Anda belum sebagai pengguna Blackberry? Dan mungkin dalam waktu dekat ini berencana akan membeli gadget ini? Sebentar, sebelum Anda memutuskan membeli gadget yang satu ini ada baiknya Anda membaca ulasan opini saya di bawah ini.
Informasi yang akan saya sampaikan kepada Anda berikut ini saya tulis benar-benar berdasarkan pengalaman pribadi saya setelah hampir satu tahun (sejak Februari 2010) saya menggunakan gadget buatan perusahan RIM Kanada tersebut. Saya hanya memperingatkan kepada Anda agar berhati-hati supaya tidak mengalami keruwetan masalah seperti yang pernah saya alami dalam cerita saya berikut ini.
1. PIN BB tiba-tiba di-Suspend RIM tanpa ada alasan yang jelas
Hari kamis 16 Desember 2010 pagi itu adalah awal malapetaka yang menimpah pada BlackBerry saya. Tanpa ada hujan, tanpa ada angin tiba-tiba PIN BB saya disuspend oleh RIM. 5 account email yang saya benamkan di BlackBerry saya tiba-tiba lenyap menghilang dari menu di BB saya. Saya sempat bingung waktu itu karena saya coba create ulang lewat menu email setting tapi selalu saja direject, ditolak terus oleh RIM. Usut punya usut kemudian setelah bolak-balik saya bawa antara ke Grapari dan BB Corner (servis BB) di Jogja, saya baru tahu kemudian kalau PIN BB saya ternyata disuspend oleh RIM.
Celakanya, tanpa ada alasan jelas atau tak ada satu pun pihak yang sanggup menjelaskan kepada saya, baik pihak Grapari maupun pihak BB Cornernya apa yang menjadi alasan mengapa PIN BB saya disuspend RIM. Gila tidak? Kalau saya ingin tahu dan berniat memperbaikinya maka oleh pihak BB Cornernya saya disuruh agar confirm dan mengirimkan BB saya ke pihak service center RIM yang ada di Jakarta.
Bagi yang belum tahu apa itu PIN Suspend bisa saya jelaskan sebagai berikut. BlackBerry yang PINnya telah disuspend artinya menu-menu BlackBerry seperti BBM (BlackBerry Messenger), chatting, email, browsing dan download ke BB Aplication World semuanya diblokir oleh RIM. Jadi praktis gadget BB tidak ada bedanya dengan gadget biasa yang hanya bisa berfungsi buat komunikasi voice dan SMS saja. Fungsi menu business khas BlackBerry tidak akan bisa dipakai lagi, itu intinya.
2. Ribet
Kalau pada handphone biasa bila terjadi kerusakan sangat mudah mengidentifikasi kerusakannya apakah rusak di simcardnya ataukah pada handsetnya. Karena pada HP biasa sangat jelas membedakannya. Pada BlackBerry tidak. Ada kerusakan-kerusakan tertentu yang nanti akan terjadi saling lempar kesalahan antara pihak service BBnya dengan pihak operator seluler penyedia BIS (BlackBerry Internet Service) Anda.
Dan itu terbukti pada kasus kerusakan BB saya kemarin. Saya dilempar kesana kemari antara pihak BB Corner dan pihak Grapari karena masing-masing mengklaim kerusakannya bukan pada wilayah mereka. Itu yang terjadi. Dan ini kali kedua saya mengalami hal yang sama. Sebelumnya, baca artikel "Antara BlackBerry, Service dan Product Knowledge" saya juga sudah dikecewakan Grapari dengan dipingpong ke pihak BB Corner yang sebetulnya masalahnya cukup sepele, ada pada jaringan BISnya yang bermasalah, bukan pada BlackBerrynya.
3. Service Center RIM belum ada di semua kota
Saat ini perwakilan service center resmi BlackBerry di Indonesia baru ada di 3 kota. Yaitu di kota Jakarta, Bandung dan Surabaya. Artinya, jika Anda berada di luar ketiga kota ini maka bersiap-siaplah menunggu waktu yang lama untuk menunggu selesainya service atau perbaikan yang akan dilakukan pada BlackBerry Anda jika sewaktu-waktu nanti terjadi kerusakan pada handset BB Anda.
Pesan-pesan saya kepada Anda yang berniat membeli atau menggunakan BlackBerry:
Jangan beli BlackBerry second atau refurbish
Jangan membeli BB second atau refurbish dari penjual ponsel yang Anda tidak jelas siapa pemilik sebelumnya. Mengapa? Sebab ini rawan terjadi kasus masalah seperti kasus saya ini. PIN BB tiba-tiba disuspend oleh RIM karena mungkin ada orang atau pemilik sebelumnya melaporkan ke pihak RIM. Atau pemilik lama bisa jadi menjahili Anda dengan melakukan release PIN BB Anda secara diam-diam.
Kebetulan BB 8830 yang saya pakai ini memang second. Saya dulu beli dari Amerika karena memenangkan lelang lewat eBay. Anda bisa baca ulasannya di artikel "Tips Memenangkan Lelang Di eBay" dan review saya tentang gadget ini di artikel "BlackBerry World Edition Dual Mode Murah"
Hati-hatilah dengan nomor IMEI+PIN BlackBerry Anda
Jangan sekali-kali memberitahukan nomor IMEI+PIN BB Anda sekaligus kepada siapa pun karena dengan berbekal itu BB Anda bisa dikerjain oleh orang itu dengan melakukan remote release PIN jarak jauh lewat internet.
Belilah BlackBerry satu paket (bundling) dengan nomornya
Membeli BlacBerry satu paket atau bundling dengan nomornya sekaligus memang di satu sisi punya kelemahan jika suatu saat Anda berniat ganti langganan BIS-nya pada waktu masa garansi maka garansi Anda otomatis menjadi batal. Tapi di sisi lain keuntungannya, jika suatu saat terjadi masalah dengan gadget Anda, baik pada jaringan BISnya maupun kerusakan pada handsetnya, Anda tak perlu ribet apalagi dipingpong kesana kemari antara pihak operator dan service. Semua sudah satu pintu dilayani lewat perwakilan operator BlackBerry di kota Anda.
Demikian sekedar sharing pengalaman dan tips dari saya. Semoga tulisan ini bermanfaat, terima kasih.
Rabu, 29 Desember 2010
3 Alasan Mengapa Sebaiknya Anda Mempertimbangkan Pakai BlackBerry
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Yah, saya tetap saja pada pendirian awal. Tidak akan pakai HP. Cukup aja ke telpon koin.
BalasHapusItulah mengapa saya sampe sekarang belum berminat beli BlackBerry #ngeles hahaha, padahal ya belum mampu hehe :D
BalasHapusDuh, sebegitu ribetnya ya pak. Dibalik ke-wah-annya BB menyimpan potensi stres. Mana susah lagi. Tapi tips yang ketiga sepertinya paling oke, jangan beli second. Nanti yang ada bersenang2 dahulu menyesal kemudian.
nyerah dah, hape saya soalnya merek lokal yang ada tvnya. jadi malu keluarin klo ada BB wkwk
BalasHapusKesimpulannya adalaah... "Blackberry is Ruwet" karena disamping kita beli handset kita juga harus beli layanannya yang agak "ruwet" regristasinya.
BalasHapusSemakin gak minat deh beli BB. Udah cukup puas juga dengan hp yang sekarang ada. :D
BalasHapusJeprie:
BalasHapusTelpon koin? Padahal sekarang mulai langkah, lho Mas Jeprie. Termasuk Wartel juga mulai jarang karena kurang laku. :D
Darin:
Beli 2nd boleh, Mas Darin asal kita tahu persis siapa pemilik sebelumnya, misal teman kita sendiri. Ini penting agar tidak sampai terjadi kasus tidak menyenangkan seperti yang saya alami ini.
Andi Sakab:
BB saya ini juga tak mahal-mahal amat, Mas Andi. Hanya harga sejutaan waktu dulu belinya.
Puji:
Kalau Mas Puji saya tahu lebih kepincut dengan Nokia E72 jadi tak suka dengan BB yang terlalu ruwet begini. :)
Kimi:
Semakin gak minat? Kalau sudah cukup terpuaskan dengan HP yang sekarang, kenapa tidak. Saya dulu beli juga kepaksa, Mbak Kimi karena komunitas orang di kantor saya semua pada pakai BB.
walah,kalau di antara senior2 blogger,mungkin saya yang paling konvensional mas...
BalasHapussaya lebih mengedepankan fungsi dan reward...dalam artian uang yang saya keluarkan harus berbanding lurus dengan barang yang saya dapatkan...
toh kelebihan blackbery hanya di push email dan BBM saja..fitur lainnya sama dengan gadget di pasaran...dan kebetulan saya kurang suka bergabung di komunitas sperti kebanyakan pengguna BB...
dengan anggaran sekitar 4 jutaan,jika saya belikan BB paling cuman dapat BB type bold,padahal jika saya kedepankan fungsi,dengan anggaran segitu saya sudah dapat mini neetbook acer timeline seharga 2,5jt,plus modem EVDO seharga 250rb,email lebih lega jika menggunakan neetbook,speed juga lebih cepet,tarif bulanan juga lebih murah,masih ada selisih sekitar i jutaan jika saya putuskan beli BB...dan yg 1 juta bisa dapat hp untk komunikasi plus beberapa potong pakaian unutk istri tercinta dan jagoan kecilku..
lagian dengan umur yang sudah semakin bertambah,di mana letak asyik dan nikmatnya melihat email di layar berukuran 3inch?
ternyata dengan uang yg lebih sedikit,saya bisa mendapatkan fasilitas lebih daripada BB,kalau buat sekedar gaya jelas lebih unggul BB mas,segi praktis juga unggul BB,tapi sayangnya saya belum tertarik memakai BB,saya masih kuno,sayang kalau uang 4jt saya belikan cuman dapat barang sekepalan tangan dan hanya unggul di 2 fitur...
akhirnya dengan berat hati kemarin saya putuskan untuk beli mini netbook plus modem dan saya tinggalkan BB dalam daftar skala prioritas saya...
dengan netbook semua kerjaan bisa tercover ,sedangkan dengan BB?..apakah setiap hari saya harus melakukan aktivitas BBM terus?..wah..bisa retak jempol saya mas...
jadi mohon maaf,rayuan mas Joko belum berhasil mas...saya belum mau berselingluh dengan BB,saya masih ingin menggauli netbook saya saja mas...
Belum butuh, Pak. Meskipun di sekitar saya banyak yang pake BB entah kenapa saya mikirnya saya merasa belum butuh. HP yang ada sekarang masih bagus, masih bisa dipakai, dan gak bermasalah. Mungkin nanti, klo saatnya hp saya harus diganti boleh lah dipertimbangkan buat beli BB. :D
BalasHapusSudah lama punya blackberry, tapi buatan china, tidak ribet, dual sim kalau rusak tinggal masukan tong sampah. wkwkwkwk....
BalasHapuswidodo:
BalasHapusKalau melihat judul artikel ini mungkin maknanya bisa bersayap dan Mas Widodo sepertinya cenderung mengartikan saya mengajak untuk mempertimbangkan pakai BB. Tidak, Mas saya justru memberi saran untuk mempertimbangkannya lagi kalau misalnya Mas Widodo berniat untuk beli.
HP primer saya saat ini Nokia E63 sudah hampir dua tahun kupakai. Dulu belinya seharga Rp 3,4 juta. Dan itu masih lebih mahal dari BB Gemini namun fiturnya tak kalah dengan BB. Hampir semua fitur BB ada di ponsel saya ini. Mau calling pakai Skype ayo saya layani.
Kenapa saya tetap memaksakan diri pakai BB? Alasannya karena komunitas di kantor saya, Mas. Agar lebih mudah berkomunikasi. Selebihnya tak ada.
Admin:
Terima kasih untuk tawaran menariknya.
Kimi:
BB kan lebih ke fungsi fitur busines, Mbak Kimi jadi biasanya orang bisnis atau kantoran yang lebih perlu. Selebihnya, fiturnya semua sudah ada di ponsel biasa.
aldy~PF:
Ha...Ha...Ha...semoga saya ndak tergoda juga seperti Mas Aldy untuk ikut2an buang BB saya ke tong sampah. :))
waduh, kenapa baru baca ini setelah beli BB second...semoga ga terjadi seperti Mas joko deh, saya beli dari Kaskus nih, COD pula, mudah2an penjualnya jujur. Trims berat infonya.
BalasHapusNasir:
BalasHapusSaya tidak berniat untuk menakut-nakuti dengan menulis ini, Dok. Hanya mengedukasi aja bagi yang belum familiar dengan BlackBerry agar siap dengan segala resiko dan keribetannya.
Mudah-mudahan ini tidak terjadi pada Pak Dokter tapi cukup saya saja yang mengalaminya.
Wah kalo dipikir2 BB cuma menang BBM-nya itu doang
BalasHapusservis2 yg lain juga ada di HP2 lain :D
Uchan:
BalasHapusKalau melihat dari sisi fitur dan kegunaan, iya. Bahkan itu alasan saya mengapa akhirnya pakai BB. Dan mungkin sama koneksinya yang relatif lebih stabil dibanding smartphone lain karena hanya dengan sinyal GPRS pun tidak masalah.
Betul sekali ... jangan mudah terperangkap dalam life style kalo memang kita sebetulnya ga butuh2 amat. Tapi ga salah juga jika kita yang tidak tertarik (baca: tdk butuh) BB perlu tahu apa sih BB itu dan seperti apa fungsi/manfaatnya, supaya ga kuper2 banget, hehehehe...
BalasHapusSaya pribadi tidak latah dengan trend gadget yang sedang populer, saya ga takut dibilang "ndeso" justru karena kita tahu kelemehannya BB itu apa, saya yakin saya nggak "ndeso" hehehehe
yah tergantung nasib juga sih,, sy pemakai android karena kebutuhan multimedia sih, tpi push email juga ok, kekurangannya hanya 2 email saja yg bisa aktiv secara bersamaan, karena kebutuhan jadi beli bb second deh, beli bb 8830 bulan agustus 2012 sampai sekarang ga ada masalah, awet bgt malah,, dulu sih belinya 500 ribu.. murah kan, yg penting kan fungsinya bbm sm email, misalkan bb mahal2 juga klo ga bisa di pake bwt bbm dan email mending di belinya untuk di bakar, atau di lempar2 ke jalanan karena bb tanpa fungsi bbm dan email, sama dengan hp biasa, ga ada bedanya ama hp non operation system, jadi saran saya mumpung masih muda giatlah belajar, jangan suka bolos kuliah, jadi wisudanya tepat waktu.. sekian
BalasHapus