twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Jumat, 30 Desember 2011

Maaf, Saya Harus Memecat Citibank Dari Daftar Bank Saya

Citibank
Sekitar satu minggu yang lalu saya baru saja mengajukan naik limit kartu kredit saya ke pihak Citibank, bank penerbit kartu kredit saya. Awalnya saya berniat mengajukan naik limit Rp 11 Juta, naik 50% dari limit saya yang sekarang. Mengapa saya mengajukan naik limit? Apakah belum cukup limit yang ada buat mencover kebutuhan belanja saya setiap bulan? Bukan. Tapi ini karena alasan lain. Yaitu untuk mencover banyaknya Transaksi Bisnis Online yang sering saya lakukan ke situs e-commerce di luar negeri. Contohnya pernah saya ceritakan di artikel ini “Standar Keamanan Transaksi Situs E-Commerce, Perbankan dan PayPal di Internet” sehingga, mau tak mau, membuat saya harus minta naik limit.

Dan apa yang saya dapati kemudian sungguh mengecewakan. Permohonan naik limit saya ditolak sepihak oleh pihak Citibank tanpa konfirmasi apa-apa kepada saya. Saya kecewa dengan tidak adanya pemberitahuan ini, juga penolakannya. Mengapa? Karena kalau untuk urusan marketing waktu nawari ini dan itu seperti asuransi misalnya, mereka sangat getol ngejar-ngejar nelpon saya sampai beberapa kali. Tapi giliran hak saya sebagai nasabah yang seharusnya dapat konfirmasi pemberitahuan tidak saya dapatkan. Jadi, ini tentu saja perlakuan tak adil yang membuat saya jadi kecewa berat. Terlebih saya nasabah Citibank yang sudah cukup lama dan loyal tak pernah nunggak bayar sejak tahun 2004.

Apa alasan Citibank menolak pengajuan naik limit kartu kredit saya? Waktu saya telpon alasannya sepele, katanya saya susah dihubungi. Juga orang-orang kontak person yang menjadi referensi saya katanya semua sulit untuk dihubungi. Sebentar. Saya sulit dihubungi? Nomor ponsel saya ada tiga dan ketiganya aktif semua. Anda bisa cek di halaman Contact blog ini. Itu adalah nomor aktif semuanya karena saya gunakan sebagai call center. Saya tak percaya kalau susah untuk menghubungi saya. Jadi ini pasti alasan yang sangat mengada-ada.

Saya juga sudah crosscek ke adik saya di Sidoarjo yang namanya saya referensikan sebagai penjamin saya apakah benar ada telpon beberapa kali dari Citibank dan tidak diangkat atau belum terhubung. Dan adik saya menjawab tidak, karena pihak Citibank sudah berhasil menghubungi dia sebanyak dua kali.

Hem, mungkin hanya satu yang susah dihubungi, yang ini saya tak menutup-nutupi, yaitu pihak HRD di kantor saya. Sesuai penuturan pihak Citibank katanya setiap kali menelpon ke bagian HRD, beliaunya (Supervisor HRD) sering tak ada di tempat dan beberapa kali pas lagi meeting jadi telpon hanya mandeg tertahan di operator dan sekretarisnya.

Pertanyaan saya sekarang, serumit itu kah untuk memverifikasi naik limit kartu kredit? Maaf saya bukan orang bank. Kok prosedurnya hampir sama persis dengan apply (kartu) kredit baru, ya? Anda bisa baca di artikel saya yang mengulas cara mengajukan kartu kredit ini, “ 7 Tips Mengajukan Kartu Kredit Agar Cepat Diapprove”. Benar-benar sangat ketat. Sepertinya ini yang perlu dibenahi dalam sistem perbankan, khususnya di Citibank. Harusnya perlakuan survey kredit antara nasabah baru dan nasabah lama itu dibedakan perlakuannya, tidak diperlakukan sama seperti ini.

Akhirnya saya berkesimpulan, ini artinya kredibilitas saya di mata Citibank selama 8 tahun jadi nasabah loyalnya yang tak pernah telat apalagi nunggak bayar samasekali tidak berguna dan dihargai di mata mereka. Ini yang membuat saya kecewa untuk kedua kalinya.

Okey, tak masalah saya masih ada satu kartu kredit yang lain. Dan juga tanpa naik limit sebetulnya saya tidak terlalu kendala, sih karena jika saldo balance yang tersedia kurang di kartu kredit saya, saya masih bisa transfer dari rekening tabungan ke akun kartu kredit saya untuk menaikkan limit secara instant. Tanpa perlu repot harus naik limit yang birokrasinya ruwet seperti itu.

Saya sekarang jadi sangat paham. Dengan melakukan pengajuan naik limit ini sama aja saya seperti ngetest bentuk apresiasi mereka, Citibank kepada saya (nasabahnya). Dan hasilnya pihak Citibank memang hanya mau uang saya tapi samasekali tidak menghargai loyalitas saya. Itu kesimpulan akhir dari saya.

Menggunting Kartu Kredit Citibank
Menggunting Kartu Kredit Citibank

Jadi, untuk apa terus mempertahankan jadi nasabah loyal Citibank? Saya akan siap-siap untuk mengucapkan selamat tinggal, menggunting kartu kredit Citibank, dan memecatnya dari daftar kartu kredit saya. Dan juga karena secara kebetulan ada bank lokal, banknya pernah saya review di artikel ini yang nawari kartu kredit jenis platinum yang kastanya di atas gold punya saya di Citibank saat ini. Terus satu lagi ini yang terpenting, tawarannya amat menggiurkan. Yaitu gratis iuran tahunan seumur hidup. Gratis iuran tahunan semumur hidup? Iya, jadi saya tak perlu lagi nanti repot mengeluarkan biaya iuran tahunan Rp 300.000 per tahun ke Citibank lagi. Termasuk biaya kliring transfer pembayaran dari bank tabungan saya yang besarnya Rp 7.500 per bulan setiap kali membayar tagihan.

Saya boleh mengucapkan selamat tinggal kepada Citibank namun tentu tidak kepada Anda. :D Nah, di penghujung tahun 2011 dalam kesempatan ini, tak lupa saya mengucapkan: “Selamat Menyambut Tahun Baru 2012. Semoga makin sukses di tahun yang baru.”

Sumber Foto: Citibank | Gofotos


Bookmark and Share

27 komentar:

  1. Tak salah langkah, saya sejak 4 tahun yang lalu sudah mengguntingnya lebih dulu. Bank ini terlalu bertele-tele, dan terkadang yang paling tidak disukai penawaran produknya itu :(

    BalasHapus
  2. hehe saya belum pernah berurusan dengan bank dalam hal kartu kredit..kayanya saya harus banyak belajar disini supaya saya bs berurusan dengan bank dalam hal kartu kredit :D y sudah mas relakan saja..padahal bank gak tahu ya 1 nasabah terkecewakan maka akan banyak kerugian yang ia dapat semisal kredibilitas dan citra yang jelek seperti halnya diceritakan dalam postingan ini :D

    BalasHapus
  3. Kaget:
    Oh, ya Mas? Saya sebetulnya juga ogah pegang kartu kredit kalau saja tidak ada bisnis. Karena kartu kredit di bisnis bisa dijadikan modal gratis. Ini yang menarik apalagi yang bisa gratis iuran tahunan seumur hidup. Tentu sangat menarik.

    crazyhusband:
    Itulah resiko kalau sudah mengecewakan blogger, pasti akan ditulis dan disebarkan di internet. :D

    Kok bisa belum pernah, Mas? Untuk transaksi online maupun pembayaran online pakai apa selama ini? Tapi, ya selama masih bisa jalan bisnis onlinenya tanpa kartu kredit, kenapa tidak, Mas.

    BalasHapus
  4. Heran juga ya, udah 8 tahun jadi nasabah kok masih ngga dipercaya? Saya mendukung keputusannya bro... Sebagai konsumen ketegasan dari kita juga perlu biar mereka tahu diri

    BalasHapus
  5. Semoga pihak dari CitiBank mengindahkan tulisan ini pak, juga sebagai pelajaran bagi Bank2 ataupun penyedia layanan sejenis lainnya.

    BalasHapus
  6. semoga masalahnya cepet selesai

    salam blogger

    BalasHapus
  7. Saya sampai sekarang belum mau dijadikan nasabah oleh mereka yang gencar menawarkan berbagai program kartu kreditnya. Jadi pengalaman berurusan dengan kartu kredit ga ngerti sama sekali.
    Tapi saya mendukung sepenuhnya dengan penguntingan dan penendangannya, karena itu menunjukan bahwa konsumen juga layak untuk diperhitungkan oleh mereka. :mad:

    Salam hangat serta jabat erat selalu dari Tabanan

    BalasHapus
  8. bro eser:
    Betul, Bro. Bank memang punya kuasa dengan menolak permohonan saya. Tapi nasabah pun punya kuasa pula untuk memecat bank dari daftar banknya. Impas, kan? :D

    marsudiyanto.net:
    "Thongol" Saya, kok baru dengar kata ini. Artinya apa, ya Pak Mars? :)

    Dendy Darin:
    Rencana saya, saya menunggu sampai cut billing pertengahan Januari 2012 ini, Mas. Semoga mereka tidak terlambat karena saya sudah terlanjut memecatnya duluan. :)

    andank:
    Terima kasih, Mas.

    Sugeng:
    Ya, Mas Sugeng. Saya ingin menunjukkan bahwa konsumen (nasabah) juga punya kuasa, bukan hanya bank saja. Wong bank penerbit kartu kredit itu ada banyak, kok. Kalau Citibank tak menghargai loyalitas nasabah (saya) ngapain juga kita mesti setia jadi nasabahnya terus.

    BalasHapus
  9. Selamat tahun baru pak, semoga bisnis ol nya makin rame... makin hot... dan less curhat... :D

    BalasHapus
  10. Asik, saya sih mendukung aja kepurusan Pak Joko. :D
    Dan saya suka foto di atas, Pak. :D

    Udah tahun 2012 nih ya. Mari terus berdoa, semoga di tahun masehi yang baru ini kita semua tetap diberi kesehatan, tetap bisa berkumpul bersama keluarga, semoga segala urusan pekerjaan maupun akademis kita dilancarkan, dan kita berharap semoga di tahun 2012 ini umur kita selalu diberkahi oleh Allah SWT. Aamiin! :)

    BalasHapus
  11. saya belum pernah bersangkutan dengan bank tersebut, dan setelah membaca artikel ini saya berjanji tidak akan pernah untuk menyangkutkan diri saya kepada bank tersebut !

    BalasHapus
  12. Saya malah belum punya kartu kredit.
    Mau ngurus, masih menunggu SK pengangkatan pegawai biar income stabil dulu.

    Btw, Happy New Year mas JOko. Semoga di tahun 2012 semua urusan kita makin lancar dan semua goal-goal tercapai

    :)

    BalasHapus
  13. Selamat tahun baru 2012 Pak, semoga ke depannya dapat Bank yang lebih baik lagi.

    BalasHapus
  14. untung saya belum pernah pakai kartu kredit Citi.

    BalasHapus
  15. memang citibank sangat rumit prosedurnya, saya pernah jadi marketingnya, aplikasi yang customer saya yg saya uprove banyak di tolaknya, yg akhirnya nasabah yg ditolak saya tawarkan aply ke HSBC ternyata pengajuan mereka diterima,

    BalasHapus
  16. Sriyono Semarang:
    Selamat Tahun Baru 2012 juga, Mas Sriyono. Terima kasih. Sukses, ya Mas di tahun yang baru.

    Asop:
    Foto yang mana, Mas Asop? Apa foto yang menggunting kartu kredit tersebut? He2... Sebentar lagi pasti itu akan saya lakukan.

    Amin, Mas. Semoga di tahun 2012 ini lebih baik dari tahun kemarin.

    Tiiand:
    Citibank not recomended, deh! Jika ngurus kartu kredit mending pakai bank lain aja daripada sakit hati.

    Arief Maulana:
    Semoga tahun 2012 SK-nya cepat keluar, Mas Arief. SK itu serbaguna, lho selain bentuk pengakuan legal formal jabatan juga bisa dipakai buat ngutang ke bank. :D

    Amin, Mas. Semoga kita semua makin sukses di tahun ini.

    Cahya:
    Selamat tahun baru juga, Mas Cahya. Iya, semoga saya tidak bertemu lagi dengan pelayanam buruk macam di Citibank ini.

    Aan:
    Kartu kreditnya pakai bank apa, Mas?

    Hendra:
    Citibank dari dulu memang terkenal jual mahal, Mas. Waktu tahun 2000-an awal saya masih di Pasar Besar Malang pernah juga ditolak apply saya oleh Citibank. Akhirnya saya apply bank lokal dan diterima.

    BalasHapus
  17. sepakat sama pak joko, kita harus tegas dengan mereka. ini masalah kredibilitas kita yang dipandang sebelah mata

    BalasHapus
  18. keputusan mas nya gak perlu disesali atau dipersalahkan.. itu pilihan masnya.. saya sendiri memang sejak lama tidak pernah berurusan dengan yg namanya kartu kredit.. bukan itu pilihan tuk solusi keuangan saya :) gpp kan mas?!? :)

    mas.. FLP (Forum Lingkar Pena) Jakarta kini tengah membuka pendaftaran anggota baru untuk Angkatan ke-16, mungkin mas diprta mau join.. silahkan dan terimakasih :)

    BalasHapus
  19. Eh, emang ga pa-pa sampai nyebut nama bank sejelas ini? Ntar klo dibaca banknya trus dituduh mencemarkan nama baik gimana?

    BalasHapus
  20. Ah, iya kok. Kemarin saya telpon nggak diangkat tuh... :P

    Mas Joko nggak takut ya, nembak langsung kayak gini? Saya kadang salut deh sama Mas Joko. Berani banget, gitu. Semoga tahun baru ini segala urusan dengan segala macam kartu lancar-lancar aja ya, Mas. amiin...

    BalasHapus
  21. Bersabar aja mas, mudah2an ada hikmah di sebalik semua ini

    BalasHapus
  22. Jarwadi:
    Lha, iya Mas. Apa dipikir hanya mereka satu-satunya bank penerbit kartu kredit? Masih banyak bank lain yang lebih menghargai kita (nasabah).

    Majalah Masjid Kita:
    Saya pakai kartu kredit juga bukan sebagai solusi keuangan, Mas. Hanya sebagai alat pembayaran saja. Karena transaksi e-commerce mayoritas butuh kartu kredit.

    Terima kasih tawarannya. Saya akan pertimbangkan.

    Kotakpermen:
    Terlalu blak-blakan, ya Mbak? Biar kalau mereka mau nuntut saya. Lha wong ini faktanya memang seperti itu, kok. Jadi tidak usah takut selama kita benar.

    DewiFatma:
    Berani karena benar, Mbak Dewi. Kalau mereka menyepelehkan saya, ya gantian saya yang akan memecat mereka. Bank penerbit bukan hanya Citibank. Masih banyak bank lain.

    Amin. Semoga, Mbak Dewi juga makin sukses di tahun ini.

    Ristia Yuanita:
    Saat ini saya lebih memilih memecat Citibank, Mbak. Kesabaran ada batasnya. Betul?

    BalasHapus
  23. saya masih menggunakan bca dan mandiri aja,blm berani tuk buka dibank yg lain gan

    BalasHapus
  24. saya pake BNI pak. bener2 sip layanan bank ini, puas banget saya.
    BTW salam kenal pak.

    BalasHapus
  25. Kalau saya pake BII, bisa bebas iuran taunan juga itu harus rekues, wlpun rekues nya simple dan pengajuan saya muda di approve, sekarang ingin mengajukan 1 lagi, apakah ada rekomendasi CC yang bisa bebes iurang tahun dan bisa transfer balance...

    BalasHapus
  26. sayang juga sob citibank di outin cos bukannya sekarang dia dah ga keluarin kartu cridit

    BalasHapus