Senin, 04 April 2011
Fakta-fakta Unik Tentang Negara Korea (1)
Pertengahan bulan Maret 2011 kemarin, tepatnya pada tanggal 12-19 Maret 2011 saya berkesempatan mengunjungi negeri Ginseng Korea Selatan. Selama delapan hari di negara tersebut, sebagaimana asyiknya Travelling, meski saya kesana tidak sedang dalam rangka plesir, kesana karena study tour kantor tapi kesempatan ini tetap saya manfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk melihat-lihat keindahan dan keunikan budaya negara Korea.
Dan berikut adalah beberapa hal yang perlu saya note dan ceritakan kepada Anda tentang keunikan-keunikan negara Korea yang saya dapat selama saya disana:
1. Fakta unik tumbuhan Ginseng
Selama di Korea kemarin saya sempat mengunjungi tempat pabrik pengolahan Ginseng. Di Korea Ginseng dikuasai dan dikelola oleh negara. Karena Ginseng merupakan unsur komoditi vital bagi rakyat Korea sehingga pemerintah turut mengawasi peredarannya. Perlakuannya sama seperti pengelolaan air dan listrik kalau di negara kita.
Ginseng adalah tanaman obat yang sangat terkenal dari negara Korea. Mungkin sebagian besar dari Anda sudah mengetahui akan hal ini. Tapi tahukah Anda kalau akar obat tumbuhan Ginseng berkualitas tinggi ternyata harus didapatkan dari proses menanam dan memelihara pohon Ginseng selama 6 tahun lamanya.
Kedua, tanah yang bekas ditanami Ginseng selama 10 tahun lamanya harus dikosongkan, tidak bisa ditanami tumbuhan apa-apa. Mengapa? Karena unsur hara dalam tanah yang bekas ditanami pohon Ginseng telah habis disedot oleh pohon Ginseng. Makanya, jangan heran kalau menemui Ginseng harganya sangat mahal sebab cara menanamnya memang sulit dan memakan waktu cukup lama, tidak seperti tumbuhan biasa.
2. Makanan Korea disajikan mentah
Kalau Anda pernah makan di restoran Korea satu yang membedakannya dengan restoran disini atau restoran siap saji adalah cara penyajiaannya. Di Korea rata-rata makanan, terutama yang jenis ayam dan daging (Barbeque) dihidangkan dalam kondisi tidak siap saji atau tidak siap santap. Yaitu masih mentah, baru setengah matang dibumbui dan belum dimasak.
Selama makan Anda lah yang harus memasak sendiri dan membakar dan membolak-balik daging di tungku yang disajikan di meja Anda. Karena itu di setiap meja akan disajikan tungku pemanas untuk memanaskan makanan yang disajikan di meja Anda.
Alasan orang Korea mengapa disajikan dalam kondisi mentah? Karena agar kondisi daging bisa dilihat apakah masih segar atau tidak saat sebelum dihidangkan kepada pengunjung restoran. Itu alasannya.
Ciri-ciri yang lain, semua masakan Korea tidak memakai cabe dan tidak ada sambal karena terasi dan petis tidak ada disana. He He. Cabe ada tapi hanya digunakan sebagai lalapan saja. Itupun adanya hanya cabe hijau besar, bukan cabe rawit. Nah, kalau Anda orang Sumatera atau Jawa seperti saya yang sehari-hari terbiasa makan pedas, saran saya bawalah saus sambal untuk dibawa ke Korea jika suatu saat Anda hendak kesana. :D
3. Rata-rata orang Korea mengenal agama setelah mereka dewasa
Berbeda dengan kebanyakan orang di negara kita yang rata-rata mengenal dan menganut agama sejak kecil karena agama adalah kebanyakan warisan didikan dari orang tua, tetapi di Korea justru tidak. Pendidikan agama di Korea itu nomor yang kesekian, atau tidak dalam skala prioritas kalau dibandingkan dengan mata pelajaran pendidikan umum. Terdengar aneh, kan?
Jadi jangan heran kalau orang Korea kebanyakan belum beragama atau baru menganut agama setelah mereka dewasa. Namun, satu hal yang patut saya apresiasi dari orang Korea adalah meski mereka kurang kuat dalam hal agama tapi jangan ditanya moralitas orang Korea rata-rata sangat baik dan sangat disiplin melebihi akhlaq orang yang beragama. Ini bisa saya amati dari perilaku mereka saat berkendara di jalan, tidak membuang sampah dan merokok di sembarang tempat, serta kepatuhan mereka pada norma dan hukum yang berlaku di negaranya tinggi. Ya, mungkin ini ciri-ciri umum negara yang sudah maju. Berbeda dengan negara kita yang masih berkembang sehingga masih butuh proses menuju ke arah ini.
4. Sistem pendidikan di Korea berbeda
Di negara kita karena tidak mengenal adanya wajib militer maka rata-rata umur 22-24 tahun para remaja sudah bisa menyelesaikan kuliahnya. Sementara di Korea tidak. Angka rata-rata pria Korea bisa menyandang gelar sarjana (S1) pada umur 27 tahun. Mengapa? Karena harus cuti kuliah dulu atau setelah lulus SMA langsung mengikuti wajib militer dulu sebelum meneruskan kuliah.
Sekolah di Korea jam pengajarannya sangat panjang. Dari pagi sampai jam 9 malam sehingga sangat jarang pada hari biasa, bukan hari libur dan pada jam-jam kerja bisa menemui anak sekolah bisa berkeliaran di jalan-jalan atau mall tidak seperti halnya di negara kita.
Sisi positifnya selain tidak keluyuran di mall, juga angka kenakalan anak atau remaja Korea seperti tawuran dan menggunakan narkoba sangat rendah. Karena waktunya banyak tersita untuk belajar setiap hari di sekolah. Waktu di luar jam sekolah amat pendek dan benar-benar untuk beristirahat di rumah.
Dan Korea juga sangat terkenal keras, disiplin dan benar-benar terstruktur kurikulum pendidikannya. Sehingga inilah salah satu faktor kunci kesuksesan negara Korea hingga menjadi negara maju seperti sekarang ini.
Korea selatan merdeka pada tanggal 15 Agustus 1945. Hanya beda dua hari dengan kemerdekaan negara kita. Pernah menjadi negara sangat miskin. Namun sekarang sudah melesat jauh meninggalkan kita meskipun umur kemerdekaannya hampir sama dengan negara kita.
5. Perselingkuhan dan nomor telepon seluler diawasi ketat oleh negara
Membaca sub judulnya sepertinya ini bentuk sebuah pengekangan kebebasan warga negara. Betul? Tapi tunggu dan simak dulu sisi baiknya. Di Korea validitas data pengguna nomor seluler benar-benar diverifikasi datanya oleh negara sehingga tidak bisa semua orang membuat data-data palsu untuk menggunakan ponsel buat menipu atau menyebar spam lewat ponsel. Sehingga jika tetap nekat pasti akan ketahuan. Dan nomor simcard ponsel tidak dijual secara bebas dan terpisah dengan handsetnya.
Dan ketentuan ketat di atas juga berlaku buat warga asing atau turis yang lagi melancong ke negaranya. Itulah makanya kemarin opsi Tips Komunikasi Saat Roaming Internasional yang ketiga, yaitu mengganti simcard dengan nomor lokal tidak bisa saya lakukan selama di Korea sehingga tagihan saya membengkak lumayan tinggi. Baca artikel “Telkomsel Terlalu Berlebihan Memperlakukan dan Mencurigai Pelanggan Kartu Halo.”
Sisi positif yang lain, angka perselingkuhan di Korea sangat rendah. Bagaimana tidak, lalu-lintas data penggunaan seluler setiap warga negara dilog (rekam) oleh negara. Jika kedapatan suami selingkuh maka seorang istri bisa melapor ke Polisi dan minta dibukakan log percakapan dan SMS telepon seluler suaminya. Selanjutnya, jika sang suami terbukti selingkuh ini bisa sebagai alat bukti yang memberatkan.
Hal yang paling ditakutkan pria Korea adalah saat bercerai, kalau suami yang salah maka semua harta yang menjadi milik bersama (gono-gini) semuanya akan jadi milik pihak istri dan anak-anaknya, bagi yang sudah punya anak. Dan suami tidak akan mendapatkan bagian sepeser pun.
6. Gaji suami masuk rekening istri
Ini juga fakta yang unik. Semua gaji para pegawai di Korea, baik yang swasta dan pegawai negeri ditransfer ke rekening istrinya. Ini tentu tak lazim seperti di negara kita dan umumnya pegawai yang gajinya ditranfer ke rekening pegawainya.
Untuk kebijakan ini saya sedikit lupa kemarin apa yang menjadi alasannya. Mungkin juga salah satunya untuk menghindari perselingkuhan atau perceraian.
Gimana kira-kira kalau melihat fakta-fakta unik di atas, terutama nomor 5 dan 6 yang menguntungkan kaum wanita? Apakah ada yang tertarik untuk bersuamikan pria Korea? :D
Itulah kurang lebih keunikan dari negara Korea yang sempat saya amati dan catat. Sebetulnya banyak hal lain yang belum saya tuliskan di sini. Berhubung tulisan ini sudah cukup panjang dan sambil saya juga mengingat-ingat, next akan saya sambung lagi dengan beberapa keunikan-keunikan yang lainnya.
Sumber Foto:Korean Palace
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Point 5 dan 6 cukup membuat pria seperti saya gerah! Masih lebih enak di negara kita ya, mas?
BalasHapuswaah mas Joko habis dari Korea ya? hmmm..pertama-tama saya ucapkan selamat!
BalasHapushebat ya korea? terutama untuk yang nomer enam. saya abru tahu ada negara yang mengirim gaji ke rekening istrinya.. ckckckckck
Poin ketiga menarik juga Pak (tentang mengetahui agama setelah dewasa). Pemilihan agama sebaiknya memang ketika manusia sudah dewasa. Walau sebelumnya tidak memperoleh pendidikan agama, saya yakin bahwa para siswa di Korea tetap memperoleh pendidikan etika dan moral di sekolahnya.
BalasHapusToh, landasan agama kan juga etika dan moral. Bedanya, agama lebih eksklusive.
Fakta-fakta unik yang disajikan benar2 unik pak. Salut saya dengan Korea. Tak heran jika negara ini cepat majunya. Mereka disiplin, itu yg saya suka.
BalasHapusMasalah agama dan meminimalisasi angka perselingkuhan juga bagus, meski tak harus ditiru mentah oleh kita. Yah setidaknya dimodifikasi sedikit lah :)
Oleh2 artikel dari Korea yg sip. Saya tunggu kelanjutannya pak :)
poin 5 dan 6 benar benar unik, saya tidak pernah mengira :D
BalasHapusAh, saya suka semua fakta di atas, sepertinya Korea negara yang menarik untuk dikunjungi, semoga tidak ada mafia pariwisata seperti di Indonesia.
BalasHapusKaget:
BalasHapusKarena Masnya Pria. He2... Point 5 dan 6 ini yang jelas sangat disukai wanita atau para istri agar suami tak macam-macam.
Huda Tula:
Terima kasih, Mas Huda. Ya, saya juga awalnya kaget meskipun sebetulnya istri TNI sebetulnya juga begitu kalau suaminya dinas luar kota gaji akan diberikan ke istrinya. Nah, di Korea unik karena berlaku buat semua pegawai. Ini yang beda dengan di negara kita.
iskandaria:
Saya tak mengatakan ini pantas untuk ditiru (tidak bergama) namun fakta ini sungguh menarik karena mengapa meski mereka belum beragama tapi moralitas orang Korea justru lebih baik dan lebih disiplin daripada orang kita yang katanya lebih beragama (agamis). Di negara kita korupsi banyak yang celakanya justru dilakukan oleh orang-orang yang (katanya) beragama.
Ya benar, Mas Is. Pendidikan di sekolah mereka memang sangat disiplin, terstruktur dan cenderung keras jadi etika dan moral pasti diajarkan di sekolah2 kepada anak-anak Korea. Contoh seperti sain dan matematika yang diajarkan cukup menonjol kepada anak-anak Korea yang mengesampingkan pendidikan agama.
Darin:
Negara Korea juga pernah dijajah (Jepang) sama seperti negara kita. Dan baru merdeka pada tahun 1945, hanya selang 2 hari lebih dulu sebelum Indonesia. Pernah sangat miskin dan terpuruk. Namun berkat usaha keras dan kedisiplinan mereka untuk mengejar ketinggalannya salah satunya dengan menerapkan pendidikan yang keras kepada anak-anak Korea akhirnya malah bisa menyalib negara kita seperti sekarang ini.
Tentang agama itu, ya maksud saya juga begitu, Mas Darin. Saya ingin mengatakan itu sebagai contoh atau cermin seharusnya kita yang lebih beragama harusnya malah lebih baik dari Korea secara moralitas.
jarwadi:
Ya sangat unik, Mas. Poin 5 terutama. Jika ini diterapkan di negara kita yang jelas angka penipuan lewat SMS akan turun. Perceraian dan perselingkuhan akan ikut turun juga.
Cahya:
Sangat menarik, Mas Cahya. Saya sangat suka dengan kedisiplinan orang Korea dan iklim pekerja kerasnya yang sangat kuat ingin menjadi maju. Sama mungkin internetnya yang katanya tercepat di dunia..
Betul sekali pak. Harusnya yang beragama lebih baik dari mereka yang sekadar beretika.
BalasHapusAgama mengajarkan kita untuk berfikir lebih panjang, hingga akhirat --setelah kematian, bukan sekadar kehidupan di dunia. Agama juga mengajarkan kita untuk meyakini nilai-nilai yang lebih besar dari kita sendiri bahkan kehidupan ini.
Saya tunggu artikel terusannya pa. Menarik sekali.
Wah saya benar-benar kaget,pak, baru tahu ternyata gaji seorang suami dikorea harus masuk kerekening istri. Saya jadi mikir-mikir kalau untuk mencari istri orang Korea.(Mikir-mikir takut ditolak mentah-mentah:d)
BalasHapusPoin 1: Sangat informatif dan nambah pengetahuan.
BalasHapusPoin 2: Cara penyajian yang menarik, asal kita tidak sedang kelaparan. :)
Poin 3: Beragama setelah dewasa menjadikan pemeluknya lebih yakin dan lebih bertanggung jawab. Setuju, Korea!
Poin 4: Belajar dari pagi sampai jam 9 malam? Pantas saja bocah-bocah Korea pintar-pintar ya, Pak?
Poin 5 & 6: Nah, gimana Pak Joko? Saya nggak bisa komentar, wong saya belum punya istri. :D
Nomer lima, bagus untuk memonitor bini kita tapi rugi buat saya, jadinya gak bisa punya nomer rahasia.. :)
BalasHapusNomer 6, berarti gak bisa dong ngebohongin bini soal gaji.. terus gimana caranya kita dapet modal untuk traktir "Si Honey" pak.. hahaha.
Pepatah "Lebih baik Hujan batu di Negeri sendiri daripada Hujan Emas di Negeri Orang"
Kesimpulanya, ternyata masih enak hidup dan tinggal di indonesia ya pak.. makasih pak infonya. Soalnya saya belum pernah ke Korea...hehehe.Ke Negara tetangga masih bisa di itung pak buat saya, Aku taunya baru Malaysia, Singapore,Bangladesh, Myanmar, dan India.. itupun disana yang dilihat bukan apa dan bagaimana, tapi cuma lihat yang bening-bening saja pak..qqqqq
Point 5 dan 6 mungkin tak sekaku itu penerapannya. Krn 4 Tahun sampai skrg saya msh berhubungan dgn org Korea, Dalam hal bisnis saya transfer ke rekening atas nama suamine :D heheheh
BalasHapusSuka juga pak sebagai kaum hawa nih? kalau item 5 & 6 bisa diterapkan di sini, jadi rasa was-was sedikit berkurang, walaupun bukan jaminan sebuah kejujuran.
BalasHapusGa nyangka ya Korea mempunyai fakta-fakta yang menurut saya hebat, padahal sebelumnya saya beranggapan (penduduk) Korea terkesan "sangar"...hehehe...
BalasHapusTerima kasih sudah berbagi pengalamannya, tapi BTW waktu ke Korea ga berkunjung ke reaktor nuklirnya Mas? ....lol
Jeprie:
BalasHapusTerima kasih, Mas Jeprie. Saya jadi makin semangat menulisnya, nih kalau ditunggu begini. HeHe
informasi untuk Kehidupan:
Kalau saya mikirnya malah gaji saya yang gak nutut (tidak mencukupi), Mas jika harus beristrikan wanita Korea. :)
Bayangkan biaya hidup minimum di Korea untuk sebuah keluarga dengan anak dua besarnya 3,5 Juta won/bulan. Tinggal kalikan saja dengan 8.5 akan ketemu berapa rupiahnya kalau disini.
Hoeda Manis:
Nanti kalau Mas Hoeda sudah menikah pasti akan merasakan gunanya mengapa perlu ada poin 5 & 6 ini. Itu jawab saya. HeHe.
tonykoes:
Ternyata Mas Tony sering juga jalan-jalan ke luar negeri. Yang ke India kelihatannya asyik, tuh Mas. Kapan-kapan mbok disharing juga di blognya biar saya tahu pengalamannya selama di sana. :)
Mas Boy:
Yang saya ceritakan disini khusus buat pegawai, Mas. Kalau yang diceritakan oleh Mas Lintang itu untuk urusan bisnis jadi transaksinya pasti langsung ke yang bersangkutan. Betul?
Kalau pengalaman Mas Lintang 4 tahun yang lalu apakah kira-kira masih sama dengan kondisi seperti yang saya ceritakan ini, Mas? Ada yang kelewat kira-kira yang unik yang belum saya tulis?
Shafira:
Ya, setidaknya kalau misalnya itu diterapkan disini, paling tidak ruang geraknya dipersempit, Mbak. Suami akan mikir kalau mau aneh-aneh. Termasuk para penipu lewat SMS tidak akan berani karena mudah dilacak. Betul?
Olay:
Reaktor Nuklir? Tidak, Mas. Kebanyakan ke mal-mal aja karena memang study banding ke dept store2 yang ada di sana. Eh, kalau reaktor Nuklir bukannya di Korut, Mas? Saya ke Korea Selatannya.
Point no. 4
BalasHapusWaduh, belajarnya sampai jam segitu? wah bisa stres nih kalo belajar terus.
Kalo ada tugas, berarti dibikinnya tengah malam dong..
Susah juga nih..
Point 5 & 6 bukan saja unik, tapi bisa menjadi pembelajaran bagi WNI, terutama artis yang dengan seenaknya main kawin cerai, tapi kalo artisnya KD, gimana hayo?? Tambah rusak hahahhahahaha.....
BalasHapussemua kan ada plus minusnya pak..yg baik kita tiru yg kurang baik ya jangan..
BalasHapustp nomor 5 dan 6, hmmm sbg lelaki saya kurang suka :D
Farly Blitzkrieg:
BalasHapusUntuk menjadi maju memang keras sekali usahanya, Mas. Dan karena ini Korea bisa melesat jauh meninggalkan negara kita seperti sekarang ini. Padahal umur kemerdekaannya hampir sama dengan negara kita.
MisterXWebz:
Kalau kawin cerai karena tidak ada kecocokan mestinya tak masalah, Mister. Yang tidak boleh adalah kalau kawin cerainya karena sering gonta-ganti pasangan dengan berselingkuh. Dan Kridayanti? No comment. HeHe. Kita sama-sama sudah tahu.
tomi:
Sebagai yang mewakili kaum lelaki saya juga kurang suka sebetulnya dikekang seperti itu, Mas.Tapi yang poin 5 itu juga berlaku pada wanita, lho. Dan tidak menutup kemungkinan wanita (istri) bisa selingkuh juga, kan Mas Tomi? :)
wah pak, keduluan deh ke korea nya... sya juga mau kesana :D Korea memang hebat... salut... kalo saya sih seneng2 aja baca point yang ke-6 hehehe...
BalasHapus3sna:
BalasHapusMau ke Korea juga, Mbak? Wah, jangan-jangan nanti disana sekalian mau cari pria Korea karena tertarik pada poin ke-6 itu. HeHe
mantap nie, jalan-jalan ke korea.
BalasHapusSaya lihat korea mulai gencar masuk ke pasar indonesia sedangkan negara kita jago impor.
BalasHapusSama2 harus koreksi diri nih
Andhy:
BalasHapusTerima kasih. :)
sandi:
Salah satunya kosmetik dari Korea saat ini banyak membanjiri Indonesia. Benar? :)
Sistem pendidikannya! Keren! Patut dicontoh.
BalasHapusUntuk agama, Aku sependapat dengan Mas Jepri... Tidak ada toleransi untuk itu. Kesalahan kenapa kita yang beragama seolah2 terlihat tidak beretika, karena kita memandang agama hanya sekedar urusan pribadi dengan Tuhan -hanya sebatas ritual keagamaan saja-, selain dari sistem sekuler yang dianut negara.
Ah! sayang sekali dulu di awal kemerdekaan, Piagam Jakarta di anulir oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab.
Padly:
BalasHapusSaya jadi ingat. Mungkin kalau di negara kita yang sistem pendidikannya seperti itu di Pesantren, ya? Panjang banget bahkan tidurnya pun disitu.
Kasus tentang pendidikan agama di Korea itu selain unik, juga saya sodorkan sekedar buat cermin buat kita. Ada apa sebenarnya yang salah dengan pendidikan agama di negara kita? Mungkin benar kata Mas Padly, jangan-jangan agama hanya sekedar ritual dan sekedar gugur kewajiban saja.
Wah, pantes aja Korea cepat bgt majunya. Aturannya ketat bgt! Tapi untuk poin 5 dan 6, saya rada2 kurang suka. :D
BalasHapusTongkonanku:
BalasHapusPoin no 5 itu juga berlaku buat wanita (istri), kok Mas. Tenang saja. :)
hebat...betul semua itu mas...
BalasHapusaku dan istriku di Korea dah hampir 6 tahun...tapiiii
point no.5 dan no.6 yg nggak sreg tuh.....hehe
bigboss-yogyess:
BalasHapusWah, asyik dong, Mas bisa tinggal di Korea. Eh, 6 tahun apa 3 tahun, Mas di Koreanya? Terima kasih da mau berbagi disini.
* Oh, ya artikel saya yang dipublish ulang di blog Anda, mbok diberi tautan link kesini, Mas.
Pak Joko, ada satu lagi fakta menarik tentang Korea. Bisa dibaca di link ini:
BalasHapushttpxxx://www.kaskus.us/showpost.php?s=0927b79c9e3d9099d7e9a76d5356926a&p=576124803&postcount=1
iskandaria:
BalasHapusSaya sudah lihat videonya, Mas Is di Kaskus. Tapi saya amati, kok kayak acara TV yang disetting, ya Mas. Apa benar kira-kira orang Korea seperti itu? Karena dari pengalaman saya ke Korea kemarin mereka saya jumpai ramah-ramah, kok. Tapi kalau itu benar, ya tak tahu lagi saya.
Pak Joko, iya, saya juga heran. Tapi mungkin memang sengaja disetting, terutama dengan kamera tersembunyi. Herannya, kok TV Korea sendiri yang menyettingnya yach. Kan bisa mempermalukan bangsa mereka sendiri.
BalasHapusNggak tahu juga sih apa benar begitu. Tapi dari videonya, nggak semua orang Korea rasis seperti itu. Masih ada yang saya lihat mau membantu. Contohnya seorang pria yang sudah cukup dewasa itu dan terutama sang nenek.
Iskandaria:
BalasHapusTerima kasih, Mas Is sudah mampir kembali. Kebetulan saya kemarin dapat teman chatting mahasiswa IPB dari blog gara-gara nulis artikel tentang Skype dan Korea ini. Dia, teman saya tersebut dalam waktu dekat akan ke Korea Selatan selama 6 bulan dalam rangka pertukaran mahasiswa ke sana. Saya tak tanya ke dia nanti bagaimana pengalamannya saat tinggal di Korea. Apa benar orang Korea rasis seperti di video itu.
Kalau saya, kan hanya 8 hari di sana jadi untuk menilai masalah ini, orang Korea rasis apa tidak, belum lah cukup.
makasih sharing nya mas! :D
BalasHapusi love korea, terutma dramanya
BalasHapuskren2, tpi qw te2p cnta ma indonesia
Ya..begitulah korea..dan saya juga betah disini jadi TKI...pak
BalasHapus