket simPATI Gratis Internet Berjam-jam, baca “Telkomsel Diam-diam Curang Merubah Paket Promo simPATI Gratis Internet Berjam-jam”, kali ini saya akan sharing bukti-bukti pengujian saya yang telah saya lakukan pada hari ini, Senin 4 Juli 2011 pagi tadi sekitar pukul 09:00 WIB.

Hasil pengujian saya tetap pada kesimpulan bahwa ternyata sampai dengan hari ini paket simPATI Gratis Internet Berjam-jam terbukti masih tetap bermasalah. Telkomsel masih tetap mencekik bandwidth koneksi internetnya setiap pelanggan selesai melakukan transfer data 5 MB.

Test pengujian saya kali ini berada di lokasi kantor saya di jalan Malioboro Yogyakarta. Saya menggunakan nomor simPATI freedom dengan nomor 082134190199. Modem Huawei E1550. Tool pengukur kecepatan serta counter pencatat transfer datanya saya menggunakan software open source Bitmeter. Pengujian menggunakan notebook OS Windows XP. Browser Firefox sambil multitasking streaming radio online menggunakan aplikasi Winamp.

Berikut adalah data-data hasil pengujian saya.

Pada hasil test yang pertama counter hasil transfer data (download) Bitmeter saya mulai (start) dari angka 5 MB. Kondisi koneksi masih berjalan normal hingga counter Bitmeter mencatat download data sebesar 10.52 MB. Ini bisa Anda lihat dari grafik Bitmeter pojok kanan bawah monitor berwarna merah yang konstan di kisaran speed 80-an kbps. Bisa Anda lihat seperti dalam Gambar 1 di bawah.

Gambar 1 Pengujian simPATI Gratis Internet Berjam-jam
Gambar 1

Tetapi pada saat download mencapai angka 10.78 MB, lihat Gambar 2 di bawah, bandwidth langsung dicekik. Tapi anehnya sambungan masih terkoneksi, tidak putus. Anda bisa lihat grafik merah Bitmeter yang langsung turun menghilang dan angka kecepatan transfer downloadnya juga langsung turun drastis menjadi 0 kbps. Dan posisi streaming radio di Winamp juga berhenti (buffer) karena tercekik mencari bandwith jaringan internetnya.

Gambar 2 Pengujian simPATI Gratis Internet Berjam-jam
Gambar 2

Setelah itu saya lalu disconnect modemnya. Selang dua menit kemudian saya coba connect kembali. Dan hasilnya seperti Anda lihat di Gambar 3 di bawah. Grafik merah penunjukan Bitmeter langsung muncul. Angka kecepatan saat mendownload berada di kisaran angka 133 kbps. Proses buffer radio kembali lancar dan suara radio kembali terdengar karena sudah lancar streamingnya.

Gambar 3 Pengujian simPATI Gratis Internet Berjam-jam
Gambar 3

Di Gambar 3 angka counter Bitmeter berada di angka 11.43 MB. Setelah berjalan sekitar tujuh menit penunjukkan counter Bitmeter mencapai angka 16.06 MB bandwidth kembali dicekik. Koneksi yang awalnya lancar menjadi terhenti tapi tetap tidak terputus. Bisa dilihat di Gambar 4 di bawah, grafik merah Bitmeter langsung turun. Kecepatan internet langsung drop menjadi 0 kbps. Terus streaming radio kembali mengalami buffer karena mencari bandwidth jaringan internetnya.

Gambar 4 Pengujian simPATI Gratis Internet Berjam-jam
Gambar 4

Kesimpulan dari pengujian saya ini adalah Telkomsel prakteknya berbuat curang dengan memberlakukan Terminate Session per 5 MB sekali. Terbukti setiap kelipatan 5 MB, internet yang dalam promonya dijanjikan gratis sampai berjam-jam pada prakteknya bohong belaka. Bagaimana tidak? Karena bandwidthnya sengaja dikecilkan sampai nol. Itu artinya tak gratis sebab tak bisa dipakai lagi. Kecuali kalau kita mau capek connect dan disconnect berkali-kali baru bisa gratis sampai berjam-jam.

Pertanyaan saya di akhir tulisan ini: Memang ada orang yang mau repot begitu hanya demi memburu gratis? :D

Update 6 Juli 2011:
Jika Anda ingin membaca tanggapan resmi Telkomsel terkait posting ini silahkan baca artikel "Tanggapan Telkomsel Terkait Complain simPATI Gratis Internetan Berjam-jam".


Bookmark and Share

Sabtu, 02 Juli 2011

Telkomsel Diam-diam Curang Dalam Paket Promo simPATI Gratis Internet Berjam-jam

Pagi tadi saya mengirim DM (direct message) ke official Twitter Telkomsel. Ya, kebetulan kami memang sudah saling follow sehingga saya bisa kirim DM ke Twitter Telkomsel. Isi DM saya ada 5 (lima) poin yang berisi protes saya mewakili keluhan sahabat blogger saya Mas Hoeda Manis, serta beberapa pengunjung blog saya mengenai perubahan terminate session pada Paket simPATI Gratis Internet Berjam-jam. Bunyi pesan DM yang saya kirim seperti gambar berikut:

DM TwitterDan lewat Twitter saya juga kirim mention ke Telkomsel yang intinya sama, saya mohon agar ditanggapi protes saya. Saya memberi warning sampai dengan sore hari ini agar ditanggapi.

Namun apa kenyataannya? Meski saat saya menulis posting ini jam sudah menunjukkan pukul 20:00 WIB. Artinya, waktu sore telah lewat tetapi pihak Telkomsel benar-benar tak mengindahkan pesan saya di Twitter.

Oke, jadi sesuai dengan komitmen saya, lewat posting ini saya ingin memberitahukan kepada Anda semua bahwa ternyata kali ini Telkomsel benar-benar bermain curang. Telkomsel telah merubah paket promo yang celakanya masih begitu gencar diiklankannya. Promo simPATI Gratis Internet Berjam-jam ternyata kini menjebak sekaligus menipu pelanggan. Telkomsel dengan seenak udelnya merubah ketentuan promo gratisnya.

Paket internet yang awalnya dijanjikan gratis ternyata prakteknya sudah tidak gratis sepenuhnya lagi. Tapi sudah dirubah per 10 menit sekali atau per 5 MB transfer datanya berhenti. Artinya, jika Anda ingin menikmati gratis internetnya sekarang harus sering-sering melakukan connect dan disconnect berkali-kali. Jika tidak koneksi akan berhenti. Ini sungguh berbeda dengan waktu pertama kali promonya dilounching bulan April 2011 lalu. Dulu, Telkomsel tak pernah melakukan terminate session yang sampai menghentikan koneksi datanya.

Mengapa saya sampai berani mengatakan Telkomsel menjebak dan menipu? Karena saya melihat di websitenya samasekali tak ada TOS (Terms of Service) penjelasan atau ketentuan yang menjelaskan perubahan tersebut. Silahkan Anda lihat bukti screnshotnya yang saya ambil dari website Telkomsel sore tadi.

simPATI Berjam-jamKalau Anda ingin lebih jelas, baca artikel Mas Hoeda Manis disini untuk buktinya. Juga, kesaksian beberapa pengunjung dalam kolom komentar di artikel saya yang mengulas tentang Paket simPATI Gratis Internet Berjam-jam. Baca artikel “Paket simPATI Gratis Internetan Berjam-jam Ternyata Berlaku Buat Internet Lewat Komputer”.

Nah, lewat tulisan ini saya ingin menyatakan complain keras kepada pihak Telkomsel, serta sekaligus sebagai atas nama pribadi yang pernah menulis review, dan Advertorial yang mewakili Telkomsel, saya memohon maaf kepada Anda para pengunjung blog saya. Saya terpaksa harus meralat kedua artikel saya yang berjudul: “Tawaran Menarik Dari simPATI freedom, Mau?” dan “Paket simPATI Gratis Internetan Berjam-jam Ternyata Berlaku Buat Internet Lewat Komputer”. Karena apa yang saya tulis (review) di artikel itu sudah tidak sesuai dengan prakteknya lagi. Sebab secara sepihak Telkomsel sudah merubah ketentuan pada Paket simPATI Gratis Internet Berjam-jam tersebut.

Terakhir, kepada orang management Telkomsel yang kebetulan mampir dan membaca posting ini saya mohon dengan hormat Anda bisa memberikan penjelasan kepada kami atas perubahan tersebut.

Update 6 Juli 2011:
Jika Anda ingin membaca tanggapan resmi Telkomsel terkait posting ini silahkan baca artikel "Tanggapan Telkomsel Terkait Complain simPATI Gratis Internetan Berjam-jam".


Bookmark and Share