twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Senin, 12 Desember 2011

Buyer Pun Bisa Menipu di Internet, Tak Percaya?

China LoveBagi orang awam, maksud saya yang bukan pebisnis online mungkin sering beranggapan yang sering melakukan aksi tipu menipu di internet adalah kebanyakan seller atau penjual toko online. Dan aksi penipuan yang sering terjadi dan menimpa buyer adalah pembeli sudah pre order dengan melakukan transfer pembayaran ke seller namun kemudian barang tidak kunjung datang atau sengaja tidak dikirim oleh sellernya.

Ya, saya tak memungkiri memang banyak sekali seller gadungan di internet. Jadi berhati-hatilah setiap kali akan bertransaksi di internet. Anda harus selalu waspada sebelum memutuskan untuk belanja online. Saya pernah menulis ciri-ciri situs scamer (penipu). Baca artikel “Inilah 5 Ciri-ciri Situs E-Commerce Scam di Internet”. Silahkan Anda baca kalau Anda belum mengerti ciri-cirinya atau belum pernah membaca artikel saya tersebut.

Sekarang pertanyaannya, apakah bisa buyer menipu seller di internet? Bukankah yang umumnya menipu itu seller (penjual)? Bisa saja, kenapa tidak. Sekarang para penipu sudah semakin canggih dalam melakukan aksi tipu dayanya di internet. Kalau Anda yang kebetulan pelaku bisnis online tentu sudah tidak kaget lagi menjumpai fakta ini. Buyer menipu seller di internet.

Sebagai pelaku bisnis online yang Berjualan Barang dan Jasa di Internet, saya pun tak luput pernah punya pengalaman buruk. Pernah ditipu oleh salah satu buyer online saya. Celakanya, buyer yang menipu saya seorang wanita muslimah yang berasal dari daerah yang katanya paling islami dan disebut Serambi Mekkah. Tapi ini memang kesalahan saya, sih karena saya terlalu naif mudah mempercayai mulut manis buyer yang sebetulnya adalah jelas-jelas orang yang tidak ada itikad baik buat membayar transaksinya.

Kasus yang menimpa saya, buyer pre oder dengan membayar 50% dan sisanya yang 50% janjinya akan dibayar setelah barang sudah diterima. Dan ternyata buyernya ingkar janji. Hingga satu bulan berlalu sejak tanggal 10 November 2011 transaksi sampai dengan hari ini, saat saya tulis ini, orangnya tak mau melunasi pembeliannya. Beberapa kali saya coba kontak ke dia namun seribu satu macam alasan dikemukakannya ke saya. Intinya, dia berusaha ingkar tidak mau melunasi hutangnya.

Saya akhirnya nyerah. Mungkin saya harus belajar dari kasus penipuan ini supaya kedepan saya lebih berhati-hati lagi untuk bertransaksi di internet.

Dan kemarin saya sempat cerita-cerita dengan Sahabat saya. Rupanya pengalaman saya ini juga pernah dialami oleh sahabat saya juga. Dia juga pernah ditipu seorang wanita. Barang sudah dikirim namun buyernya tak mau membayarnya. Kedua, sahabat saya juga cerita ke saya, istrinya pernah transaksi PayPal Balance $500 USD dengan seorang wanita yang berasal dari Jogja di forum Adsense-ID. Istrinya ditipu, setelah uang ditransfer dan saldo PayPal Balance ditranfer masuk ke rekening PayPal istrinya tiba-tiba tidak berapa lama kemudian di-dispute, atau ditarik lagi ke PayPal sellernya.

Persamaan kasus antara penipuan yang menimpa saya dan kasus yang menimpa sahabat dan istri sahabat saya adalah penipunya, maaf semuanya adalah wanita. Itu yang pertama. Persamaan yang kedua dua dari penipunya dari daerah Sumatera. Sumatera? Iya, saya tidak ada maksud untuk memojokkan orang Sumatera itu penipu semua, ya karena bisa saja ini suatu kebetulan. Saya ditipu oleh orang Aceh, sementara teman saya ditipu oleh orang Medan. Dan kemarin saya juga hampir mau ditipu lagi oleh seorang wanita yang mengaku dari Palembang. Dia mengaku ke saya katanya kerja di PT Angakasa Pura Bandara Palembang.

Pelajaran yang bisa saya petik dari kejadian yang pernah menimpa saya ini adalah:

  1. Jangan mudah percaya dengan orang lain hanya karena melihat dia seorang yang kuat agamanya atau dia berasal dari daerah yang katanya paling agamis. Agama dan moralitas di negeri ini faktanya tak selalu berbanding lurus dan bukan jaminan untuk tidak berbuat jahat (menipu). Baca artikel Komaruddin Hidayat ini kalau Anda tak percaya “Keislaman Indonesia Hanya Ritual Semata, Benarkah?
  2. Jangan mudah terkecoh. Trik para penipu biasanya pakai gaya memelas karena kesulitan keuangan sehingga minta diberi keringanan harga dengan menyicil atau minta bayar di belakang saat barang diterima.
  3. Penipu sering membalik fakta dengan dalih mengatakan dia tidak mungkin menipu. Karena beralasan seringnya kasus penipuan dilakukan oleh seller. Uang sudah ditransfer tapi barang tidak dikirim.
  4. Berhati-hatilah terutama terhadap buyer wanita. Maaf, bukan maksud saya untuk menggeneralisasi atau mendeskreditkan kaum wanita, tapi fakta atau pengalaman yang telah terjadi adalah kebanyakan para pelakunya (penipu) seorang wanita. Masih ingat dengan penipu yang pernah saya tulis di blog ini, lagi-lagi kebetulan mengaku seorang wanita bernama Rina Indria?

Pertanyaan saya di akhir post ini, Apakah diantara para pembaca pernah mengalami kejadian yang sama, pernah ditipu di internet? Silahkan sharing, ya. Terima kasih.

Catatan: Pengambilan gambar foto dalam artikel ini sekedar buat ilustrasi saja, samasekali atau tidak ada hubungannya dengan para penipu online. Sumber foto diambil dari sini


Bookmark and Share

35 komentar:

  1. Nice Share mas, buyer penipu dgn berbagai upaya juga semakin cerdas modusnya. Terkadang kita sebagai seller mengejar Omzet semata itu juga menjadi salahsatu penyebab, jangankan untuk yg pertama kali beli yang lebih dari 3x pun bisa saja menipu, karena saya sdh cukup malang melintang di dunia persilatan, jadi marem mas. dan sdh mengalaminya :)

    BalasHapus
  2. yupz sy jg mengalami hal yg sm.
    brg sdh dkrm tdk dibyr sm sekali.
    bahkan sy sdh trtipu 20x mngkn lebih.
    daerah asal ga juga.
    penipu sy (maaf) ada yg dr indonesia timur.
    ada jg cwo' malah lebih berani..
    pngn grtisn, sy thu gelagatnya sy hindari eh marah2 blg sy penipu la...
    he...he...he...mo menipu ko blg org lain penipu, org indonesia memang aneh..

    BalasHapus
  3. Sumpah, itu bukan saya ataupun istri saya :D

    Btw, saya dulu juga tertipu tapi bukan uang melainkan barang. Transaksinya juga sama, via dunia maya. Kirim barang dulu,... pembayran ngga muncul2 di rek :(

    BalasHapus
  4. hihi, makanya indonesia sering banned oleh pedagang online internasional :D

    BalasHapus
  5. *tidak ada maksud rasis dalam koment saya kali ini dan juga tidak bermaksud mendiskreditkan...
    ___________________________________________


    jika mas Joko mengatakan Sumatera menjadi daerah asal sang penipu,saya bisa mahfum,karena bisa saya katakan mereka lebih melek internet daripada orang Jawa,mereka lebih dulu melek,sekali lagi melek lho,bukan tahu,kalau sekedar tahu sih orang jawa mungkin lebih tahu,...

    tapi ketika berbicara menggauli internet,orang sumatera,riau,batam lebih unggul...sedangkan di jawa hanya pada kantong2 tertentu saja yg menjadikan internet sebagai kebutuhan primer setelah makan...

    itu bisa lihat ketika saya beberapa kali bekerja ke daerah sumatera,riau dan batam,..jadi ketika ternyata kemudian mereka lebih melek dan kemudian memanfaatkan untuk kejelekan,ya wajar...

    BalasHapus
  6. wiseman say pak,
    lebih baik ketipu sekali karena ia sering berbisnis, dan tetap melanjutkan bisnisnya pak,
    daripada,
    yang tidak pernah ketipu karena dihantui perasaan takut kena tipu dalam melakukan transaksi bisnis... (dalam artian ia tidak pernah ketipu karena ia tidak pernah melakukan apapun)...
    betul nggak pak?

    BalasHapus
  7. Wah... ternyata pak Joko pernah kena tipu juga nih. Hehehe. Saya juga pernah mengalaminya, pak. Kala itu ada seseorang order "Jasa SEO" dengan keyword "pulsa murah". setelah sepakat harga (dia bayar 50%), saya mulai gerilya optimasi off page. Lumayan lama (2 bulan). lha... stelah hampir masuk halaman satu, secara tiba-tiba dia mengcancel perjanjian secara sepihak dengan alasan ada kegiatan off line. Pada saat itu saya sih maklum aja. Tapi setelah beberapa minggu, saya mencoba ngecek blog tersebut, lha jebule juga buka jasa seo. hehehehe dasar lagi apes.... (kecolongan dua kali).

    Yang penting jangan terlalu (mudah) percaya sama orang lain dalam berbisnis online.

    BalasHapus
  8. wow mengerikan sekali ya, semoga penipu-penipu itu tidak bisa tenang hidupnya sebelum melaksanakan kewajibannya melunasi pembayaran..

    atau paling mudah, gunakan aja rekening bersama :)

    BalasHapus
  9. Selama ini kita (khususnya saya) sepertinya telah terkondisikan untuk menganggap bahwa penjahat (penipu) tuh laki-laki. Akibatnya kita juga kurang waspada terhadap penjahat berjenis kelamin wanita. Kekurangwaspadaan itu pula yang mungkin dimanfaatkan sebagian wanita untuk menipu, karena mungkin mereka pikir tingkat kecurigaan pada wanita akan lebih rendah, karena selama ini kesan penipu itu hanya milik laki-laki.

    Atau jangan-jangan para penipu itu sebenarnya laki-laki yang mengaku/menyaru sebagai wanita, Pak? :)

    BalasHapus
  10. yaaah.. kalo saya bertransaksi online mending pake rekening bersama, jd lebih aman.

    BalasHapus
  11. Kita untungnya belum pernah tertipu Pak tapi hampir saja kejadian, sampai sekarang juga belum tuntas pembayarannya.
    Saya sebagai seller fashion ready stock, karena yang Pre Order masih libur dari Thailand masih banjir.
    Kasusnya begini buyer memesan (keep beberapa 5 baju) lalu dia kirim photo bukti transfer dari bank Mandiri, seperti biasa saya pastikan untuk cek rekening ternyata tidak ada transfer dari dia. Lalu saya follow up lagi dia berdalih baru di kirim sebagian, lalu saya cek lagi ada masuk tetapi cuma untuk satu baju, padahal dia pesan 5 item, jadi rupanya dia rekayasa bukti atm tersebut agak diburamkan totalnya. Tujuannya kalau saya tidak jeli pasti saya kurir semua pesanan dia dan raiblah daganganku!
    Untungnya...jadi ntinya tetap harus teliti, hati-hati, dan jeli menangkap gelagat penipuan yang akan dilakukan oleh Buyer.
    Sorry dia seorang wanita juga orang luar jawa "Makasar" ini bukan rasisme loh...

    BalasHapus
  12. Lintang Hamidjoyo:
    Ya, titik lemah kita sebagai seller benar itu, Mas mengejar omzet sehingga kadang merasa eman kalau tidak jadi closing. Rupaya para penipu tahu akan kelemahan ini. Sudah tarnsaksi 3X pun masih menipu? Wah-wah. :(

    admin:
    Tertipu sampai 20X? Wah kok bisa sampai sebanyak itu? Susah, ya kita da jujur hati-hati tak mau kirim duluan eh, malah dibilang penipu. Ini, sih maling teriak maling namanya.

    Kaget:
    Saya jadi ndak enak, nih Mas. Karena contohnya menyebut kota Medan. Tapi intinya penipu bisa dari mana saja, kok Mas. Betul? Mungkin kali ini kebetulan ada yang dari Medan.

    Jarwadi:
    Ya, Mas. Sebagai buyer pun kita tidak dipercaya oleh seller luar negeri gara-gara ulah buyer nakal.

    goest_wid:
    Ternyata penetrasi internet di Sumatera lebih baik ketimbang Jawa secara umum, ya Mas. Pantas. Kebanyakan prospek maupun pembeli online saya seringnya datang dari daerah Sumatera. Ternyata karena mereka rata-rata melek internet.

    Sriyono Semarang:
    Betul, Mas. Berbisnis kalau belum pernah kesandung (jatuh) atau ketipu belumlah lengkap. Justru dengan kasus seperti ini kita bisa belajar dari kesalahan supaya lebih berhati-hati.

    om onny:
    Berarti kasusnya mirip dengan yang saya alami Mas. Klien hanya bayar 50%. Sisanya dikemplang sengaja tidak mau dibayar.

    drg.nella:
    Ya, semoga mereka yang suka menipu tak bisa tenang hidupnya dan segera bertobat, ya Mbak.

    Rekening bersama sekarang juga bahaya, lho karena sering dijadikan money loundring. Untuk menampung hasil menipu.

    Hoeda Manis:
    Sepertinya begitu, Mas Hoeda. Orang jahat, penipu, maling dsb memang kebanyakan identik dengan laki-laki meskipun tidak sedikit wanita juga yang jahat dan menipu.

    Kemungkinan laki-laki menyamar jadi wanita itu bisa juga. Karena secara naluri laki-laki senang dengan wanita apalagi cantik. Inilah yang dijadikan senjata buat para penipu untuk melemahkan laki-laki. Analoginya mirip kuda jantan yang mudah ditundukkan oleh kuda betina.

    jacklife:
    Rekening bersama kadang bisa menjadi tempat pencucian uang hasil nipu, Mas. Pinter sekarang para penipu. Pakai rekber buat tampungan hasil kejahatan.

    Shafira:
    Wah, benar Mbak. Sebagai pedagang kita harus teliti, harus crosscek dulu dengan mengecek histori transaksinya di rekening pembayaran. Makanya saya mengaktifkan internet banking, Mbak buat melihat lalu-lintas uang masuk di rekening saya, yang saya pakai buat menerima pembayaran. Terima kasih Mbak Shafira. Baru tahu saya ada modus yang seperti itu. Kita harus terus waspada.

    BalasHapus
  13. Aih..., ilustrasinya menyesatkan :D.

    BalasHapus
  14. Hahaha,.... ekspos media juga sering menyinggung penipu yang kebanyakan juga dari Medan. Itu kenyataan ko' Pak.

    Eh, Gayus juga termasuk nipu ngga, ya? :D

    BalasHapus
  15. PAKE REKBER (REKENING BERSAMA) AJA PAK AMAN KARENA ADA PIHAK KE 3 YANG MENJADI PENENGAH

    BalasHapus
  16. Cahya:
    Untung saya taruh di bawah Catatan tentang gambarnya. Kalau di atas atau dibawah gambarnya tidak menyesatkan lagi jadinya. :D

    Kaget:
    Intinya penipu ada dimana-mana, ya Mas. :)

    hendra:
    Pakai rekening bersama ini sebagai solusi meski juga tidak menjamin 100% aman. Pakai sistem COD pun yang sangat disarankan dan aman buat transaksi online masih bisa juga dipakai buat menipu seller.

    Ini ada banyak kasus di Kaskus tentang penggunaan rekber yang bermasalah.
    http://www.kaskus.us/showthread.php?t=11821609.
    Dan ini ada lagi sistem penipuan kepada seller yang pakai sistem COD. http://www.modifikasi.com/showthread.php?249129-penipuan-rekber-rekber-palsu-(just-sharing)

    BalasHapus
  17. Menarik pak, maksut saya biasanya memang yang menipu kan seller ya. Ini kok buyer. Saya juga pernah ketipu sih, Sekarang saya lebih prefer pake rekber saja yang lebih aman...

    wah sudah cukup lama sekali saya tidak berkunjung ke tempat njenengan ya pak..

    BalasHapus
  18. Makanya mas, kemarin waktu teman saya di Pontianak ingin membeli saldo paypal saya lebih memilih transaksi tersebut lebih profesional, harus dia dulu yang melunasi baru mas yang mengirimkan saldonya. Karena apa? Karena saya lebih percaya sama mas dibanding dia... meskipun dia ada di sini dan bisa saya cari keberadaannya tapi yang pasti hubungan kami bisa saja jadi dingin hanya gara2 sejumlah uang... kapan2 semoga ada yang mau transaksi lagi yah sama kita *eh :D

    BalasHapus
  19. Kalau kita di posisi seller mungkin sebaiknya barang tidak dulu dikirim sebelum pembayaran 100% kita terima, kecuali mungkin dari 50% itu Mas Joko sudah dapat untung :D ... tentunya dengan resiko yang harus diperhitungkan misalnya kurangnya daya tarik dan kepercayaan konsumen.

    Dengan berani kita dibayar 50% dan sisanya setelah pembayaran, itu adalah trik jitu memperoleh kepercayaan konsumen meskipun dengan resiko tertipu. Benar gak ya Mas Lin...

    BalasHapus
  20. Kurnia Septa:
    Ha2... Pasti berpikir cewek cantik ini sebagai penipunya. :D

    sibair:
    Kalau rekeningbersama.com iya sepertinya memang sangat trust.
    Mudah2an tidak ketemu buyer yang nakal. Barang sudah diterima ngaku belum aja. Kalau ada kasus begini gimana, Mas? Apa bisa pakai dispute seperti kalau di PayPal?

    Honeylizious:
    Terima kasih, senang sekali saya mendengarnya. Ternyata saya termasuk orang yang bisa dipercaya sama orang lain, salah satunya Hani. Pantes kemarin Hani berani aja nitip transfer uang ke saya. :)

    Yuda:
    Benar, Mas Yuda. Meski saya ketipu sebetulnya margin saya sudah ketutup, kok Mas. Jadi tak terlalu merugi. Yang membuat saya sedih adalah mengapa ada wanita muslimah yang tega berbuat dosa (menipu) saya seperti itu.

    BalasHapus
  21. Alhamdulillah saya tidak pernah mengalami hal ini mas.

    Saya mungkin bisa dibilang cukup tegas. Sebagai seller, saya tidak akan mengirimkan barang kalau uang belum ditransfer penuh.

    Kalaupun pembeli beralasan macam-macam, saya tetap tegas. Uang harus ditransfer dulu, baru barang dikirim.

    Alasannya simpel, saya tidak tahu bagaimana karakter dan niat si pembeli. Tapi saya tahu bagaimana diri saya sendiri. Uang ditransfer, barang pasti saya kirim.

    :D

    BalasHapus
  22. arief maulana:
    Iya, sih kalau kita kan da jelas tak mungkin nipu. Tapi ya itu kadang demi mengejar omzet kita (seller) tergoda, Mas. Next saya tak akan tergoda lagi walaupun buyer memelas-melas ke saya. Karena saya pernah sekali, waktu itu buyer bayar 70% di muka dan 30%-nya di belakang. Waktu barang diterima buyernya tetap komit mau membayar. Nah, khusus yang buyer dari Aceh ini saya benar-benar kecolongan.

    BalasHapus
  23. alhamdulillah mas.. sejak saya transaksi online tahun 2007 hingga sekarang tidak pernah menipu atau ketipu mudah-mudahan dengan artikel ini saya juga semakin hati-hati lagi... dan tidak membuat kapok para pembeli dan penjual online.

    sehingga bisnis online indonesia tetap jaya.

    BalasHapus
  24. baca buku online:
    Bagus, Mas kalau belum pernah. Semoga pengalaman saya di atas bisa jadi pelajaran agar kita (seller) lebih berhati-hati lagi.

    BalasHapus
  25. Beberapa waktu yang lalu saya kira saya ini kena tipu juga bos, ya persoalan "donate". Saya sudah transfer, terus email otomatisnya jawab paling lama 4 hari aktivasi dikirim, ternyata sudah 6 hari belum juga, tapi aneh bin lucu, begitu saya menulis di kolom komentar pak Joko yang ini tiba-tiba ada email masuk dan Alhamdulillah... aktivasinya sudah ada. Untung saya belum klik "Publikasikan". Hampir saja saya cemari nama besarnya.
    Atau barangkali takut sama DIPTARA ya bos? hehe...

    BalasHapus
  26. ARP:
    Takut sama saya? Bisa aja. He2... Ya, kadang proses handling tidak semua bisa cepat. Ada waktu menunggu proses biasanya antara 3 s/d 7 hari. Sesuai pengalaman saya hanya situs-situs tertentu yang terpercaya bisa handling proses kurang dari 2 hari.

    BalasHapus
  27. Baru-baru ini saya melakukan transaksi online saya. Di mana si pembeli komplain barang yang diterima tidak lengkap tidak sesuai yang dijanjikan.
    Padahal saya sendiri yang membungkus barang dan mengirim.
    Lalu si buyer menginginkan 100% uang kembali.
    Saya tawarkan 50% tapi barang kembali ke saya dulu (karena dia sudah buka bungkus jadi ada kemungkinan dia menipu) ternyata dia tidak mau.
    Buyer seperti ini enaknya diapakan ya?

    Mau menipu kok ada yang beginian ya. jadi hati-hati bukan cuma masalah transfer, tapi dia bisa claim kalau barang tidak sesuai.

    BalasHapus
  28. vania:
    Susah juga kalau nemu buyer yang begitu, Mbak.Yang lebih extrem lagi mengaku tidak terima barangnya kemudian minta kembali uang padahal barang sudah diterima.

    Kalau menurut pendapat Saya langkah Anda sudah tepat. Minta retur barangnya dulu baru diganti uangnya. Jika buyer tak mau ya sudah biarkan saja. Kalau Mbak ganti uangnya dulu paling nanti barangnya tak dikembalikan. Jadi rugi dua kali. Kehilangan barang dan uang jadinya.

    BalasHapus
  29. Lah saya juga pernah pak,..order pertama kali, saya kirim dulu barangnya,dia bayar. yang kedua saya kirim dulu barangnya ,eeh berbagai macam alasan dia keluarkan yang intinya ga mau bayar,.
    cepat2 saja saya hubungi JNE ,untung belum diantar ke rumahnya. Allhamdulillah barang bisa kembali dengan sedikit repot dan susah...

    BalasHapus
  30. 085395896911 DENY HENDARMAN Nomer rek BRI 720001001122505 ,
    www.MANDIRIREKBER.com 089679124333,
    Tanggal 22 - sept - 2013, Saya beli barang Rp 2.225.000 , melalui www.mandirirekber.com ,
    di TOKOBAGUS,
    barang tidak di kirim dan uang saya tidak dikembalikan,
    Semoga ALLAH SWT membalas apa yang telah diperbuat.Amiin.
    Beritahu semua rakyat indonesia, agar tidak tertipu olehnya

    BalasHapus
  31. Pembeli iPhone yang menipu
    Pada hari Minggu malam, 8 February 2015 saya dihubungi oleh seseorang yang berinisial Ayung yang berniat membeli HP iPhone 6 plus 128gb yang saya pasang iklan pada olx.co.id. Setelah negosiasi yang smooth, akhirnya kita sepakat untuk COD (Cash on Delivery) di Seven Eleven di depan Sunter Mall. Berpenampilan perlente, seperti jam tangan Rolex, dan batu cincin mahal dikedua tangan serta banyak HP disaku. Mobil yang dikendarai Nissan Juke warna hitam. Perawakan akhir 40an, etnis Tionghoa dengan logat bahasa yang ramah dan sopan sekali. Kesan yang ditimbulkan begitu meyakinkan. Pemilik perusahaan bijih plastic “dua lonceng” di Cikarang dan punya waktu yang sedikit untuk wara wiri cari HP. Bahkan diakhir sesi ingin pesan dua unit iPhone lagi. Modus penipuannya seperti ini
    1. Nomor hp: 08561819320
    2. Sengaja memilih waktu weekend. Dimana banyak Bank yang offline, termasuk Bank yang saya gunakan saat itu, BCA. Dimana terkadang, transfer antar BCA saja suka “delayed” berjam jam pada saat weekend
    3. Kurang teliti saat membeli. Hanya melihat sepintas saja, tidak dicheck satu persatu kelengkapan barang, seakan akan sudah yakin dengan barang yang kita jual
    4. Benar-benar mengikuti proses M-banking BCA. Menanyakan nominal, hingga konfirmasi jumlah.
    5. Unit diperuntukkan anaknya, dengan acting sembunyi-sembunyi dengan Istri. Hingga ketika ada SMS notifikasi dari M-banking, seakan-akan dia minta izin untuk dihapus, karena takut ketahuan istri. Padahal SMS tersebut ia buat sendiri dari HPnya yang lain
    6. Dicurigai bekerja komplotan. Karena ada satu mobil Panther juga yang sedang stand by didepan Seven Eleven
    Intinya kalau jual beli barang, jangan serahkan barang jika uang belum masuk. Semoga bermanfaat untuk penjual yang lain
    Salam

    BalasHapus
  32. laporin aja kesini gan..www.laporpolisi.com

    BalasHapus
  33. mereka gak sadar apa yak kalau menipu itu dosanya besar, kan termasuk hutang itu, jangan harap masuk surga kalau masih punya hutang di dunia ini...

    BalasHapus
  34. Sama seperti kejadian diatas. kronologisnya buyer membeli 5 baju second, dikirim melalui JNE jumat malam. hr senin barang sampai dan buyer mengaku hanya menerima 3 baju. lalu kemana yg 2 baju lg? buyer menuntut refund/ganti barang, pdhl sy sudah mengirimkan 5 baju dan sudah sy cek ulang krn berat barang pun 1 kg lebih, ga mgkn hanya 3 potong dress pendek bs 1 kg lebih? entahh apakah paket di bongkar JNE dan diambil 2 bajunya? apakah JNE setega itu mengambil baju SECOND (bekas pakai) atau emang buyer penipu seperti kejadian diatas?
    Bukan masalah harganya (karena baju second gini) tp cara menipunya ga masuk akal dan menyalahkan JNE.

    BalasHapus