twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Senin, 31 Oktober 2011

Fadel Muhammad: Sesendok Garam Itu Asin Tapi Sekapal Garam Adalah Manis

Fadel Muhammad
Sebelum saya menceritakan tentang sosok menarik Fadel Muhammad dalam post ini, saya ingin memberikan overview sedikit tentang penulisnya, Rhenald Kasali. Siapa yang tidak kenal dengan sosok profesor ekonomi yang satu ini? Hem, saya yakin sebagian besar dari Anda pasti sudah pernah kenal atau minimal pernah dengar nama ini, benar?

Saya beruntung dalam sebuah kesempatan pernah bertemu dengan Rhenald Kasali sewaktu awal tahun 2009 lalu beliau diundang jadi pembicara di perusahaan saya. Saya beruntung jadi tahu dan mengenal sosok beliau dengan lebih dekat, sama seperti saya akhirnya bisa mengenal sosok Hendrik Lim, MBA yang pernah juga awal tahun 2011 diundang perusahaan saya. Dan siapa sangka akhirnya saya berjumpa dengan beliau (Hendrik Lim, MBA) lagi secara lebih personal melalui blog ini meski untuk saat ini baru dari dunia maya.

Mudah-mudahan suatu saat saya pun bisa berjumpa kembali dengan Pak Rhenald Kasali sama seperti rencana dalam waktu dekat ini saya akan bertemu kembali dengan Pak Hendrik Lim, MBA.

Setiap kali saya membaca tulisan-tulisan Rhenald Kasali yang banyak tersebar di media, saya seperti sedang mendengar gaya bertutur beliau saat berbicara di depan kami dua tahun yang lalu. Dan yang paling berkesan adalah bagaimana sikap dan pandangan-pandangan beliau tentang kebijakan ekonomi yang ada di negeri ini. Opininya bernas, kritiknya tajam namun elegan karena penuh dengan sodoran contoh-contoh fakta, sangat sulit terbantahkan.

Saya melihat sosok Rhenald Kasali lebih pas sebagai seorang praktisi ekonomi ketimbang sosok akedemisi meskipun beliau seorang dosen, profesor dan guru besar Fakultas Ekonomi UI. Itu kesimpulan saya yang awam dan masih dangkal ilmu ekonominya.

Nah, kali ini saya akan sharing tulisan beliau yang dimuat di Koran Seputar Indonesia hari Kamis, 27 October 2011. Sengaja artikelnya saya kutip ke blog ini sebagai penebus kesalahan saya akibat kemarin telah beropini salah. Saya salah karena telah mengkritik Fadel Muhammad di artikel ini “Ada Saatnya Anda Harus Pergi Lengser”. Saya mengkritik Fadel tidak legowo menerima resuffle kabinet, padahal Fadel-lah orang yang sebetulnya paling pantas untuk dipertahankan sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan di kabinet SBY.

Mengapa Fadel Muhammad sampai dicopot? Baca dan temukan jawabannya di tulisan Rhenald Kasali di bawah ini.

***

Fadel Muhammad
Oleh: Rhenald Kasali

Secara pribadi saya tidak mengenalnya, bahkan bertemu saja baru satu kali. Itu pun di sebuah forum resmi, dalam diskusi tentang ekonomi kelautan yang diselenggarakan Radio Smart FM di Medan beberapa bulan lalu.

Namun, sejak Indonesia kehilangan Jusuf Kalla sebagai ”pendobrak” dan ”penggerak” ekonomi yang tidak pernah diam dalam ide, saya menemukan sosok ”bergerak” pada Fadel Muhammad. Selain tangannya dingin, kakinya ringan bergerak. Seperti yang sering saya katakan kepada para ekonom muda, ekonomi Indonesia ini bukannya kereta api otomatis yang cuma butuh jari untuk dijalankan.

Ekonomi kita adalah sebuah kapal besar yang tak akan bergerak kalau hanya dipikirkan. Ekonomi kita butuh a real entrepreneur yang piawai menggerakkan, melakukan breaktrough dan siap berperang melawan para mafioso. Jadi, pemimpin seperti inilah yang kita butuhkan, bukan harus dikurangi, tetapi perlu diperbanyak. Sayang kalau kita mengabaikannya.

Berperang Melawan Belenggu

Fadel mengagetkan kita saat dia maju berperang melawan ”beruang-beruang ekonomi” yang memaksa Indonesia melakukan impor komoditas tradisional yang banyak dikonsumsi rakyat. ”Beruang-beruang” itu tidak hanya memasukkan barang, melainkan juga menyodorkan data-data yang sudah dipoles yang seakan- akan kita sudah kekurangan segala komoditas dari beras, daging sapi,sampai garam, dan bawang merah. Pokoknya semua kurang dan mengancam inflasi.

Lalu apalagi kalau bukan harus impor? Kita melihat Fadel maju ke depan membongkar kontainer-kontainer berisi ikan kembung yang diselundupkan ke pasar Indonesia. Bukan cuma ikan kembung. Ternyata ikan lele dari Malaysia yang sangat mudah dikembangbiakkan di sini juga membanjiri pasar domestik melalui perbatasan Kalimantan, Pelabuhan Belawan, dan pelabuhan-pelabuhan penting lainnya.

Dari ikan kembung dia bergerak menyelamatkan industri garam rakyat yang bertahun-tahun digempur para importir bangsa sendiri. Impor-impor seperti itu jelas sangat berbahaya bagi masa depan bangsa ini.Harga impornya boleh sangat murah, dipasarkan dengan dumping atau tidak, tetapi perlahan-lahan mematikan ekonomi rakyat yang tersebar di seluruh pesisir Nusantara.

Setelah pertanian terpuruk, kini petambak garam pun dibunuh bangsa sendiri. Fadel-lah yang menuntut agar harga dasar garam rakyat dinaikkan. ”Kalau petambak hanya menerima Rp325 per kilogram, bagaimana mereka bisa hidup?”gugatnya. Dia pun mengusulkan agar dinaikkan menjadi Rp900. Petambak garam tentu senang dan mereka bisa kembali bekerja.

Tetapi kabar itu tak berlangsung lama karena kita mendengar Kementerian Perdagangan hanya mau menaikkan sampai ke Rp700. Itu pun beredar kabar ada saja pejabat—yang berdalih atas nama pasar bebas—tak mau tanda tangan. Petambak bisa jadi senang kepada Fadel, tetapi importir dan pemberi lisensi impor belum tentu.

Petani Tambak Garam
Petambak Garam

Kalau petambak garam dimanjakan Presiden, mereka bisa kembali menyekolahkan anak-anaknya dan makannya bisa lebih terasa enak.Mereka akan giat berproduksi dan impor garam akan hilang. Apakah benar inflasi akan terjadi hanya karena harga garam naik? Beberapa orang meragukannya, pasalnya harga dari petani yang rendah tidak menjamin harga kepada konsumen ikut rendah.

Bahkan impor murah sekalipun hanya menjadi alasan bagi importir untuk menguasai pasar.Harga akhir yang dibayar konsumen pun tetap saja tinggi. Lantas kalau harga dasar petambak dinaikkan, bagaimana nasib importir? Tentu mereka tidak tinggal diam. Menteri Perdagangan—atas nama perjanjian dagang yang dipayungi WTO—dan kita semua yang pernah belajar teori ekonomi, boleh saja percaya pada kompetisi dan pasar bebas.

Tetapi secara moralitas,tak ada bangsa yang secara tulus dan ikhlas membuka pasarnya secara bebas, murni 100%. Hanya bangsa yang bodohlah yang membiarkan pintunya dibuka lebar-lebar dan membiarkan ”beruang-beruang ekonomi” menari-nari memorak- porandakan pasar domestiknya.

Sementara pasar timbal-baliknya dibarikade dengan standar dan peraturan-peraturan yang tidak bisa ditembus. Anda tentu masih ingat betapa sulitnya produk-produk kelautan kita menembus pasar Amerika dan Eropa. Ketika Indonesia membuka pasar perbankan begitu leluasa bagi bank-bank asing, misalnya, Bank Mandiri kesulitan membuka satu saja cabangnya di Kuala Lumpur.

Apalagi membuka cabang dan jaringan ATM. Di Eropa kita juga melihat betapa sengitnya bangsa-bangsa yang percaya pada pasar bebas membuka pasar industri keju lokalnya dari gempuran keju buatan Kraft yang diproduksi secara massal. Di Amerika Serikat masih dalam ingatan kita pula, barikade diberikan kepada China saat CNOOC (China National Offshore Oil Corporation) berencana membeli perusahaan minyak Amerika (UNOCAL).

Sejumlah anggota kongres menekan Presiden Bush (2005) agar pemerintah membatalkan proposal China tersebut. Keju,minyak,udang,kopi,kertas, minyak sawit, atau tekstil sekalipun selalu dihadang masuk kalau industri suatu bangsa terancam. Jadi apa yang terjadi dengan lisensi impor di negeri ini? Sebuah keluguan atau kesengajaan? Bisakah kita memisahkan perdagangan dari pertahanan dan keamanan kalau wujudnya sudah mengancam kehidupan? Siapa peduli?

Pro-Poor

Maka sangat mengejutkan saat pekan lalu kita membaca Fadel Muhammad tidak lagi menjalankan tugas negara sebagai menteri kelautan dan perikanan. Sebagai warga negara kita mungkin terlalu rewel untuk mempersoalkan pencopotannya sebab semua itu adalah hak Presiden. Tetapi bagi seorang yang menjalankan misi Presiden yang pro poor–pro growth dan pro job, saya kira pantas kalau nada sesal layak kita ungkapkan.

Dia justru diganti karena membela kepentingan rakyat, pro-poor. Ibaratnya dia tengah berada di garis depan melawan ”beruang-beruang ekonomi” yang hanya memikirkan keuntungan sesaat dengan ”membeli” lisensi impor yang mematikan hak hidup rakyat jelata. Saya sebut mereka ”beruang ekonomi”karena seperti yang dikatakan Fadel, sesendok garam itu asin,tapi sekapal garam adalah manis.

Hanya beruanglah yang mampu mengendus rasa manis itu. Tahukah ”beruang-beruang ekonomi”itu bahwa petambak-petambak garam dan nelayan adalah penjaga perbatasan yang melindungi negeri dari segala serangan. Apa jadinya negeri ini bila hidup mereka dilupakan?
Bukankah lebih baik menjaga pertahanan perbatasan dengan memberikan kapal-kapal yang bagus dan pekerjaan yang menarik kepada para nelayan daripada membeli kapal perang yang tak pernah cukup untuk menjaga bibir-bibir pantai yang begitu luas?

Maka yang mengejutkan publik sebenarnya adalah mengapa bukan ucapan terima kasih dan bintang yang disematkan pada Fadel; melainkan serangkaian ucapan defensif dari kelompok-kelompok tertentu?

Karena itu, melalui tulisan ini, saya justru ingin memberi motivasi yang tulus agar Fadel Muhammad tidak berhenti sampai di sini,melainkan terus berkarya bagi kaum papa, petani-petani garam, dan para nelayan yang ”kalah” bukan dari persaingan bebas, melainkan dari ”beruang-beruang ekonomi”yang menjual negeri melalui lisensi impor.

Seorang pemimpin sejati tidak memimpin hanya karena dipanggil tugas.Pemimpin sejati bertugas karena panggilan. Saya senang membaca berita bahwa Fadel telah kembali bekerja dengan Yayasan Garamnya. Selamat bergabung di sektor ketiga. Inilah sektor kemandirian yang bekerja murni untuk memberantas kemiskinan.

Inilah sektor non-APBN yang memanggil orang-orang yang mau berjuang tanpa pamrih. Asosiasi Kewirausahaan Sosial yang saya pimpin tentu senang menyambut Fadel.Saya percaya Fadel pasti bisa berbuat lebih besar karena dia punya kekuatan perubahan yang justru tak dimiliki politisi lain. Simpati besar dari rakyat untuk Fadel layak kita sematkan.  RHENALD KASALI Ketua Program MM UI

Sumber Foto: rachelhulin.com


Bookmark and Share

Minggu, 30 Oktober 2011

Cara Mudah Menguatkan Posisi Artikel Lama di SERPs Google

Winner
Untuk membuat artikel tertentu di blog terus bertahan lama dan selalu muncul dalam daftar hasil pencarian (SERPs) Google, terutama di halaman pertama, memang gampang-gampang susah. Kenapa? Karena dengan berjalannya waktu artikel lama biasanya akan tenggelam karena kalah bersaing dengan munculnya artikel-artikel baru yang lebih fresh dan up to date. Google —boleh saya simpulkan demikian untuk urusan yang seperti ini— sepertinya mengikuti kaidah kita, manusia. Yaitu lebih suka dengan barang baru ketimbang barang lama, kecuali kalau tidak ada pilihan dalam memberikan hasil pencariannya baru disodorkan artikel lama.

Tak percaya? Coba saja Anda riset di Google. Cari dan ketikkan kata kunci sembarang di kotak telusur Google. Amati list situs (SERPs) yang disodorkan oleh Google. Kebanyakan adalah artikel posting yang baru update, atau tidak ada yang berasal dari tahun jadul. Atau kalau itu berasal dari artikel lama dari forum atau blog, kebanyakan adalah artikel yang lagi ramai dithread atau dikomentari pengunjung.

Kedua, kalaupun itu artikel lama yang disodorkan biasanya karena ada alasan tertentu yang menjadi alasan Google mengapa artikel lama tersebut tetap dilist dalam pencariannya.

Alasan tertentu? Ya. Sekarang pertanyaannya, adakah cara mudah dan yang penting alamiah (organik) tanpa mengeluarkan biaya yang bisa kita lakukan buat menguatkan posisi artikel lama di blog agar terus bertahan lama di SERPs halaman pertama pencarian Google? Jawabnya ada dan ini yang akan saya bahas di artikel ini.

Anda ingin tahu, cara yang biasa saya lakukan untuk menguatkan artikel lama blog saya adalah dengan terus menerus membuat artikel baru yang punya relevansi topik yang sama dengan artikel lama tersebut. Terus saya berikan tautan backlink menuju artikelnya. Setidaknya, cara ini sudah saya praktekkan dan hasilnya ampuh buat menguatkan posisi beberapa artikel Advertorial saya. Artikel yang saya backlink terus bertahan lama di SERPs Google dan menjadi Popular Post meski sudah mendekati setahun lamanya saya publish di internet. Contoh artikel ini “Tips Mengembalikan Keperawanan Yang Hilang”, meski sudah ada blog lain, salah satunya malah PR-nya lebih tinggi dari PR blog ini (PR 4), yang mencopas artikel tersebut tetap saja blog ini yang sering muncul di halaman pertama SERPs Google.

Ya, karena persaingan kata kunci di artikel itu cukup ketat, bahkan ada yang pasang iklan Google AdWords, artikel saya hanya bisa bertengger di urutan ke-3 dari 10 besar SERPs Google. Lihat gambar hasil capture pencariaannya di bawah.

SERPs Advertorial Hymen
SERPs Advertorial Hymen


Dan fakta mengejutkan yang kedua, ada satu lagi artikel yang saya buat sebagai penguat posisi advertorial malah dihadiahi PR 2 oleh Google. Artikelnya bisa Anda lihat di sini “Cara Mudah Belanja E-Commerce ke Luar Negeri”. Artikel ini sebetulnya saya buat sebagai pengumpan atau untuk menguatkan artikel advertorial “Internet Buying Pembelian Barang Ke Luar Negeri Harga Murah” tapi oleh Google malah dihadiahi PR 2. Dan saat saya cek dengan kata kunci “Cara belanja e-commerce ke luar negeri” justru muncul berderet di nomor 1 sampai dengan 3 di halaman pertama pencarian Google.

SERPs Advertorial Internet Buying
SERPs Advertorial Internet Buying


Kesimpulan: Tidak perlu harus jago SEO kalau hanya ingin menguatkan artikel lama blog di SERP. Juga tidak perlu nyepam kemana-mana dengan cari backlink sebanyak-banyaknya ke banyak blog lain. Pakai cara sederhana seperti yang saya lakukan diatas ternyata sudah lumayan ampuh buat mempertahankan artikel lama dalam SERPs Google. Tak percaya atau Anda ingin mencoba? Selamat bereksperimen.

Sumber Foto: blog.massagetoday.com


Bookmark and Share

Rabu, 26 Oktober 2011

Pengobatan Gratis Buat Penderita Hydrocephalus

Hydrocephalus
Beberapa hari yang lau saya mendapatkan email dari Azizah Foundation, setelah sebelumnya menerima pesan lewat broadcast BBM di BlackBerry saya. Karena isi pesannya kali ini sangat berguna, yaitu memberitahu tentang pengobatan gratis buat penderita Hydrocephalus (penyakit kepala membesar) maka tak ada salahnya saya sharing berita tersebut ke blog ini. Siapa tahu diantara teman pembaca blog ini ada yang sedang menderita penyakit tersebut sehingga bisa memanfaatkan pengobatan gratis ini.

Sebagaimana kebanyakan broadcast message yang sering menyambangi BlackBerry saya, saya seringkali acuhkan karena beberapa diantaranya sering berisi informasi tak valid bahkan Hoax. Contoh informasi dokter kanker hoax dari Bandung beberapa waktu yang lalu yang sempat mencatut nama dubes Korea dan Menkes.

Karena kali ini informasinya amat menarik maka sebelum saya percayai apalagi menyebarluaskannya saya sempatkan untuk kirim email lebih dahulu ke alamat email yang disebutkan. Dan hasilnya seperti jawaban emailnya dari Azizah Foundation yang saya kutip dibawah ini, ternyata beritanya benar, bukan hoax. Jadi silahkan bagi siapa saja barangkali punya kerabat atau teman yang kebetulan menderita penyakit ini (Hydrocephalus) saya persilahkan menghubungi pihak Azizah Foundation.

----- Forwarded Message -----
From: azizah foundation <azizahfoundation@yahoo.com>
To: "jokostt@yahoo.com" <jokostt@yahoo.com>
Sent: Wednesday, October 12, 2011 4:13 PM
Subject: Bls: Mohon Info

PERSYARATAN UTK PASIEN HIDROCEPHALUS:

  1. KTP
  2. KK
  3. SURAT KETERANGAN DIATAS MATERAI BAHWA SETUJU DIOPERASI ( APABILA PASEIEN TERSEBUT MEMANG SDH DINYATAKAN HARUS DIOPERASI )
  4. SKTM
  5. JAMKESMAS KALAU DI JAKARTA
  6. JAMKESDA KALAU DI DAERAH
  7. PHOTO PASIEN
  8. SURAT KETERANGAN DARI DOKTER BAHWA MENDERITA HIDROCEPHALUS

SEMUA PERSYARATAN DIATAS TERSEBUT TOLONG DI KIRIM VIA EMAIL SETELAH DATA2 NYA KAMI TERIMA AKAN KAMI PELAJARI TERLEBIH DAHULU, TRIMS

PERSYARATAN DIATAS HARUS DILENGKAPI SETELAH ITU HUB SAUDARA AHMAD FAISAL/ SRI DI NOMOR : 021.7183201

Dari: Joko Sutarto <jokostt@yahoo.com>
Kepada: azizahfoundation@yahoo.com
Dikirim: Selasa, 11 Oktober 2011 20:20
Judul: Mohon Info

Maaf saya hanya ingin klarifikasi saja sebelum saya sebarkan infonya. Apakah info yang dibroadcast di bawah ini benar?

Bila di sekitar kalian ada balita yg mengidap penyakit hydrosephalus (kepala membesar), Azizah Foundation siap membantu anda dengan biaya Rp 0 alias gratis total sampai sembuh.

Utk info lebih lanjut bisa kontak langsung ke nomer 021.7183201 atau email ke azizahfoundation@yahoo.com

Mohon bantu sebarkan broadcast ini agar saudara2 kita yg memiliki anak yg mengidap hedrosivalus dan kesusahan biaya bisa terbantu.

Thanks

Joko Sutarto
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Semoga informasi ini bermanfaat. Dan mohon bantuan Anda untuk men-sharing atau menyebarluaskan info ini agar bisa membantu para penderita penyakit ini yang kebetulan kurang mampu, terima kasih.

Update: Bagi Anda yang ingin tahu informasi tentang Hydrochepalus dan ingin menghubungi Azizah Foundation, selain bisa kontak via email diatas, Anda juga bisa mengunjungi websitenya di azizahfoundation.com untuk mencari informasi lebih lanjut.

Sumber Foto: medicatherapy.com


Bookmark and Share

Selasa, 25 Oktober 2011

Standar Keamanan Terbaru Belanja Online Dengan Kartu Kredit

3D Secure
Keamanan bertransaksi online memang masih menjadi ekspektasi terbesar orang dalam berbelanja online (e-commerce) di internet. Mudahnya kartu kredit dibobol dan disalahgunakan untuk transaksi online membuat banyak orang, pemegang kartu kredit, takut untuk bertransaksi secara online.

Bayangkan saja, hanya dengan berbekal tahu nama pemegang kartu, nomor dan masa berlaku kartu serta tiga angka dibalik kartu kredit seseorang, pembobol sudah bisa menyalahgunakan kartu kredit Anda untuk berbelanja online. Mudah, bukan?

Makanya, tak heran kalau sampai detik ini banyak orang yang tetap enggan atau tak berani transaksi online. Saya pun meski sudah sangat sering bertransaksi online —karena saya buka Jasa Internet Buying Agen— selama ini masih sangat berhati-hati sekali dan lebih memilih menggunakan Paypal ketimbang pakai kartu kredit secara langsung. Alasannya? Saya tak ingin mengobral data kartu kredit saya kepada para merchant online yang sangat rawan buat disalahgunakan.

Dan seperti menjawab tantangan tersebut beberapa bank penerbit kartu kredit kini mulai mengeluarkan inovasi terbarunya. Beberapa bank, saya ambil contoh Citibank dan bank BCA mulai care akan hal ini sehingga terus berupaya melakukan proteksi perlindungan kepada para nasabahnya.

Bank BCA

Apa standar dan inovasi keamanan terbaru yang sudah dilakukan oleh Citibank dan BCA? Baiklah, langsung saya bahas mulai dari BCA dulu. Khusus BCA mulai 17 Oktober 2011 sudah mengeluarkan program baru dengan memberikan proteksi PIN buat melindungi transaksi online khusus pemegang kartu kredit BCA Visa. Perlindungan ini hampir mirip seperti perlindungan terhadap pemegang kartu debit (Tahapan) yang sudah cukup lama dilindungi dengan token PIN untuk setiap akses finansial perbankan via Klik BCA. Atau sedikit mirip seperti sistem PIN internet banking di bank CIMB Niaga — dikirim lewat ponsel.

BCA menyebutnya dengan Lima Langkah Mudah Belanja Online bersama BCA. Program ini memungkinkan pemegang Kartu Kredit BCA Visa untuk berbelanja online dalam 5 (lima) langkah mudah, yaitu dengan cara update informasi; input data; notifikasi; verifikasi; dan konfirmasi.

Berikut ini adalah rincian kelima langkah tersebut saya kutip dari situs resminya di BCA:

  1. Daftarkan informasi pribadi anda dengan memasukkan nomor ponsel anda ke Halo BCA (021) 500888. Pendaftaran nomor ponsel ini hanya bisa dilakukan oleh Pemegang Kartu Utama. Jika anda adalah Pemegang Kartu Tambahan, harap informasikan Pemegang Kartu Utama untuk melakukan update nomor handphone ke Halo BCA.
  2. Setelah memilih barang atau jasa yang diinginkan dan hendak melakukan transaksi, masukkan nomor kartu kredit; tiga angka di balik kartu (Card Verification Value); dan Expiry Date. Jika situs tempat anda berbelanja online terdaftar dalam program 3D Secure, akan muncul halaman pop-up setelah anda memilih "Continue" untuk langkah verifikasi.
  3. Selanjutnya, notifikasi Authorisation Code akan dikirim ke nomor ponsel yang telah anda daftarkan. Nomor Authorisation Code ini akan berganti setiap anda melakukan transaksi baru.
  4. Setelah itu, masukkan nomor tersebut ke slot Authorisation Code yang tersedia. Apabila nomor Authorisation Code yang dimasukkan salah satu hilang sebelum dimasukkan ke dalam layar tampilan, tekan tombol Resend Authorisation Code untuk mendapat nomor yang baru. Untuk dapat mengakses halaman verifikasi seperti diatas, pastikan settingan browser anda memperbolehkan (enable) halaman pop-up.
  5. Terakhir, jika proses verifikasi berhasil, anda akan mendapat konfirmasi bahwa transaksi anda sudah berhasil. Halaman akan kembali ke website asal anda saat bertransaksi.

Lima langkah diatas tentunya harus didukung oleh merchantnya juga. Merchant harus sudah support dengan sistem kemanan transaksi 3D Secure — istilah proteksi yang dipakai oleh BCA dari jaringan Visa dan Mastercard internasional.

Contoh yang kedua, di Citibank juga sama melakukan perlindungan hampir serupa dengan yang dilakukan di bank BCA. Bedanya kalau di Citibank tidak menggunakan PIN tapi transaksi diverifikasi secara langsung by phone dari Citibank Officer kepada nasabah.

Pengalaman saya pernah menggunakan kartu kredit Citibank buat transaksi online, saya langsung ditelpon oleh pihak Citibank begitu transaksi selesai saya lakukan. Hanya dalam waktu kurang dari satu menit setelah transaksi selesai saya lakukan ponsel saya langsung berdering. Citibank langsung menghubungi saya untuk mengklarifikasi transaksinya apakah benar saya yang melakukan.

Saya pun sempat menanyakan hal ini kepada Citibank Officer apakah ini standar baru yang diterapkan oleh pihak Citibank? Jawabnya benar Citibank memang sudah menerapkan perlindungan ekstra seperti itu untuk melindungi para nasabahnya. Mereka secara realtime akan memantau dan melaporkan kepada pemegang kartu kredit setiap kali ada transaksi online tidak wajar atau diluar kebiasaan nasabah. Termasuk transaksi dengan nilai transaksi besar, misalnya sudah memakai limit sampai 50% akan diverifikasi kepada pemegang kartu.

Melihat inovasi bank BCA dan bagaimana langkah perlindungan yang sudah dilakukan Citibank, rasanya tidak ada alasan lagi sekarang ini untuk tetap takut berbelanja e-commerce di internet pakai kartu kredit. Selain karena alasan tersebut di atas, kartu kredit punya keunggulan tersendiri secara keamanan dibanding Anda menggunakan kartu debit. Apa kelebihan kartu kredit? Baca tulisan terdahulu saya “5 Alasan Mengapa Anda Lebih Aman Menggunakan Kartu Kredit Daripada Kartu Debit” kalau Anda ingin tahu lebih jelasnya.

Demikian, semoga sharing info ini bermanfaat. Jika Anda ada tambahan atau pertanyaan saya persilahkan tinggalkan dalam kolom komentar, terima kasih.


Bookmark and Share