twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Senin, 15 Maret 2010

The Power of Giving

The Power of GivingMENULIS identik dengan berbagi, dengan memberi. Ada yang bilang BERBAGI itu indah, bikin Hidup jadi lebih Hidup. Benarkah? Kalau misalnya benar, mengapa ada banyak orang pintar sekarang ini tapi tidak sedikit yang masih beranggapan jika saya membagi ilmu saya, bukankah itu berbahaya buat diri saya sendiri, karena bisa membuat saya bisa tidak dibutuhkan lagi, berbahaya karena mereka yang akan saya bagi ilmu suatu saat akan menjadi pesaing saya.

Atau, saya juga sering menjumpai ada orang yang gemar membaca tapi enggan untuk menulis. Anda masih ingat dengan point ke-8 pada salah satu tulisan saya 10 Alasan Mengapa Orang Enggan Ngeblog? Silahkan Anda baca dulu tulisan saya tersebut jika kebetulan Anda belum sempat membacanya.

Terkait dengan MEMBERI atau bahasa kerennya The Power of Giving. Saya ada cerita menarik yang menggambarkan tentang kekuatan memberi. Saya kutip dari tulisan seorang Life Inspirator, Johanes Arifin Wijaya dari Majalah Intisari, ada cerita menarik yang menggambarkan tentang hal memberi, dari buku The Man Nobody Knows karya Bruce Barton. Dalam buku tersebut diceritakan, di Palestina ada dua laut, laut yang pertama bernama Laut Mati dan yang kedua bernama Laut Galilea. Keduanya sangat berbeda jauh meskipun sebenarnya berasal dari aliran sungai yang sama, yaitu berasal dari sungai Yordan.

Apa perbedaan dari kedua laut tersebut? Kalau Laut Mati, rasanya sangat asin karena kandungan garamnya sangat tinggi, lebih tinggi dari asinnya air laut pada umumnya. Sehingga karena saking asinnya menebarkan bau yang sangat tidak sedap ke sekeliling pantainya sehingga tak ada orang yang ingin atau mau tinggal di sekitar lautnya apalagi hidup didalamnya, karena mahluk hidup akan mati kalau hidup di dalamnya.

Sementara laut yang satunya bernama danau Galilea atau sering disebut Laut Galilea. Mengapa disebut laut dan bukan danau? Karena saking luasnya maka banyak orang menyebutnya laut. Berbeda dengan Laut Mati yang memang mati beneran karena tidak menebarkan kehidupan di sekitarnya, kalau Laut Galilea ini airnya sangat jernih, bisa diminum, banyak ikan, dan manusia suka berenang di dalamnya. Danau itu juga dikelilingi ladang dan kebun hijau dan banyak orang yang mendirikan rumah di sekitarnya.

Kalau keduanya berasal dari sungai yang sama, mengapa keduanya bisa jauh berbeda 180 derajat? Apa penyebabnya? Penyebabnya ternyata disebabkan karena karena laut yang satu, yaitu Laut Mati hanya mau menerima tapi tidak mau Memberi, sementara laut yang satunya, Laut Galilea mau menerima tapi juga mau memberi. Aliran air dari sungai Yordan yang mengalir ke Laut Galilea dari dasarnya dialirkan juga ke danau lain yang kemudian memanfaatkan airnya, sementara Laut Mati serakah, air yang masuk hanya ditampung di lautnya sendiri tidak pernah keluar lagi.

Luar biasa! Bukankah ini sebuah gejala alam yang diberikan tuhan untuk mengingatkan kita semua agar kita mau BERBAGI, TIDAK SERAKAH dan mau MEMBERI kepada sesama?

Hem, kalau ada kata MEMBERI, saya jadi ingat dengan tulisan dalam posting saya terdahulu. Baca BerQurban, Benarkah Hanya Untuk Orang Kaya? Didalam tulisan saya tersebut saya mengutip tulisan pada buku difference for excellence karangan Ashoff Murtadha. Di buku tersebut ada kata-kata seperti ini:

“Untuk menolong si miskin, seseorang tidak perlu menunggu jadi kaya. Untuk menolong orang susah, ia tidak perlu menunggu hidupnya mudah. Untuk menolong orang bodoh, ia tidak perlu menunggu menjadi pintar dulu. Untuk melakukan kebaikan, ia tidak harus menunggu segala sesuatu pada dirinya sempurna dulu. Justru penyempurnaan akan dicapai saat kebaikan itu dijalankan. Penyempurnaan itulah yang akan terus berkembang bersamaan dengan berkembangnya amal kebaikan.”

Saya bukan seorang inspirator, juga bukan seorang motivator, tapi lewat tulisan ini tidak ada salahnya, kan saya ingin mengajak Anda untuk BERBAGI, bisa berbagi dengan cara memberi sesuatu yang tidak selalu bersifat materi. Contoh salah satunya dengan MENULIS atau ngeblog seperti saya misalnya, yang siapa tahu bisa memberi manfaat buat orang lain.




Bookmark and Share

Tidak ada komentar:

Posting Komentar