twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Sabtu, 31 Oktober 2009

Pengadilan, masih perlukah?

HukumKasus penahanan yang menimpah dua pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) nonaktif, Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah, yang terus menuai kontroversi, semakin membuat saya bertanya. Pengadilan di negara kita sebenarnya masih perlukah? Saya bukan bermaksud untuk apatis terhadap aparat penegak keadilan dan lembaga peradilan di negara kita, atau berusaha ikut-ikutan membela Bibit dan Chandra yang menuai banyak dukungan di Facebook sekarang, atau bermaksud menyetujui dan membenarkan tindakan yang dilakukan pihak kepolisian yang melakukan penahanan kepada kedua pimpinan KPK tersebut.

Saya tegaskan sekali lagi, tidak. Saya hanya orang biasa yang tak tahu apa-apa, tidak mengenal siapa itu Bibit dan Chandra. Saya hanya tahu mereka dari media, yang bagi orang awam seperti saya sulit membedakan sebuah ulasan di media ini hanya murni ulasan berita atau sebuah opini yang berusaha menggiring saya ke arah persuasi pendapat pembuat beritanya.

Pengadilan di republik ini, diakui atau tidak kenyataannya memang sulit diandalkan. Sekedar contoh saja ada seorang kawan saya menceritakan ke saya tanahnya di Jl. Juanda Bandung diserobot oleh mafia tanah dan katanya didukung oleh aparat Pengadilan, berperkara selama 15 tahun dengan 22 perkara, dan masih berlangsung hingga sekarang.

Jika anda kebetulan sedang berperkara dengan seseorang, sebenarnya cara terbaik untuk menyelesaikannya –meski ini juga tidak mudah -adalah dengan cara mengajak musyawarah secara kekeluargaan. Itu lebih baik, karena kalau sudah lewat pengadilan, yang ada hanya menang dan kalah, mempermalukan atau dipermalukan, membela diri mati-matian atau membalas dendam.

Faktanya sekarang yang terjadi seperti itu. Jika di pengadilan, terlepas orang tersebut salah atau benar, terlebih yang salah, akan berusaha membela diri mati-matian agar tidak makin dipersalahkan. Dan seandainya harus kalah tidak ada satu pihak pun, kalau pun ada sedikit sekali yang mau menerima kekalahan dengan legowo dan mau mengakui kesalahannya.

Nah, ini sebenarnya yang menjadi pertanyaan mengganjal saya. Pengadilan, sebenarnya masih perlukah?

Seorang kawan dengan tegas menjawab pertanyaan saya tersebut. Tetap perlu. Alasannya, kalau pun kenyataannya pengadilan tetap tidak bisa memuaskan para pihak yang sedang berperkara dan membuat masalahnya menjadi selesai, tapi setidaknya, pelajaran yang bisa dipetik buat orang lain adalah agar tidak mengulangi kesalahan yang sama dan berperkara dengan masalah serupa. Ini yang tetap perlu.

Itu pendapat kawan saya. Lantas bagaimana dengan anda sendiri? Saya yakin tentu punya pendapat juga. Saya persilahkan untuk berpendapat!



Bookmark and Share

10 Alasan mengapa saya tidak suka BlackBerry II

BlackBerrySaya tidak menyangka akhirnya posting 10 Alasan mengapa saya tidak suka BlackBerry menjadi Popular Post, karena mendapat sambutan luar biasa dari pengunjung blog ini. Baik yang datang dari kawan blogger saya, referal link yang ada di Facebook, maupun pengunjung natural yang datang dari search engine karena mengetikkan kata kunci yang mencari informasi tentang BlackBerry.

Kalau biasanya posting saya rata-rata hanya mendapatkan hit impresion dari pengunjung dalam kisaran puluhan, posting 10 Alasan mengapa saya tidak suka BlackBerry, saat saya posting ini sudah dibaca sebanyak 202 orang. Masih rendah, sih impresion segitu kalau yang dipakai perbandingan adalah blog yang sudah ramai pengunjung, tapi setidaknya itulah impresion tertinggi yang pernah saya dapat sepanjang sejarah saya ngeblog.

Nah, karena diantara pembaca posting tersebut diantaranya adalah ada yang sudah pemakai BlackBerry, maka agar posting tersebut tidak dianggap menjelek-jelekkan apalagi mendeskreditkan pemakai BlackBerry, saya ingin menyampaikan lewat postingan ini bahwa tidak ada maksud saya untuk seperti itu kecuali hanya bermaksud memberikan perimbangan informasi di tengah euforia, kegandrungan orang pada BlackBerry yang semata-mata hanya demi gengsi belaka. Bukan demi feature bisnis BlackBerry yang saya akui sangat powerful mendukung bisnis dan tipikal orang yang punya mobilitas tinggi. Contoh seperti Mas Arkand, salah satu pengomentar dalam posting saya tersebut.

Berikut saya publish ulang update ke-10 point alasan pada posting tersebut. Saya kutip (sebagian kata-kata ada yang saya edit tapi tanpa merubah isinya) jawaban pada komentar saya dibawah posting 10 Alasan mengapa saya tidak suka BlackBerry.

1. Benar sekali, kalau pada handset biasa, non BB kita harus beli lagi untuk memproteksi kepemilikan ini. Namun sayangnya tidak semua orang membutuhkan software atau feature semacam ini seperti yang ada di BB, disamping salah satunya alasannya mahal seperti kata anda (Ada yang berharga sekitar $ 10) juga sayang karena software semacam ini hanya melekat pada handsetnya, bukan simscardnya. Yang tentu saja ini bertolak belakang dengan kegemaran kebanyakan orang yang lebih sering ganti handset sampai beberapa kali per tahun tapi tetap setia dengan nomor ponselnya. Dan kalau pada BB, suka atau tidak suka, butuh atau tidak butuh, fasilitas ini ada dan melekat pada BB-nya, hal yang bagi sebagian orang dianggap membuat ribet (contoh saya) tapi ada sebagian lagi (contoh anda) malah menguntungkan.

2. Benar sekali, saya setuju dengan anda, mahal atau tidak tergantung sudut pandang dan tingkat kebutuhannya. Kalau saya pribadi biaya segitu tak jauh beda dengan biaya Flash yang saya keluarkan setiap bulannya.

3.Jangan terlalu extrem, dong Mas sampai di-PHK segala. Itu sudah menyalahi aturan dari Disnaker karena tidak ada PP di perusahaan mana pun bisa memPHK orang demikian mudahnya hanya karena tidak merespond sms atau email di luar jam kerja. Kalau pun bisa ada tahap-tahapannya yang cukup panjang untuk bisa sampai proses ke arah sana.

4, 6. Benar, tidak ada keharusan pada kita, terlepas kita seorang karyawan atau seorang business man, untuk membalas sesegera mungkin chatt atau email yang masuk. Tapi secara umum orang akan tergerak, penasaran ingin segera membaca jika ada pesan baru dan jika sudah membaca apa isi pesannya, otomatis otak kita akan merespondnya. Dan bilamana itu pesan penting yang perlu segera kita execute karena menyangkut sesuatu yang penting, kebiasaan orang juga akan membalasnya segera. Ini faktanya.

7. Bukan masalah ketakutan, Mas, hanya warning agar waspada. Kebetulan disamping saya sebagai karyawan, disela-sela kegiatan saya sehari-hari saya juga seorang pelaku bisnis online di internet (Internet Marketer) dan punya account di Paypal juga yang menampung semua penghasilan saya dari internet. Sampai sekarang, alhamdulillah aman-aman saja meskipun menggunakan push email. Maksud saya hanya memberikan pemahaman saja barangkali ada yang kurang memahami bagaimana alur data atau sistem kerja email pada layanan push email. Karena di internet tidak ada satu pun pihak yang bisa menjamin data kita bisa 100% secure, aman. Kalau kita jeli kata-kata ini banyak dicantumkan di Disclaimer sebelum kita mengaktifkan sebuah layanan.

Nah, pada kasus push email, kita tahu bahwa pada saat kita create email baru pada BB atau push email lainnya, suka atau tidak suka, kita sebenarnya sudah memberikan kuasa penuh kepada pihak ketiga untuk mengakses email kita lewat username dan password email yang sudah kita berikan. Dan username dan password ini akan selalu direcord di server push emailnya sana sesuai data yang kita berikan saat create push email pertama kali. Untuk sekedar ngetest apakah benar direcord, silahkan ubah password email anda dengan login ke server emailnya langsung, jangan lewat BB. Setelah itu BB akan mengalami error dan tidak bisa ngepush emailnya lagi, selama anda tidak memperbaruhi password email bersangkutan pada BB anda. Jadi maksud saya yang tidak aman dan patut diwaspadai adalah ini, selain juga muatan isi emailnya yang dipush.

Mungkin analoginya sedikit mirip dengan akses internet pakai Proxy kalau di PC, jejak kita akan direcord oleh server Proxy. Dan Proxy bisa dibuka oleh adminnya. Sekedar perbandingan pada push email gratisan seperti Seven fasilitas PIN message ini juga ada. Jadi tidak hanya BB, satu-satunya yang bisa seperti ini.

8. Kalau saat ganti simcard mungkin tidak ada bedanya antara ponsel biasa dan BB, Mas. Maksud saya yang berbeda adalah saat ganti handset, yang mana pada ponsel biasa tidak ada keribetan seperti ini. Kalau pada BB jika kita ganti handset otomatis PIN akan ikut berubah mengikuti handset yang baru. Artinya, kontak nama kita dalam BBM yang tercatat di address book semua relasi kita akan ikut berubah juga, sehingga kita perlu meminformasikan kembali ke semua relasi agar ikut diperbaruhi. Ini yang saya maksud ribet kecuali kalau kita chatnya lewat layanan pihak ketiga seperti YM, Skype dll ya tidak masalah. Atau PIN bisa dibuat tetap sama meskipun handsetnya berubah-ubah ya tidak jadi masalah.

10. Benar sekali, Mas Nokia dan BB sama-sama kita tahu adalah produk asing. Yang berbeda adalah Nokia sudah banyak service centernya, hampir di seluruh kota-kota besar sudah ada sehingga banyak orang Indonesia yang ikut menggantungkan periuk nasinya kepada Nokia. Sementara BB berbeda, baru ada di beberapa kota aja, tidak sebanyak Nokia. Itu pun nunggu disomasi atau dipaksa dulu oleh BRTI baru mau buka service centernya di Indonesia. Ini yang saya maksud, Mas.



Demikian update posting 10 Alasan mengapa saya tidak suka BlackBerry. Semoga update ini bisa melengkapi uraian saya pada posting sebelumnya, sehingga tidak menimbulkan lagi interpretasi pemahaman berbeda dari ke-10 alasan yang telah saya tulis tersebut. Sebagai manusia biasa, saya tak luput dari salah. Saya tetap terbuka untuk dikoreksi oleh siapa pun, termasuk salah satunya anda yang kebetulan baca posting ini, terima kasih.


Update 10 Juli 2010:
Dengan berjalannya waktu dan adanya perubahan-perubahan yang telah dilakukan oleh operator BlackBerry maka beberapa diantara item alasan diatas, kini prakteknya ada yang tidak sesuai lagi dengan kondisi sekarang. Beberapa diantaranya yang sudah tidak relevan adalah alasan sbb:

1. Kepemilikan. Release PIN sudah mudah sekarang.
2. Harga. Biaya langganan BIS semakin murah dan banyak pilihan paket.
3. Maniak Gadget. Saat ini ganti handset BB semakin mudah dan tak ribet.


Bookmark and Share

Jumat, 30 Oktober 2009

Mengapa perlu PayPal di internet?

PayPalMungkin bagi para netter yang sudah lama surfing atau menjelajahi dunia maya, apalagi para pelaku bisnis online Internet Marketing, tentu sudah tidak asing lagi dengan yang namanya PayPal. Yaitu sebuah alat pembayaran internasional yang berlaku di internet, paling populer, dan banyak dipakai seluruh netter dan merchant di seluruh dunia. Reputasi, kehandalan, dan yang paling penting keamanan PayPal sudah tidak diragukan lagi dalam hal memproses transaksi financial anda di internet.

Pernah ada seorang kawan menanyakan kepada saya mengapa sebaiknya kita perlu punya account di PayPal? Bukankah kartu kredit Visa atau MasterCard saja sudah cukup untuk transaksi di internet? Betul, tapi kartu kredit tidak memberikan kelebihan-kelebihan seperti berikut ini jika dibandingkan dengan PayPal.

Nah, apa saja kelebihan itu? Mari kita lihat sama-sama kelebihan-kelebihan yang diberikan oleh di PayPal dibawah ini:

Transaksi online

Selain lebih save atau aman daripada transaksi menggunakan kartu kredit langsung, juga jika dibandingkan dengan layanan pihak ketiga lain, saya contohkan misal pakai Google Checkout, PayPal punya kelebihan karena username dan password tersendiri atau terpisah, tidak menyatu dengan semua layanan dari Google yang kita gunakan. Dan yang ketiga, PayPal adalah satu-satunya yang paling populer dan banyak dipakai seluruh merchant di internet jika dibandingkan dengan layanan pihak ketiga sejenis seperti dari Clickbank, Egold dll

Donasi online

Anda seorang dermawan dan ingin menyumbang di internet? PayPal bisa mengakomodir jiwa sosial anda dengan menyalurkan donasi anda lewat bantuan PayPal. Atau anda termasuk orang yang peduli dan ingin berpartisipasi dengan pengembangan sebuah software opensource atau freeware yang bebas anda pakai di internet? PayPal juga bisa memberikan jalan donasi online yang biasanya dilink oleh para pengembang softwarenya saat anda mau mendownload.

Transfer uang online

Selain Western Union, pengiriman cek internasional, PayPal juga bisa berfungsi seperti bank yang bisa dipakai untuk transfer menerima dan mengirimkan uang elektronik buat sesama pengguna account PayPal di seluruh dunia. Kalau pakai Western Union atau cek mungkin bisa memerlukan waktu beberapa hari baru transfer sampai di tujuan, tapi dengan PayPal bisa secara realtime diterima pemilik account PayPal yang bersangkutan mirip transfer lewat Internet Banking.

Kurs Fleksible

Mata uang yang dipakai di PayPal kursnya adalah menggunakan dolar US. Keuntungannya menggunakan PayPal, jika anda mau melakukan Withdraw (istilah mencairkan uang di PayPal) dengan catatan anda sudah memiliki saldo yang cukup di PayPal, maka anda bisa menunggu atau menyesuaikan dengan kurs dolar saat sedang naik. Dan sebaliknya, bisa melakukan pembayaran dengan PayPal menunggu saat dolar turun. Fleksibelitas yang seperti ini tidak pernah dimiliki oleh kartu kredit yang hanya memberikan pilihan menyesuaikan kurs dolar saat transaksi berlangsung saja.

Bank online

Alternatif lain daripada menyimpan uang di bank konvensional yang bisa bangkrut seperti kasus bank Century, PayPal juga bisa dipakai sebagai bank alternatif untuk menyimpan uang anda secara online dengan reputasi internasional yang sudah teruji.

Lelang di eBay

Mau ikut lelang pembelian barang murah dan menarik di internet seperti di eBay? Nah, dengan punya account di PayPal anda tidak perlu khawatir akan tertipu atau tidak diperbolehkan ikut lelang disana karena dengan punya account di PayPal reputasi anda akan diterima dan diakui orang sedunia. Alamat pengguna PayPal yang bertransaksi disana sudah diverifikasi oleh PayPal sehingga kecil kemungkinannya terjadi penipuan.

Demikian kurang lebih manfaat dari PayPal. Jika dirasa ada yang kurang atau terlewat silahkan ditambahi, terima kasih dan mudah-mudahan info ini bermanfaat.



Bookmark and Share

Kamis, 29 Oktober 2009

Seandainya Saya Mati Muda

Mati

Satu hal yang belum sempat terpikirkan oleh saya saat ini adalah bagaimana seandainya saya mati sekarang? Tuhan memanggilku lebih cepat dari rata-rata Angka Harapan Hidup (AHH) orang Jogja yang averagenya di angka 73,17 tahun. Mungkin pertanyaan ini terdengar aneh di telinga Anda. Karena berbicara tentang kematian sebenarnya sesuatu yang tabu dan jarang orang mau membahasnya. Mungkin hanya perusahaan asuransi dan pemakaman saja lah yang terang-terangan membahas dan mempersiapkan matinya seorang manusia, tidak saya dan barangkali juga Anda.

Apakah Anda setuju dengan saya? Saat hidup seharusnya kita tidak menyusahkan keluarga dan orang-orang di sekitar kita, terlebih saatnya nanti kita harus mati jangan sampai kita juga menyusahkan orang yang hidup. Orang-orang tercinta yang ada di sekitar kita. Benar tidak?

Satu lagi pertanyaan saya: Apakah Anda termasuk kaum urban yang tinggal di kota besar seperti saya? Penduduk yang tinggal di pemukiman baru seperti di apartemen, cluster, atau perumahan yang terkotak sendiri di lingkungannya, terasing dan tidak bisa menyatu, berbaur sepenuhnya dengan warga asli sekitar? Kalau ya, cerita dibawah ini semoga bisa mengingatkan Anda dan saya sendiri tentunya, yang barangkali lupa menyiapkan tentang peristiwa besar dalam hidup yang akan dialami semua manusia. Yaitu sebuah kematian.

Kemarin saya mendapat cerita dari saudara saya di Sidoarjo. Saudara saya tinggal di perumahan. Bahwa di perumahannya baru aja tetangganya melahirkan anak kembar. Namun Tuhan berkehendak lain, kedua bayi mungil tersebut akhirnya harus meninggal dunia berturut-turut selang sehari dari suka cita waktu hari kelahiran dua bayi mungil dan lucu tersebut hadir di dunia.

Yang menjadi masalah kemudian adalah saat mau menguburkan kedua jenazah bayi tadi. Karena area pemakaman warga di dekat komplek perumahan tersebut tidak mau menerima kedua jenazah tadi dikubur di sana. Alasannya, karena warga perumahan bukan penduduk asli atau warga setempat. Sementara area pemakaman sesuai kesepakatan warga hanya dikhususkan buat penduduk setempat saja. Sehingga kedua orang tua bayi tersebut terpaksa harus mengirim dan menguburkan jenazah anaknya ke tempat daerah asal orang tuanya di daerah Lamongan sejauh sekitar 60 KM dari rumahnya.

Mendengar cerita itu, saya lantas berpikir, bukankah problem semacam ini hampir sama dialami juga oleh mayoritas kaum Urban yang tinggal di lingkungan perumahan kota? Karena rata-rata developer perumahan jarang yang menyisahkan tanah di areal perumahannya untuk area pemakaman atau Rumah Masa Depan buat kita. Betul tidak? Saya lalu teringat dengan rumah saya sendiri di Jogja, tempat tinggal saya sekarang. Bagaimana nanti jika saya secara tiba-tiba mati muda. Tuhan mengambil saya lebih cepat dari perkiraan saya? Apakah saya tidak akan menyusahkan istri, anak-anak dan tetangga saya kalau harus menguburkan saya, terlebih daerah asal saya di Jawa Timur yang jauhnya 300 KM dari Jogja.

Saya rasa ini fakta yang perlu juga Anda pikirkan sekarang jika kondisi Anda mirip dengan saya atau cerita bayi meninggal yang ada di perumahan saudara saya tadi. Karena hampir semua developer perumahan kebanyakan jarang melakukan investasi areal pemakaman buat para calon pembeli perumahannya.

Mungkin kalau Anda sudah terbiasa tinggal di luar negeri seperti di Amerika atau negara maju lainnya, investasi tanah makam buat rumah masa depan kita adalah sudah hal biasa, yang sudah mereka lakukan di sana. Hal yang mana masih terdengar asing di telinga kebanyakan orang kita di Indonesia. Ya, investasi tanah makam apalagi di daerah pemakaman elite seperti di San Diego Hills Memorial Park and Funeral Homes di Karawang Jawa Barat milik PT Lippo Karawaci Tbk (Group Lippo) ini yang harga per unit bisa mencapai 4 sampai dengan 6 juta rupiah.

Tapi Anda jangan salah, masyarakat berpenghasilan tinggi di area Jabodetabek ternyata meminati bisnis kompleks pemakaman ini. "Untuk yang termahal, sudah ada keluarga yang membeli 200 meter seharga Rp 4 miliar," ungkap Jeanny Wullur Pejabat Humas Lippo Karawaci. Dan dari awal pertama kali diluncurkan awal tahun 2007 bisnis kompleks pemakaman milik Lippo ini sudah dibanjiri pemesanan sebanyak 10 ribu unit atau hampir 80 persen dari total lahan yang ditawarkan seluas 500 hektar. "Awalnya agak susah karena maksud tim pemasaran disalahartikan," ujar Jeanny Wullur lagi di Jakarta beberapa waktu yang lalu, saat diwawancara oleh koran Tempo.

Saya perlu jelaskan, saya bukan agen properti dari bisnis pemakaman itu yang dibayar dengan mereview bisnis property tersebut, juga bukan agen asuransi yang biasanya gencar dalam mencari dan memprospek orang agar ikut asuransi tertentu yang bagi kebanyakan orang, asuransi dianggap masih belum perlu. Saya hanya orang biasa yang mencoba sharing aja dan sekedar menyampaikan fakta bahwa kedepan problem kependudukan semacam ini, terlebih bagi Anda yang tinggal di kota-kota besar seperti Jakarta akan dialami oleh kita semua, terutama warga urban yang notabene warga pendatang yang tidak selamanya bisa diterima dengan baik oleh penduduk setempat akibat adanya kesenjangan sosial yang terbentuk.

Satu pertanyaan terakhir saya di akhir posting ini, sudahkah anda mempersiapkan dengan baik kematian Anda buat keluarga Anda tercinta?



Bookmark and Share

Selasa, 27 Oktober 2009

Ada apa dengan Telkomsel?

TelkomselKalau ada yang bertanya perusahaan pelayanan publik apa yang patut dimaki sekarang, setidaknya untuk pengguna internet mobile broadband di wilayah Jogja dan Jateng, mungkin jawabannya adalah Telkomsel. Betapa tidak? Hari ini adalah hari ke-4 layanan data Telkomsel Flash mengalami gangguan sejak hari Sabtu, 24 Oktober 2009 lalu sampai saat saya tulis posting ini, trouble itu belum juga bisa diatasi oleh Telkomsel. Saya ulang sekali lagi, Telkomsel, sebuah perusahaan besar yang merupakan market leader perusahaan Telekomunikasi seluler di Indonesia, yang menguasai lebih 50% pelanggan seluler yang ada di negara kita ternyata prakteknya tidak lebih baik dari Indosat, XL yang merupakan rival sekaligus pesaing terdekatnya.

Kalau saja saya tidak punya komitmen dengan diri saya sendiri untuk tidak lagi mengeluarkan umpatan-umpatan kotor dengan misuh-misuh, mungkin Telkomsel sudah pantas saya hadiahi dengan menerima pisuhan Suroboyoan saya tersebut. Baca posting saya 9 Kriteria teman yang pantas diremove di Facebook, kriteria no 5.

Hari ini saya, setelah kesekian kalinya tidak bosan-bosannya tiap hari nelpon complain ke CS Telkomsel, akhirnya saya luangkan waktu saya untuk mendatangi gerai Grapari Telkomsel Jogja. Dan hasilnya tetap tidak bisa memuaskan saya karena tidak ada penjelasan teknis lebih detil tentang apa penyebab kerusakannya selain hanya karena akibat cuaca buruk dan hujan deras yang mengguyur wilayah Jogja dan Jateng Sabtu, 24 Oktober 2009 lalu.

Saya jadi teringat waktu musibah gempa yang menimpah Padang Sumatera Barat sebulan yang lalu. Baca artikelnya disini. Telkomsel dengan ribuan BTS-nya yang ada di wilayah sana ternyata bukan jaminan untuk tetap bisa eksis saat musibah besar tersebut terjadi. Justru pesaing nomor duanya ProXL yang malah tetap berfungsi disana saat gempa terjadi. Ada apa kamu Telkomsel? Mengapa kamu sekarang jadi seperti ini? Tolong, dong hargai pelanggan setia seperti saya ini yang sudah sangat setia menggunakan produk kamu selama 7 tahun!

Ah, mungkin hanya ini yang bisa saya ungkapkan sebagai pelampiasan unek-unek saya. Harapan saya: Telkomsel perbaikilah kinerja perusahaan anda kalau anda tidak ingin tersisih dari ketatnya persaingan perusahaan Telekomunikasi seluler di negara kita yang mulai ramai dengan hadirnya para operator baru, yang semestinya di tahun ini sudah tidak berbicara lagi dengan bersaing dalam hal jor-joran tarif murah, tapi sudah mengarah ke kwalitas layanan dan value added yang harus anda berikan kepada kami ini sebagai pelanggan setiamu. Dan banner "Setelah 14 Tahun Bersama Masih Banyak Kemudahan Untuk Dinikmati" yang telah anda gembar-gemborkan, semoga tidak hanya jadi jargon semata.


Bookmark and Share

Senin, 26 Oktober 2009

Rahasia Rangking Alexa dan Google PR

Alexa RangkingKalau anda adalah seorang pelaku bisnis online, tentu tidak asing lagi dengan yang namanya Rangking Alexa dan Google PageRank, selanjutnya saya sebut PR, yang biasa kita pakai sebagai parameter atau ukuran yang menunjukkan tingkat keberhasilan sebuah blog atau website kita di internet. Semakin populer sebuah blog atau website di internet maka akan semakin tinggi pula apresiasi yang didapatkan dari Alexa dan Google. Untuk Alexa, angka tertingginya dimulai dari angka 1 s/d angka tak terbatas, biasanya dalam puluhan juta. Semakin tinggi peringkat yang didapat, berarti blog atau website kita cukup populer di dunia maya dibandingkan dengan milyaran blog atau website lain yang ada di internet di seluruh dunia.

Dan yang kedua, PR. Sama seperti Alexa, Google juga mengeluarkan peringkat berdasarkan parameter kepopuleran blog atau website di internet. Sebuah blog atau website bisa dikatakan berhasil atau populer di mata Google bilamana sudah berPR. Angka PR di Google dimulai dari angka 1 s/d 10. Bedanya kalau Alexa menganggap angka 1 sebagai peringkat tertinggi, untuk PR Google angka 10 adalah angka yang tertinggi.

Saya tidak akan membahas bagaimana cara menaikkan Rangking Alexa maupun Google PR dalam posting saya kali ini, karena saya bukan seorang pakar dalam Internet Marketing, maupun seorang yang ahli dalam hal teknik SEO (search engine optimization). Karena saya yakin di blog lain lebih banyak yang bisa menjelaskan dengan lebih baik dari saya.

Kali ini saya akan sharing pengalaman saja berdasarkan pengamatan dan pengalaman saya dalam mengelola beberapa blog saya di internet serta mengamati beberapa blog kawan saya yang secara rutin saya kunjungi setiap harinya. Nah, berikut yang bisa saya ceritakan kepada anda tentang Rahasia Rangking Alexa dan Google PR. Silahkan disimak.

Saya mengamati antara Alexa dan Google meskipun berdiri dalam satu tujuan yang sama, yaitu sama-sama merangking website berdasarkan kepopulerannya di internet, tapi saya menemukan keduanya, ada kalanya tidak sejalan dalam hal menentukan rangking tersebut. Ada kalanya malah bertolak belakang. Contoh blog saya. Saya punya blog yang sudah berumur dua tahun, content dalam bahasa Inggris, jarang sekali saya update. Sama Google dihadiahi PR 1 tapi Alexanya dihadiahi 0 alias no rangking . Dan yang kedua blog ini. Umur baru satu tahun, content dalam bahasa Indonesia, rajin sekali saya update, setidaknya 3 bulan terakhir ini, tapi sampai sekarang PR-nya masih tetap 0 tapi Alexanya sudah melejit di kisaran 1 juta saat saya posting ini.

Rangking Alexa, kalau menurut pengalaman saya blog walking ke blog-blog lain, jika sebuah blog atau website sudah mencapai angka kurang dari atau sekitar 1 juta, itu sudah termasuk bagus karena biasanya hanya blog atau website yang contentnya bagus dan banyak visitornya baru bisa nembus angka setinggi itu.

Contoh lain lagi, saya bandingkan blog ini dengan salah satu blog kawan saya. Pada blog kawan saya tersebut umurnya sudah jauh melebihi umur blog ini, Makanya, PR-nya sudah dihadiahi Google angka 3, tapi anehnya, alexanya masih di kisaran 4 jutaan, masih kalah jauh dengan blog saya yang sudah nembus di angka 1 jutaan. Akhirnya saya berkesimpulan seperti ini: Meski keduanya, antara Alexa dan Google PR, punya tujuan yang sama tapi tetap mempunyai algoritma perhitungannya sendiri dalam hal menentukan rangking sebuah blog atau website.

Sekarang boleh, kan saya berkesimpulan demikian? Ternyata masih lebih mudah untuk mengejar Rangking Alexa ketimbang Google PR yang kebanyakan harus nunggu bertahun-tahun dulu baru bisa blognya ber-PR. Dan salah satu cara cepat untuk menaikkan Rangking Alexa, selain kita harus rajin update blog dengan content artikel yang berkualitas, pasang widget Alexa di sidebar blog, pasang plugin add-ons Alexa toolbar di browser kita, terakhir adalah dengan membuat postingan seperti ini yang mengulas tentang Alexa. Anda boleh tersenyum sekarang, toh akhirnya sama saja isi postingan ini dengan blog-blog yang saya Googling dengan kata kunci “Cara Menaikkan Alexa Rangking” He… He…. Ternyata jual jamu Alexa juga, ya?! Maksudnya jamu untuk bikin sehat Alexanya agar naik. Silahkan lanjutkan tersenyumnya bareng-bareng dengan saya sekarang. Hi…. Hi….



Bookmark and Share

Jumat, 23 Oktober 2009

9 Kriteria teman yang pantas diremove di Facebook

FacebookKalau anda biasa main di micoblogging Twitter, tentu hal yang biasa jika kita follow (istilah untuk join menjadi teman di Twitter) dan kemudian tiba-tiba berubah menjadi unfollow pada seseorang yang sebelumnya kita follow, jika suatu saat kita mulai bosan atau merasa tidak cocok dengan orang tersebut.

Mengapa? Karena di Twitter semakin banyak teman yang kita follow ibarat kita sedang mendengarkan berbagai macam kicauan burung sekaligus seperti di pasar burung saja. Orang banyak menci ci cuit dengan berbagai macam update tweet yang berbeda-beda, yang memang bisa bikin pusing kepala. Hal yang sama akan sedikit aneh jika ini kita lakukan, meremove salah satu teman di Facebook. Ada apa? Mengapa saya tiba-tiba diremove? Itu pasti pertanyaannya.

Apa yang saya utarakan diatas adalah salah satu kelebihan Twitter jika dibandingkan dengan Facebook. Namun adakalanya hal yang sama perlu kita lakukan seperti di Twitter pada Facebook, meremove teman yang kita anggap tidak ada gunanya karena adanya beberapa kriteria yang pantas kita jadikan alasan untuk meremove dan tidak lagi mau melanjutkan pertemanan.

Nah, berikut ini adalah 9 Kriteria teman yang pantas diremove di Facebook, yang bisa kita jadikan alasan untuk meremovenya dari daftar teman kita:

1. Tidak saling kenal
Tidak selalu orang yang menginvite kemudian akhirnya menjadi teman kita di Facebook adalah orang yang kita kenal. Baik kenal di dunia offline (nyata) maupun online apalagi jika bukan tipe teman dalam seprofesi, sehobby atau teman dalam komunitas lain di dunia maya, tentu tidak ada gunanya berteman dengan orang seperti ini karena kita pun pasti bingung mau ngobrol apa dengan teman seperti ini sehingga saya rasa kita sudah cukup punya alasan untuk meremove atau tidak melanjutkan pertemanan dengan orang seperti ini karena hanya akan bikin penuh address book saja.

2. Tidak peduli dengan anda
Salah satu alasan kita berteman adalah untuk berbagi, baik di kala suka maupun duka. Lantas apakah tetap kita pertahankan jika salah satu dari teman kita di Facebook ada yang cuek, tidak memperdulikan kita? Contoh misal kita lagi sakit dan kemudian menuliskan status mengabarkan kalau sedang sakit, tapi dia sama sekali cuek, tidak peduli dengan kita untuk hanya sekedar kirim sebuah komentar pada status kita.

3. Terlalu asyik dengan dirinya sendiri
Hampir sama dengan alasan nomor dua, apakah perlu kita teruskan berteman dengan orang AUTIS yang terlalu asyik dengan dirinya sendiri dan tidak peduli dengan orang lain? Contoh Facebooker yang lebih asyik main game Mafia Wars tanpa peduli sama sekali dengan kita apalagi mengomentari status yang kita buat.

4. Terlalu hyperaktif update status
Seorang teman yang terlalu hyperaktif update status, terlebih dengan hal-hal yang hanya berupa “What are you doing” saja tanpa memberikan manfaat apapun buat kita, kita juga punya pilihan untuk meremovenya. Mengapa? Karena update status teman seperti ini hanya akan memenuhi halaman atau dinding Facebook kita. Kasihan, kan teman kita yang lain, yang hanya sesekali update status di Facebook jadi tidak terlihat karena cepat tergeser ke bawah oleh update status orang-orang yang model begini.

5. Mempunyai sifat-sifat buruk
Lingkungan tidak bisa dipungkiri sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang. Jika kita setiap hari disuguhi update status dari teman yang isinya cuma misuh-misuh, mengejek, menghujat dan menghina orang lain setiap hari, kita secara tidak sadar sudah membiasakan diri membaca dan mendengar sifat negative ini. Jadi jangan heran suatu saat kita akan menganggap biasa sebuah pisuhan dan berubah ketularan sifat buruk seperti ini. Maka agar hal ini tidak sampai terjadi, kita punya pilihan untuk meremove teman model seperti ini.

6. Berlagak seperti artis
Dalam sebuah pertemanan kita tentu ingin mendambakan sebuah kesetaraan, dianggap dan tidak diperlakukan sebagai ikan kecil diantara ikan-ikan kecil lainnya dalam sebuah kolam luas dimata teman kita yang berlagak seperti ikan besar, sok artis. Teman seperti ini samasekali tidak menghargai kita. Nah, saya rasa kita juga punya pilihan untuk meremove model teman yang begini.

7. Hanya mau menerima tidak mau memberi
Di Facebook ternyata tidak sedikit orang yang lebih suka menerima komentar dalam statusnya, tapi tidak terlalu peduli dengan memberi komentar sebaliknya pada status yang kita buat. Kasarnya hanya mau menerima tapi tidak mau memberi. Apakah orang seperti ini juga pantas tetap dipertahankan jadi teman kita?

8. Menjadikan anda sebagai obyek bisnis
Semua orang pasti tidak suka dijadikan obyek. Apalagi obyek bisnis berorientasi profit. Kalau kita hanya dijadikan sebagai obyek bisnis dalam sebuah pertemanan yang tanpa ada impact apa pun buat kita sendiri, ngapain harus rela diperlakukan dan menjadi teman orang model seperti ini?

9. Pasang Avatar bukan foto dia
Sudah kita tidak kenal siapa dia, profile juga dibuat sangat tertutup, avatar juga bukan berupa foto dia, apakah juga perlu berteman dengan orang seperti ini? It is okey mau pasang avatar bukan foto tapi itu bila kita sudah kenal dan sudah tahu siapa dia. Kalau tidak, ya buat apa berteman dengan orang introvert seperti ini. Betul tidak?

Demikian, semoga posting 9 Kriteria teman yang pantas diremove di Facebook ini bisa menjadi ajang instropeksi diri dan sebagai bahan renungan bersama, apakah kita sudah termasuk kategori teman yang baik buat orang lain?



Bookmark and Share

Ngemplang II

international roamingApakah sedemikian banyak para Pengemplang (penghutang yang tidak mau bayar hutangnya) di negara kita sehingga perusahaan sebesar dan sekelas Telkomsel begitu takutnya menghadapi resiko pelanggan Ngemplang? Celakanya, tak terkecuali saya termasuk juga didalamnya, masuk sebagai daftar orang yang patut diwaspadai akan Ngemplang.

Pengalaman loyalitas yang sudah teruji selama bertahun-tahun jadi pelanggan setia yang tidak pernah telat membayar apalagi Ngemplang, seharusnya ini lebih jadi perhatian, daripada, ini sekedar contoh secarik kertas keterangan gaji dari kantor yang begitu mudahnya dimanipulasi dan dimarkup sekarang. Betul tidak? Masih ingat dengan omelan saya ini? Nah, kali ini saya akan cerita pengalaman saya sendiri, setidaknya menurut saya, saya adalah termasuk orang yang patut diwaspadai sebagai Pengemplang.

Pada akhir Oktober tahun 2007 lalu (tepatnya tanggal 27) adalah kali pertama saya bepergian ke luar negeri. Sebelum hari H keberangkatan saya tersebut, saya mengaktifkan fasilitas International Roaming pada ponsel saya agar selama di luar negeri tetap bisa berkomunikasi alias berhalo ria dengan keluarga saya di Indonesia. Singkat cerita saya mendatangi Grapari Telkomsel jalan Pemuda Surabaya untuk mengaktifkan fasilitas tersebut.

Sesampai giliran saya di Customer Service Grapari, saya dijelaskan, untuk bisa mengaktifkan International Roaming selama di luar negeri, syaratnya ada 2 pilihan. Yang pertama, ini cukup berat menurut ukuran saya, karena saya bukan pengusaha atau orang yang banyak duit sehingga sering ke luar negeri dan mungkin tidak terlalu mempermasalahkan syarat ini, tapi karena saya hanya seorang karyawan yang kebetulan dapat bonus study tour ke luar negeri dari perusahaan. Yaitu syaratnya saya harus setor deposit dulu sebesar 2 juta rupiah.

“Alamak! Besar sekali, “pikir saya waktu itu. Saya mencoba meyakinkan dengan alasan ini itu, termasuk saya ini pelanggan yang tidak pernah telat membayar dan sudah teruji selama 5 tahun berlangganan Kartu Halo, masak, sih masih meragukan kredibilitas saya dan mencurigai sebagai calon Pengemplang juga.

Customer Service Grapari tetap menjelaskan kepada saya bahwa aturannya sudah seperti itu untuk menghindari resiko, karena biaya International Roaming di luar negeri termasuk mahal jadi Telkomsel tidak berani mengambil kebijakan dengan meniadakan biaya deposit tersebut.

Dan alternatif kedua, alternatif ini yang kemudian saya pilih adalah merubah sistem tagihan Kartu Halo saya menjadi sistem autodebet ke kartu kredit. Kalau anda orang Batak, mungkin akan bilang: “Bah! Enak kali, kau Telkomsel? Mau untung besar tapi minim resiko.” Bagaimana tidak? Pikir saya, seandainya terjadi resiko Dikemplang, resiko itu sudah dipindahkan ke bank penerbit kartu kredit saya, sementara Telkomsel tetap enak-enak menuai untung dengan menikmati profit besar mahalnya biaya International Roaming. Saya bilang mahal karena akhirnya saya tahu, selama di luar negeri untuk kirim satu SMS saja per message sebesar Rp 5 ribu. Untuk terima telpon mesti bayar sekian ribu permenit apalagi kita sendiri yang nelpon. Wah-wah mahal memang!

Cerita sedikit Tentang Siapa Saya, saya orang Surabaya, Kartu Halo saya juga terdaftar sebagai nomor Surabaya, namun karena waktu itu kebetulan saya sudah stay di Jogja maka sama CS Grapari Surabaya, saya disarankan agar mengurus pengaktifan International Roaming ini lewat Grapari Jogja. Akhirnya prosesnya saya lanjutkan ke Grapari Jogja beberapa hari kemudian tanpa ada kendala, dan fasilitas International Roaming Kartu Halo saya sudah aktif setelah sebelumnya saya mengurus fasilitas autodebet tersebut ke bank penerbit kartu kredit saya. Satu yang menjadi catatan dan tetap masih ingat sampai sekarang adalah pihak CS Grapari menjelaskan kepada saya untuk pemakaian pulsa selama International Roaming biasanya proses penagihannya tidak bisa cepat, mundur beberapa bulan karena harus menunggu penghitungan billing yang ditagihkan dari pihak operator dari luar negeri baru kemudian akan ditagihkan ke saya.

Setibanya kembali di Indonesia, beberapa hari kemudian sekitar diatas tanggal 10 Nopember 2007 saya terima tagihan billing Kartu Halo saya. Benar sekali, biaya International Roaming memang tidak murah. Tagihan saya waktu itu naik tiga kali lipat dari tagihan normal saya. Dan ini yang kemudian yang saya simpulkan sebagai tidak pinter. Mengapa? Ternyata untuk bulan Nopember tersebut saya masih tetap harus bayar tagihan Kartu Halo saya secara manual karena pada awal bulan Nopember, saat biasanya jatuh tempo pembayaran kartu kredit saya, ternyata fasilitas aoutodebet pembayaran Kartu Halo saya masih pending statusnya dan baru berlaku bulan depannya, sementara Kartu Halo jatuh tempo pembayarannya tanggal 20. Jadi percuma, dong saya ngurus kemarin. Dan percuma juga Telkomsel memberi syarat seperti itu, toh saya tetap bayar manual untuk pembayaran tagihan International Roaming saya, yang prakteknya ditagihkan lebih cepat. Dan resiko saya bisa Ngemplang masih tetap terbuka lebar-lebar, bukan?

Namun untungnya, kebiasaan orang Jawa selalu bilang untung meski saat rugi sekali pun. He…. He…. Saya bukan tipe orang Pengemplang. Kalau saya ngemplang mana mungkin cerita-cerita disini? Hi… Hi….Saya tetap membayarnya meskipun untuk itu saya harus merogoh kocek dalam-dalam karena lumayan besar untuk sekedar berhalo ria di luar negeri.

Pelajaran yang bisa saya petik dan bisa saya share kepada Anda, yang mungkin kebetulan belum pernah ke luar negeri adalah agar biaya nelpon selama di luar negeri menjadi murah, sebaiknya pertama, Anda gunakan telpon VOIP dari ponsel Anda karena biaya GPRS di luar negeri di beberapa negara masih terbilang lebih murah dibanding biaya GPRS semua operator GSM di negara kita. Kedua, jika terpaksa tetap pakai telpon biasa, gunakan nomor lokal di negara sana. Itu jauh lebih murah dibanding kita mempertahankan nomor Indonesia untuk bisa dipakai International Roaming disana. Ketiga, jangan menggunakan nomor pasca bayar selama di luar negeri, pakai aja nomor prabayar, itu lebih memudahkan kontrol pemakaiannya selama di luar negeri. Dan yang terpenting, silahkan dinote "Keluar dari resiko dan rasa sakit hati karena dianggap calon pengemplang"



Bookmark and Share

Selasa, 20 Oktober 2009

Fring, Killer Aplication untuk VOIP dan Messenger

fringTanpa bermaksud 'Kemlinthi' (nggaya, Red) hampir semua fungsi BlackBerry ada di ponsel saya. Masih ingat, kan dengan kata-kata pada posting 10 Alasan mengapa saya tidak suka Blackberry? Nah, salah satu aplikasi canggih yang bisa diandalkan untuk menandingi fasilitas messenger pada BlackBerry (BBM) ini adalah aplikasi bernama Fring, yang bisa memfasilitasi fungsi canggih, bahkan lebih powerful karena bisa multiple account sekaligus. Mau chat dengan Yahoo Messenger (YM) bisa. Mau Chat dengan Gtalk bisa. Mau chat dengan SKYPE bisa. Mau chat dengan ICQ bisa, Mau chat dengan MSN Messenger bisa dan masih banyak lagi. Kalau anda sudah punya account di Facebook atau Twitter, mau update status lewat Fring juga bisa, bahkan anda akan mendengarkan kicauan khas burung mencuit dari Twitter setiap kali ada teman yang anda follow update statusnya secara realtime. Hebat bukan?

Dan terakhir, ini yang paling hebat dan dahsyat menurut saya, Fring punya kelebihan sebagai ‘Killer Aplication’ yang jarang dimiliki oleh aplikasi sejenis, yaitu bisa melakukan panggilan VOIP (voice over internet protocol) gratis lewat ponsel dengan sesama pengguna account Fring , SKYPE dan VOIP Rakyat di seluruh dunia. Gratis maksudnya anda tidak perlu membayar pulsa lagi kecuali hanya bayar biaya GPRS saja, yang tentunya jauh lebih murah. Dan kalau anda ingin benar-benar gratis, silahkan nebeng aja pada WIFInya (khusus ponsel yang sudah support WIFI) kampus, cafe atau Mal-mal yang kini mulai menjamur.

Gimana anda tertarik dengan aplikasi ini seperti saya? Kalau jawabannya ya, silahkan download langsung aplikasi ini ke website Fring. Ini alamat urlnya www.fring.com. Anda tidak usah khawatir, hampir semua merek ponsel sudah disupport oleh Fring. Dan anda nanti akan diberikan 3 pilihan cara untuk mendownloadnya. Pertama, bisa lewat SMS, kedua lewat akses WAP di ponsel anda, dan ketiga lewat PC dengan mendownload filenya kemudian lewat kabel data atau bluetooth anda pindahkan ke ponsel dan menginstallnya.

Berikut ini adalah video tutorialnya bagaimana cara menggunakan atau ‘make a free call using Fring’ pada ponsel anda. Silahkan anda lihat videonya berikut ini.



Dan ini video tutorialnya khusus buat para pengguna iPhone, dan iPod yang sudah support dengan WIFI.



Demikian sharing Tips saya kali ini, mudah-mudahan info ini bisa bermanfaat buat anda.



Bookmark and Share

Minggu, 18 Oktober 2009

Hot News Susunan Menteri Kabinet SBY

menteri kabinet SBYGuyonan atau Joke ‘Sedang menunggu telepon dari Cikeas’ ternyata cukup ramai dilontarkan kawan-kawan saya. Kalau sebelumnya hanya sekedar guyonan saat ngobrol sambil minum kopi dengan teman, kemudian guyonan tersebut muncul juga dalam update status di Facebook, muncul di status Twitter beberapa kawan yang saya follow. Dan terakhir malah ada yang sampai diposting khusus di blognya. Apakah salah satunya termasuk anda? He.. He...

Puncaknya hari ini, saya terima dari milis nama-nama dalam susunan kabinetnya. Apakah anda salah satunya yang menerima juga? Kalau misal belum, silahkan dibaca susunan nama-namanya berikut ini. Tapi ingat sumber ini belum bisa diakuai keabsahannya karena dihembuskan orang-orang tertentu yang saya tidak tahu apa maksudnya jadi anda jangan marah-marah ke saya kalau deretan nama-namanya tidak sesuai harapan anda apalagi sampai menghujat saya. Berikut deretan nama-nama tersebut:


1. Sekretaris Kabinet : Andi Malarangeng (Demokrat/Sulsel) .
2. Sekretaris Negara: Sudi Silalahi.

MENTERI KOORDINATOR

3. Menko Politik Hukum dan Keamanan: Sutanto
4. Menko Kesra: Hatta Rajasa (PAN).
5. Menko Perekonomian: Kuntoro Mangkusubroto
6. Menko SDA: Purnomo Yusgiantoro

MENTERI DEPARTEMEN

7. Menteri Dalam Negeri: Djoko Suyanto
8. Menteri Luar Negeri: Havas Oegroseno
9. Menteri Pertahanan: Agus Widjoyo
10. Menteri Hukum dan HAM: Marsilam Simanjuntak (Sumut)
11. Menteri Keuangan: Sri Mulyani Indrawati (UI/P)
12. Menteri Pertambangan dan Energi: Evita (P)
13. Menteri Perindustrian: R. Gobel
14. Menteri Perdagangan: Anwar Supriady (UNDIP).
15. Menteri Pertanian: Prabowo Soebianto (Gerindra)
16. Menteri Kehutanan: Moh Jafar Hafsah (Demokrat).
17. Menteri Perhubungan: Bambang Susantono (ITB).
18. Menteri Kelautan dan Perikanan: Mustafa Abubakar (Aceh).
19. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi: M. Chatib Basri (UI).
20. Menteri Pekerjaan Umum: Soemaryanto Widayatin (ITB).
21. Menteri Kesehatan: Fachmi Idris
22. Menteri Pendidikan Nasional: Boedi Soesilo Soepandji
23. Menteri Sosial: Tifatul Sembiring (PKS).
24. Menteri Agama: Muhaimin Iskandar (PKB).

MENTERI NEGARA

25. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata: Ratu Atut (Banten/Golkar/ P).
26. Menteri Riset dan Teknologi: Mohammad Noeh (ITS).
27. Menteri Koperasi dan UKM: Marie E. Pangestu (C/P).
28. Menteri Lingkungan Hidup: Danang Parikesit (UGM).
29. Menteri Pemberdayaan Perempuan: Siti Nurbaya (P).
30. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara: Gamawan Fauzi (Sumbar).
31. Menteri Negara Pbgn Daerah Tertinggal: Harun Al Rasyid (NTB).
32. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional: Djoyo Winoto (IPB).
33. Menteri BUMN: Raden Pardede (Sumut).
34. Menteri Komunikasi dan Informasi: Roy Suryo (Demokrat).
35. Menteri Pemuda dan Olahraga: Tjahyo Kumolo (PDIP).
36. Menteri Perumahan Rakyat: Iskandar Saleh (ITB).



Itulah deretan perkiraan nama-nama para menteri Presiden SBY. Orang boleh saja bertanya-tanya dan sedikit gemas dengan presiden SBY yang lebih memilih banyak diam dan sedikit tertutup dalam memberikan statementnya soal ditanya kepastian siapa nama-nama menterinya. Terlebih pemanggilan wawancara para calon menteri-menterinya sudah dimulai sejak hari Sabtu (17/10/ 2009) kemarin.

“Ini kan uji seleksi, kita lihat masih ada besok, tanggal 20 dan 21. Jadi masih ada 3 hari,” kata Presiden SBY sore hari ini di kediamannya Cikeas Bogor saat ditanya kepastian para calon menterinya.

Nah, jika anda termasuk salah satunya yang menunggu, entah anda sendiri atau ada kepentingan dengan nama menteri yang akan menjabat, dan merasa tidak puas dengan deretan panjang nama-nama calon menteri tersebut diatas, mari silahkan sedikit bersabar menunggu diumumkan resmi oleh Presiden SBY beberapa hari mendatang.



Bookmark and Share

Ngemplang I

ngemplangPengalaman loyalitas yang sudah teruji selama bertahun-tahun jadi pelanggan setia yang tidak pernah telat membayar apalagi Ngemplang, seharusnya ini lebih jadi perhatian daripada, ini sekedar contoh secarik kertas keterangan gaji dari kantor yang begitu mudahnya dimanipulasi dan dimarkup sekarang. Betul tidak? Kalau sudah seperti ini yang nggak pinter sebetulnya siapa? Karena para orang tua berumur lansia adalah termasuk yang ada didalamnya. Mereka adalah orang-orang yang loyal dengan hidupnya, karena setelah sekian puluh tahun menghabiskan umurnya untuk memaknai Arti sebuah hidup, tentu akan bertambah bijak dan dijauhkan dengan kata-kata Ngemplang di sisa-sisa hidupnya.

Itu adalah ungkapan ngedumel saya jadi inget pengalaman sendiri, next akan saya posting, waktu pagi ini baca email kawan dari milis yang isinya curhat kekesalannya karena ditolak untuk bisa berlangganan telepon pasca bayar, hanya sebab sebuah alasan yang nggak mutu dan tidak masuk akal. Dia sudah tua.

Berikut petikan emailnya yang membuat saya tersenyum geli membacanya.

Tadi pagi, sabtu, 17 oktober 2009, sekitar jam 10an,
ada bapak-bapak (tepatnya kakek-kakek :)) yg hendak mendaftar
layanan pasca bayar di sebuah operator telekomunikasi yg punya lapak/cabang/ galeri/gerai/ sebutan lainnya di madiun,
namun beliau mendapat penjelasan CS :
bahwa ada peraturan yg membatasi maksimal umur calon pelanggan,
(yg dapat diterjemahkan dg kalimat lain : karena sudah tua maka tidak lulus fit and proper test)

herannya ...
bila melihat di situs operator tersebut,
untuk menjadi calon pelanggan (individu) hanya fotokopi KTP dan KK,
kemana persyaratan batasan maksimal umur berada ?

heran deh...
mengapa ada pembatasan umur segala ya...
toh, bila jaga-jaga dari konsumen ngemplang, operator dapat memakai limit rupiah tagihan tertentu,
(pada kisaran umur berapa, pelanggan yg ngemplang bayar pulsa terbanyak <> 60 ?)
atau ada unsur-unsur lain yg dapat Anda informasikan, please ...

padahal kecenderungan dari segi marketing,
warga sepuh adalah segmen pasar yg perlu diperhitungkan
saat menjalin komunikasi dengan anak-anak, cucu-cucu, saudara-saudara, handai tolan, mitra bisnis,
pundi-pundi pulsa akan mengalir ke operator ybs ...

Reply……

Ah, CS gak nyambung sih banyak. Saya juga pernah, mau ikutan
pascabayar StarOne, baca di situsnya bisa pakai tagihan kartu kredit,
eh, ditolak sama CS-nya. Padahal, saya sudah ikut pascabayar Matrix,
yg masih 1 lapak dengan StarOne. Ini CS dan Indosatnya (dari segi
marketing) ngawur semua.

Seharusnya, yg menentukan diterima tidaknya pascabayar, ya survei
donk. Mau umur 90, kalo dianggap layak (misal harta / asetnya
berlimpah), ya diterima saja. Umur 25, kalo harta tiada + nganggur, ya
calon pengemplang itu. Kecuali asuransi, umur makin tinggi resiko
jelas meningkat. Biasanya ada batasan usia.

Soal CS ini memang dilematis. Biasanya ujung tombak ini diserahkan
pada karyawan2 baru atau out-source, yg pengalamannya minim atau
dedikasinya kurang. Pernah lihat teller suatu bank, yg antriannya
panjang karena kerjanya lama. Entah ada masalah apa. Kalo saya lihat
antrian seperti itu, pasti kapok, mending pindah bank saja..



Pesan moral dari cerita ini, semoga Anda bukan termasuk tipe orang yang tidak bisa menghargai dan menghormati para orang tua seperti Customer Service pada operator seluler yang diceritakan ini ? Hati-hati Anda bisa kualat? He… He…. (Bersambung)



Bookmark and Share

Sabtu, 17 Oktober 2009

Ayo datang di Jogja Java Carnival

Jogja Carnival
Ayo datang ke Jogja Java Carnival malam ini Sabtu (17/10/2009) yang akan digelar di sepanjang jalan Malioboro Yogyakarta. Carnival tersebut katanya melibatkan seribu seniman Yogyakarta serta beberapa kelompok seni dari luar negeri. Arak-arakan pertunjukan seni digelar sebagai puncak hari ulang tahun kota Yogyakarta ke 253. Seperti diberitakan koran Tempo online hari ini Sabtu (17/10/2009)

“Ada 25 kelompok seni yang akan menunjukkan tarian dan budaya di sepanjang jalan Malioboro, dimulai pada pukul 19.00 WIB,” kata Fery Astono, Ketua Panitia Jogja Java Carnival, Sabtu (17/10).

Arak-arakan pertunjukan seni tersebut juga diiringi oleh kendaraan hias non motor dimulai dari taman parkir Abu Bakar Ali sebelah utara jalan Maliobro menuju Alun Alun utara. Sedangkan panggung utama untuk pertunjukan berada di alun-alun tersebut.

Pawai seni budaya yang bertajuk Yogyakarta "Dahulu-Sekarang-Yang akan Datang" dimotori oleh kareografer dan penari kondang Didik Ninik Towok.

Selain menampilkan seniman lokal, Jogja Java Carnival menampilkan tim kesenian dari Iran, Korea dan para mahasiwa asing yang berasal dari 13 negara yang kuliah di Universitas Gadjah Mada.

Di Alun-alun utara akan digelar pentas tari dan kesenian untuk menyambut kehadiran Gubernur Sultan Hamengku Buwono X dan para duta besar negara-negara sahabat.

”Sejak petang, jalan Malioboro ditutup dari kendaraan, jadi arak-arakan tidak akan terganggu,” kata Fery.

Menurut Haryadi Suyuti, Wakil Walikota Yogyakata, masyarakat juga bisa menyaksikan dari siaran langsung televisi lokal dan ada beberapa giant screen di beberapa tempat. “Pawai semacam ini ini bisa menjadi salah satu icon pariwisata Yogyakarta,” kata Haryadi.

Ayo tunggu apalagi, sebagai warga Jogja yang baik, silahkan ramai-ramai datang bersama keluarga ke acara Jogja Java Carnival ini. Dan sebagai bonus buat pengunjung blog ini sebagai bentuk partisipasi saya, blogger Jogja, untuk menggalakkan pariwisata di Jogja, saya ada peta digital Jogja yang bisa anda download gratis. Silahkan download langsung di link Free Download yang ada di sidebar blog ini. Atau bisa klik lewat disini



Bookmark and Share

Kenapa Seniman Nyentrik?

seniman nyentrik

Anda boleh saja mengatakan posting saya ini sebuah trilogi karena diposting berseri, dan kalau anda barangkali berminat mengaduk-aduk arsip tulisan lama saya dalam blog ini, setidaknya posting ini ada benang merah dengan tulisan saya yang lama yang berjudul Teori Ilmu Silat dan Anda Termasuk Tipe Pekerja Yang Mana. Silahkan klik linknya bilamana anda berminat untuk membaca tulisan saya itu juga. Buktikan sendiri bahwa apa yang saya tulis ini semoga juga anda amini. Ada benang merah yang menghubungkannya seperti trilogi dalam judul posting ini, yang sebenarnya awalnya adalah sambungan dari trilogi I am Truly Blogger, saya beri judul berbeda agar anda tidak jenuh membaca judulnya.

Sore tadi saya mengaduk-aduk, cari koleksi buku lama saya di rak. Saya tertarik membaca kembali buku lama karangan Arswendo Atmowiloto, yang berjudul "Mengarang Itu Gampang", yang sudah saya beli 14 tahun yang lalu. Tepatnya tahun 1995. Wow, nggak nyangka juga itu sudah lama banget. Saya bersyukur termasuk orang yang ‘primpen’ (rajin nyimpan) meskipun saya mengalami pindahan rumah total sebanyak 16 kali. Dari mulai indekost saat masih bujangan, terus tinggal di rumah terakhir yang terkena Lumpur Lapindo, hingga akhirnya stay di kota Jogja sekarang ini. Hem, mudah-mudahan sudah tidak pindah-pindah lagi.

Nah, saya ingin share salah satu bab dalam buku tersebut yang berjudul "Kenapa Seniman Nyentrik". Saya petik sebagian isi paragraf yang berupa dialog dari buku tersebut. Silahkan disimak!



Jadi, kenapa mereka pada nyentrik?

Jangan dibalik begitu. Ini kan soal penghayatan. Soal gaya hidup. Kalau mereka yang kamu anggap nyentrik itu merasa pas dengan gaya dan penghayatannya, apa salahnya? Sekali lagi, ini hanya sekedar dari sudut mana kamu memandang, dari nilai mana kamu menangkap. Kan sama saja, misalnya saya beranggapan bahwa ABRI itu lebih nyentrik. Tiap hari pakai seragam itu-itu melulu. Tiap hari mengelap sabuk, menyemir sepatu, membersihkan bintang hingga mengkilat. Bagi saya justru yang begitu tidak wajar. Tapi mereka yang menjalani mempunyai penilaian sendiri. Ini pertanda disiplin. Dan disiplin dituntut tinggi dalam kemiliteran. Tak usah jauh-jauh. Kita pergi ke pasar di sebuah kampung. Lihat dan perhatikan Hansip dengan seragam coklat itu. Dengan segala tanda pengenal. Apakah itu tidak nyentrik dibanding ibu-ibu atau babu-babu atau pedagang sayur?

Ya, tapi Hansip kan diharuskan begitu.

Sama saja. Seniman yang kamu sebutkan tadi juga “diharuskan” begitu. Bedanya, yang mengharuskan adalah dirinya sendiri. Yang menuntut seperti itu adalah dirinya sendiri. Tuntutan tetap kreatif. Untuk menawarkan nilai-nilai yang lain. Mengajukan persoalan yang baru. Yang karena baru- meski harus dalam tanda petik- jadinya masih asing, masih dianggap aneh. Pelukis Rustamaji mungkin dianggap nyentrik dan aneh. Hidupnya sederhana, padahal lukisannya laku puluhan juta-satu lukisan saja. Tapi ia tak pernah mau menjual lukisannya kalau tidak mengadakan pameran. Dan pameran itu hanya dilakukan sepuluh tahun sekali! Orang yang berpikiran bisnis, tentu akan mengatakan itu aneh. Tapi Rustamaji sendiri tak merasa aneh. Wajar. Ia hanya merasa siap untuk pameran setiap sepuluh tahun. Sapardi Djoko Damono lain lagi. Ia biasa menyimpan dulu puisinya sekian tahun setelah diciptakan sebelum dipublikasikan. Ia perlu mengendapkan, menimbang-nimbang, apakah karya itu masih patut.

Ya, tapi dengan demikian bisa dianggap kurang waras kan?

Ya, karena ukuran mengenai waras berbeda. Jangan hiraukan itu.


Sekarang kita baru mudeng Kenapa Seniman Nyentrik, bukan?

Saya ada contoh juga salah satu teman saya, yang juga seorang pekerja seni. Seorang design cover buku pada sebuah perusahaan penerbitan. Kalau anda sebelumnya pernah membaca tulisan saya yang berjudul Anda Termasuk Tipe Pekerja Yang Mana? maka teman saya ini termasuk golongan pekerja pada tingkatan 2, pekerja freelance. Orang Jakarta boleh berbangga bisa kerja dikantoran mentereng di bilangan Thamrin, berdasi setiap hari, tapi tetap terkungkung dengan ketidak bebasannya akibat adanya aturan pada kantornya. Teman saya ini adalah salah satu pekerja Work at Home. Pekerja paling bebas yang pernah saya kenal. Kerja bisa sambil pakai sarung di rumah dengan minum kopi dan tak henti-hentinya mengisap rokok. Hal yang sama tidak bisa anda lakukan kalau anda adalah tipe pekerja kantoran, termasuk saya. Untungnya saya bukan perokok.

Teman saya ini juga rada mirip dengan pelukis Rustamaji, nyentrik juga. Meski sekarang ia tinggal di Jakarta yang tipikal orang-orangnya terkenal apa-apa duit, karena iklimnya memang mengkondisikan orang jadi seperti itu, ia tetap hidup dengan kesederhanaanya. Saya hafal betul kebiasaan dia. Dia tiap hari online internet. Yahoo Mesengger bagi dia lebih mirip seperi kantor virtualnya di dunia maya. Nah, kalau dalam sehari statusnya di YM tidak online berarti dia lagi invisible karena kebanjiran order dan diuber-uber Editor. Jangan ditanya berapa job order setiap harinya. Dia sampai nolak-nolak kadang karena saking banyaknya. Terakhir dia cerita ke saya ditawarin ikutan Production House (PH) film untuk ngerjakan design grafisnya. Dia tolak, meskipun pada PH tersebut menjanjikan rupiah yang lebih gede, dia tidak mau tergoda dan tetap enjoy fokus di bidang pekerjaannya sekarang. Alasannya sederhana, dia tidak ingin serakah jadi orang dan berusaha untuk tetap loyal pada beberapa klien perusahaan pernerbitan yang sudah memberinya order selama ini. Itulah orang seni. Hampir kebanyakan orang-orangnya punya idealisme tinggi seperti itu, yang tetap tidak bisa dibeli pakai uang manapun.

Nah, tanpa bermaksud Narsis dengan memuji para Blogger, karena saya termasuk ada di dalamnya, ternyata selain pekerja seni, beberapa kawan blogger saya tidak sedikit yang mempunya sikap seperti ini. Seperti pelukis Rustamaji. Tetap hidup dengan kesederhanaannya dan tidak aji mumpung mengkomersialkan kepopuleran blognya di dunia maya. Dia tetap ikhlas berbagi tanpa berharap imbalan apapun, kecuali hanya sebuah kepuasan batin.

Satu lagi pembelajaran tentang hidup yang membuat saya tumbuh dan belajar untuk menjadi makin dewasa. Semoga tulisan ini bisa menggugah anda juga.



Bookmark and Share

Jumat, 16 Oktober 2009

I am truly Blogger II

truly bloggerKemarin saya buat postingan I am truly Blogger sebenarnya ingin menyentil kawan-kawan blogger, dulu Paman Tyo, baca artikelnya Mari Menjadi Kaya dan Bersenang-senang kalau ingin baca, juga pernah nyentil blog seperti itu dalam postingan blognya. Kalau Mas Enda Nasution malah lain lagi, dithread khusus seperti diskusi di blognya. Cukup ramai dan panjang dialog komentarnya disana.

Gerah sebenarnya saya dengan kata-kata berbaginya pada blog seperti itu. Ingin kaya kok ngajak-ngajak? He…. He…. He…. Yang dikampanyekan pada blog-blog seperti itu. Maraknya model-model blog seperti itu yang bikin mata saya nggak nyaman kalau lagi blog walking. Disela-sela posting yang sebenarnya artikelnya menarik tapi disisi lain saya dipaksa harus ngelihat iklan PPC seperti itu. Nuek…. Muak …. pingin muntah rasanya. Saya tidak perlu jelaskan blog yang saya maksud tersebut seperti apa. Kalau nemukan blog jelek ini aja anda bisa, masak nemukan iklan PPC yang begituan tidak tahu. Munafik atau pura-pura bego? He….. He…. Maaf bercanda, jangan dimasukin ke hati, ya?

Sekarang serius sedikit. Hari ini saya dapat email pencerahan baru dari seorang kawan blogger saya terkait postingan saya tersebut. Berikut saya kutip email dari kawan blogger saya itu.

Ok pak saya bisa terima, gak papa kok. Membahas posting bapak itu, bisa saja sih ada yang kebekaran jenggot, tapi ada juga yang santai- santai saja. Paradigma per-blogan sekarang memang mulai bergeser, yang pertama hanya sekedar corat-coret atau berbagi ilmu akhirnya menjadi ladang peluang mencari uang, atau bisnis.

Contoh kongkretnya saja saya. Pertama kali saya memang hanya iseng buat blog tulis macam-macam hal yang berguna mungkin bagi pengunjung, namun akal rasional saya juga jalan, apalagi saya sekarang tinggal di Jakarta, sudah berkeluarga dan punya dua anak.Untuk menutup biaya internet dan listrik akhirnya mencoba berbisnis di dunia internet, minimal biaya untuk bayar internet dan listrik bisa ketutup dari hasil blog tersebut.

Karena melihat peluang yang besar di dunia blogger akhirnya saya memutuskan untuk memanfaatkan blog untuk mencari penghasilan, siapa tahu bisa menambah uang susu buat anak saya. Dan disini saya juga terus terang artinya saya memang berbinis di dunia blog sambil kadang memposting hal-hal yang mungkin berguna bagi pengunjung.

Setelah terbukti menghasilkan uang jutaan dari blog saya semakin bersemangat dan akhirnya membuat jasa pembuatan blog yang ternyata penghasilannya lumayan, bisa nambah uang susu anak saya.Tapi kalau lagi apes kadang ada juga yang gak bayar, lari begitu saja.

Hampir tiap hari saya menerima SMS atau telpon yang berkonsultasi tentang SEO dan bagaimana bisa menghasilkan uang lewat internet, dan saya berusaha menanggapi mereka dengan baik, disinilah saya berusaha agar bisa membantu mereka. Pernah ada Orang pensiunan dari Jawa Timur yang minta dibuatkan 2 blog lengkap dengan iklan yang bisa menghasilkan uang dan karena memang bapak ini kesulitan uang maka saya minta Beliau membayar sebisanya saja. Jadi meskipun saya berbisnis, tapi saya tetap berusaha bisa membantu sesama lewat blog saya.



Semoga isi email tersebut bisa mencerahkan anda juga seperti ke saya. Terlepas saya juga disisi lain mengagumi beberapa blogger besar seperti Mas Wicak, Mas Antyo Rentjoko dan Mas Enda Nasution yang sama sekali tidak mengkomersialkan blognya, karena saya tak melihat satu pun iklan komersial ada di blognya. Mungkin bagi mereka ngeblog, akses internet sudah tidak dipersoalkan lagi karena sudah makanan mereka sehari-hari, sehingga tidak perlu menarik untung dari kepopulerannya ini karena secara profesi, bisa aja dia sudah mapan dan berkecukupan materi sehingga tidak perlu ngotot ingin cepat kaya sebagaimana kebanyakan obsesi blogger newbie dalam motivasinya untuk ngeblog, yang sering membuat jengah karena nyepam sana sini.

Nah, kalau boleh saya akan cerita pengalaman saya sendiri. Jujur, saya sendiri paling tidak harus merogoh kocek sekitar 200 ribuan, 125 ribu untuk berlangganan Telkomsel Flash buat ponsel saya dan 50 ribu s/d 100 ribu untuk beli pulsa buat modem laptop saya setiap bulannya. Ini baru bayar biaya internet, belum ngitung biaya listrik dan lain-lain termasuk tetesan keringat memeras otak untuk menulis yang kalau kata orang bisnis bilang: “Ngapain kamu capek-capek menulis tanpa dibayar, kan keringatmu bisa diperas untuk kerja lain yang hasilin duit?” Sebenarnya kalau dipikir-pikir ya iya, dan sah-sah saja pasang iklan di blog seperti salah satu kawan saya tadi, hitung-hitung ya timbal balik. Kita kan juga butuh modal untuk nulis di blog.

Hem, satu lagi pembelajaran baru buat saya untuk belajar menjadi makin dewasa meski di usia saya yang sudah tidak muda lagi. Nah, bagaimana dengan anda? (Bersambung)


Bookmark and Share

Kamis, 15 Oktober 2009

Barang andakah ini?

Asli barang tertinggal, titipan dari teman kantor di Matahari Malioboro Jogja. Apakah dalam foto ini salah satunya adalah barang anda? Kalau bukan, coba tanya ke tetangga, teman, pacar atau saudara-saudara anda. Tapi jangan ngiler dulu kalau di foto itu ada uang 200 ribu. Apalagi coba ngaku-ngaku. Hargai kejujuran karyawan toko kami yang menemukannya, toh dia tetap tidak tergoda untuk “nylentem” (nilep, Red) sendiri. Masak anda tega, sih ngaku-ngaku.

barang hilang matahari

Buruan, ya sebelum nanti kami serahkan ke yayasan sosial.



Bookmark and Share

Pilih Facebook atau Twitter?

facebook atau twitter

Kalau anda termasuk salah satu pengagum ketokohan seseorang, entah itu seorang artis seperti Tora Sudiro, yang katanya direncanakan akan main film disandingkan dengan Miyabi yang mengundang kontroversi itu, atau pengagum wajah ayu dan imut seorang Alyssa Soebandono, yang digosipkan berpacaran dengan Pasha Ungu, atau jangan-jangan malah seorang Paris Hilton yang tingkahnya sering aneh-aneh karena sering pamer dengan kehidupan glamour jetsetnya, atau jangan-jangan malah yang lebih hebat dari itu, pengagum presiden Obama yang baru saja terima hadiah Nobel perdamaian itu. Ketahuilah, Facebook ternyata tidak cocok buat anda. Dan Jawabnya, Twitter-lah yang lebih cocok dan bisa mengakomodir semua keinginan anda tersebut.

Kenapa bisa begitu? Apa kelebihan Twitter jika dibandingkan Facebook? Berikut adalah diantaranya kelebihan Twitter sepanjang pengamatan dan pengalaman saya asyik menggunakan Twitter, baca juga posting Apa yang berbeda dari Facebook, Twitter dengan Blog?

I Follow You

Anda tinggal langsung ngikut tokoh atau follow (istilah di Twitter jika mau join menjadi teman, Red) mereka dengan menjadi follower atau pengikutnya. Dan itu tanpa persetujuan apapun dari mereka, tapi langsung bisa terhubung dengan mereka. Hal yang sama tidak pernah bisa anda lakukan kalau anda main di Facebook karena harus melewati filter approval dulu. Kecuali kalau yang bersangkutan memang sudah buka account group di Facebook sehingga bisa bebas diikuti siapa saja.

Hubungan Lebih Personal

Kalau anda kebetulan sudah menjalin pertemanan dengan tokoh, entah itu selebriti atau tokoh lainnya di Facebook, anda akan tampak seperti ikan kecil diantara ikan-ikan kecil lainnya dimata ikan besar dalam suatu kolam yang sangat luas. Mengerti maksud saya, kan? Meski sang tokoh sudah menjadi teman anda dan anda sering mengomentari statusnya, tapi anda dimata dia tetap tidak lebih seperti penggemar artis saat dalam jumpa fan. Anda tidak akan terlihat dan tidak bisa kontak langsung secara personal secara lebih intens. Tentu maunya anda, anda pasti ingin terlihat, bukan? Nah, Twitter yang lebih cocok buat anda. Anda bisa langsung membalas tweet (istilah update status di Twitter, Red) mereka secara personal dua arah seperti halnya anda melakukan kontak SMS-an atau Chatting karena langsung diterima dan dibaca di dinding Twitter sang tokoh anda. Dengan catatan yang bersangkutan lagi online di komputer atau standby di Smartphonenya. Hebat bukan?

Feature Broadcast

Saya sebut feature broadcast karena ngetweet di Twitter memang lebih mirip seperti itu. Jika anda kebetulan seorang public figure dan di Twitter punya banyak teman yang menjadi follower anda, setiap anda ngetweet maka semua follower anda akan terima message itu bak SMS blasting masal yang akan diterima ratusan atau ribuan follower yang jadi pengikut anda. Powerful, bukan? Hal yang sama tidak mungkin bisa anda lakukan kalau di Facebook. Mungkin kalau di Facebook anda bisa lakukan tapi itu hanya bisa lewat fasilitas email saja. Tapi tentu sedikit ribet karena anda harus input atau add kontaknya satu-satu, tidak seperti di Twitter yang semudah anda update status di Facebook.

Feature Bisnis

Feature Broadcast seperti diatas lebih powerful untuk mendukung bisnis anda, baik bisnis online maupun offline karena informasinya akan langsung nyampai ke follower anda, tanpa ada kendala seperti di Facebook yang informasinya belum tentu nyampai ke member anda. Karena di Facebook jika seseorang punya teman yang cukup banyak, aktif juga di beberapa group, terus teman-temannya rata-rata sangat aktif untuk update status, maka informasi dari anda akan nampak seperti tumpukan kertas yang makin lama makin kebawah dan akhirnya sama sekali tidak akan terlihat oleh member dalam daftar teman anda. Hal yang sama tidak terjadi pada Twitter karena pada Twitter, tweet dikirim dan diterima secara personal di board accountnya masing-masing.

Demikian kurang lebihnya kelebihan Twitter jika dibandingkan Facebook. Silahkan ditambahi jika ada yang kurang. Gimana? Anda tertarik untuk ikutan ngetweet di Twitter juga? Silahkan langsung ngedaftar aja lewat http://twitter.com. Dan lewat posting ini sekalian saya ingin mengundang anda untuk follow ke saya. Silahkan follow saya klik disini. He….. He…..Jangan ketawa nyengir dulu, ya! “Apa menariknya follow ke saya?” Mungkin begitu pikir anda. Lha, wong saya bukan artis selebriti. Anda tidak perlu ragu karena begitu anda follow me, saya akan langsung follow you juga. Menarik, kan tawaran saya? Anda boleh tertawa ngakak atau mesam-mesem sekarang melihat kampanye terselubung ini. He…. He…. He….



Bookmark and Share

Rabu, 14 Oktober 2009

I am truly Blogger

bloggerBanyak orang bilang di jagat Blogosphere (dunia perblogeran, Red), menjadi blogger bukan profesi, meski tidak sedikit yang menjadikan ngeblog sebagai profesi, karena berharap akan dapat rupiah atau recehan dolar mengalir lewat iklan yang dipasang di blog kita. Ada juga yang mengatakan ngeblog adalah sarana untuk menyalurkan hobi menulis, karena faktanya memang tidak sedikit seorang jurnalis yang ndobel, nyambi nulis di blog. Nah, kalau berikut ini adalah alasan yang paling banyak didengungkan para blogger, meskipun saya amati maaf, terkadang sedikit munafik. Alasan untuk berbagi. Maaf, saya terpaksa mengatakan ini meskipun resikonya akan dikatakan sebagai blogger kemlinthi, kemaki, atau apalah sing membuat saya pantes untuk dikeplaki. He…. He….. He…..

Anda tidak perlu gusar dan menghujat saya dulu. Berikan saya kesempatan untuk menyampaikan pendapat saya dulu. Dan ini pendapat saya, Jika ada orang punya niat tulus untuk berbagi apakah seharusnya ada embel-embel ingin diberi? Betul tidak?

“Hey, tolong kunjungi blog saya. Content artikelnya menarik-menarik, lho dan bisa membuat anda terinspirasi atau saya punya tips-tips yang sangat bermanfaat buat anda. Tolong mampir ya dan jangan lupa kalau saya sudah berbaik hati tolong juga lihat dan klik iklan saya agar saya juga dapat money.”


Itulah setidaknya ajakan implisit yang saya lihat diam-diam pada seorang blogger dalam ajakannya untuk mengunjungi blognya. He…. He…. He…..Ayo ngaku!

Masih juga tidak mau mengakui kalau sebagian kawan blogger ada yang seperti ini? Oke, tanpa bermaksud menyindir kawan-kawan blogger saya yang lain karena bisa saja saya memang dikeplaki beneran kalau ‘nggaya’ seperti ini. Ini bukti yang tidak bisa dipungkiri kalau kita ini jadi blogger memang murni 100% untuk berbagi atau tidak. Jangan pasang satupun iklan teks, banner atau apapun yang berbau komersial di blog anda. Itu baru namanya kita benar-benar sebagai Truly Blogger yang memang niat untuk berbagi. Karena kita tidak bisa menarik untung apapun dari niat berbagi yang seperti ini kecuali hanya sebuah kepuasan batin yang sulit bisa digantikan oleh uang manapun di dunia ini, yang katanya diyakini mayoritas semua orang bisa mendatangkan kebahagiaan sejati. Baca artikel saya yang ini. Apakah anda hidup bahagia?

Kalau anda barangkali penasaran dan bertanya kepada saya: “Lantas kamu sendiri apa, dong alasannya untuk ngeblog?”

Ini alasan ngeblog saya jika anda ingin tahu, disamping saya juga punya alasan sama untuk berbagi, saya juga punya alasan lain, yaitu untuk sebuah Keseimbangan Hidup. Dengan makin derasnya arus informasi yang datang dan harus saya telan setiap hari, baik dari internet, media maupun buku-buku yang banyak saya baca setiap hari. Saya tidak ingin semuanya ini saya telan dan hanya memperkaya wawasan saya sendiri, terus akhirnya saya bawa mati tanpa memberikan manfaat sedikitpun buat orang lain. Saya bukan orang yang kerja dibagian HRD, yang mempunyai sarana untuk melepaskan dan menyalurkan hal yang seperti ini dalam sebuah training-training motivasi, juga bukan seorang guru yang dengan mulianya memberikan ilmunya lewat pembelajaran di sekolah pada murid-muridnya. Saya hanya orang biasa, baca About Me, bukan siapa-siapa, yang hanya lewat blog inilah mencoba ingin sedikit berbagi agar semakin tua otak saya tidak semakin ruwet dan 'Mbundeli'.

Demikian semoga tulisan ini bisa sedikit menjadi bahan renungan bersama, terutama kawan-kawan Blogger saya yang kebetulan mampir dan membaca posting ini. Bersambung

Note: Malaysia boleh saja mengatakan: Malaysia is truly Asia. Tapi kita para Blogger mari mengkampanyekan diri 'I AM TRULY BLOGGER'



Bookmark and Share