twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Rabu, 14 Juli 2010

5 Hal Yang Paling Tidak Saya Sukai Dalam Tukar Link

Tukar LinkPerpisahan terkadang selalu menyisakan guratan kesedihan. Kesedihan yang beberapa waktu yang lalu sempat membuat mood ngeblog saya sampai hilang beberapa saat. Itu adalah curhat saya beberapa hari kemarin. Tapi sudahlah, saya tak perlu bahas lagi tentang kesedihan itu akibat sebuah perpisahan. Saya akan bahas tentang akibat sebuah perpisahan ada hal yang kurang saya sukai tapi tetap harus saya lakukan. Dan ini sedikit ada hubungannya mengapa saya banyak menolak ajakan untuk ber-Tukar Link yang akhir-akhir ini entah mengapa banyak kembali mampir ke blog saya.

Maaf, Anda jangan salah sangka dulu dengan saya kalau kebetulan permohonan Tukar Link Anda termasuk yang belum saya kabulkan. Dan jangan pula berkata ke saya begini: "Memang apa hebatnya DIPTARA blog sampai jual mahal tak mau diajak Tukar Link dan sok pilih-pilih teman."

Saya tak melarang bila Anda tetap mengatai saya demikian. Silahkan itu hak Anda! Tapi saya pun berhak untuk menyampaikan hak dan alasan saya. Dan berikut ini adalah beberapa penjelasan yang menjadi keberatan saya mengapa saya tidak bisa bertukar link dengan sembarangan blog. 5 Hal Yang Paling Tidak Saya Sukai Dalam Tukar Link inilah yang menjadi dasarnya:
  1. Bloggernya berbohong. Katanya ingin bersahabat di dunia maya tapi secara implisit ternyata hanya untuk mengejar backlink saja. Saya pernah sedikit membahasnya di artikel "6 Syarat Yang Perlu Diperhatikan Sebelum Tukar Link". Ini alasan yang pertama.
  2. Alasan kedua, Mengajak Tukar Link tapi setelah itu kabur alias tak pernah datang-datang lagi ke blog saya apalagi meninggalkan komentar. Jadi tepatnya Tukar Link hanya jadi pajangan dan Narsis doang.
  3. Alasan yang ketiga, hal yang paling saya benci adalah me-remove link di blogroll karena sahabat blogroll saya tiba-tiba berhenti ngeblog atau menelantarkan blognya menjadi Kuburan Dunia Maya alias berhenti ngeblog tanpa pamit.
  4. Alasan keempat, pekerjaan yang sama dan membuat saya malas melakukannya, yaitu mengedit rujukan artikel termasuk membuang broken link di artikel lama saya karena outbond link-nya sudah mati akibat blognya sudah meninggal dunia.
  5. Saya penganut paham kebebasan dalam ngeblog. Dengan banyak Tukar Link membuat saya jadi tidak bisa menjadi Blogger Non-Blok yang tidak bisa bebas untuk tidak blogwalking karena saya punya kewajiban harus berkunjung secara reguler ke sahabat blogroll saya. Dan Anda bisa bayangkan jika sahabat blogroll saya terus bertambah banyak, mungkin aktivitas ngeblog saya banyak jalan-jalannya daripada update postingnya. Ini alasan kelima saya mengapa saya enggan bertukar link.

Dan selebihnya, terus terang saya bukan dukun apalagi seorang futuris sekelas Arthur Charles Clarke yang bisa menebak seorang blogger sampai jauh kedepan sehingga saya merasakan kesulitan untuk menilai bahwa seseorang serius ngeblog apa tidak jika mendapati sebuah blog yang umurnya masih kurang dari enam bulan dan artikelnya pun masih belum ada seratus posting, dan blognya dari blog yang gratisan pula. Sulit bagi saya untuk menilai apakah dia serius atau tidak ngeblognya jika kondisinya seperti itu. Yang ada dalam benak saya, jangan-jangan hanya ngeblog karena trend sesaat karena ingin cari duit di internet, setelah tahu prakteknya bisnis online di internet itu tak mudah lalu ditinggal dan tak ada kabarnya lagi.

Itulah penjelasan saya. Entah Anda bisa menerimanya atau tidak, tapi yang jelas saya tak mengada-ada apalagi sok cari-cari alasan. Kesemua alasan di atas itu saya sudah pernah mengalaminya sendiri semuanya di blog ini. Dan saya berusaha untuk menghindari pekerjaan membuang-buang waktu untuk me-remove link blogroll yang kurang mengenakkan saya.

Demikian penjelasan saya. Semoga posting ini bisa menjadi penjawab rasa penasaran Anda mengapa saya selektif atau pilih-pilih dalam Tukar Link.



Bookmark and Share

14 komentar:

  1. 1 hal lagi yang paling saya benci dalam bertukar link, baru pertama kali berkunjung, tanpa ba bi bu langsung ngajak tukar link, dan itu dilakukan di shoutbox... udah deh mending di bilang blogger sombong, dari pada kedepannya banyak yang dirugikan, sekian dan terima kasih hihihihi ...

    BalasHapus
  2. wew..
    mas joko ini slalu kritis kalo menanggapi sebuah permaslahan...
    dan slalu blak2an...
    salut buat mas joko :)

    BalasHapus
  3. MisterXWebz:
    Dibilang sombong yo ben to, Mas. Masih mending begini, daripada di blog lain malah ada yang sampai di batabig. He...He....

    Phuad:
    Meski saya sekarang sudah tinggal di Jogja, Mas Phuad tapi darah yang mengalir di tubuh saya masih tetap kultur orang Jatim, terlebih saya pernah lama tinggal di Surabaya yang orangnya terkenal lugas, tegas dan tak suka tedeng aling-aling dalam berbicara. He...He....

    BalasHapus
  4. Diperketat aja Mas aturannya. Blog ini kan pagerank nya tinggi, aturannya juga harus ketat dong hehehe...

    BalasHapus
  5. batabig apa to mas hihihihi ga mudeng je ...

    BalasHapus
  6. Saya ingat, terakhir melakukan "tukar link" kira-kira tahun 2007 (awal ngeblog dulu). Saat ini biasanya saya cuma nyeletuk, "2010 masih tukar link?".

    Yeah Mungkin banyak manfaatnya tapi kalau dipertimbangkan lebih jauh banyak yang bikin males untuk tukar link.

    BalasHapus
  7. Nah yang alasan 1 dan 2 itu yang paling saya bikin keki banget mas.

    BalasHapus
  8. Blogroll saya hanya diisi oleh situs yang satu niche dengan DesainDigital. Kalau memang punya situs bagus dan berhubungan, saya akan memasukkannya dengan suka rela. Ga perlu tuker-tukeran link segala.

    Sebetulnya yang penting bukan sekadar backlink tapi backlink yang berkualitas. Saya pikir google tidak sebodoh itu. Kalau mau link banyak nulis saja di posterous, di sana kita bisa nyambung ke 50 lebih account sosial media. Sekali posting link bisa muncul di 50 situs. Masalahnya berkualitas atau tidak.

    BalasHapus
  9. Adhie [DesainQu]:
    Saya sebenarnya sudah memasang persayaratannya, Mas Adhie. Tapi banyak blogger yang sepertinya mengabaikannya. Bahkan ada yang baru kali berkunjung dan ninggalkan komentar tapi sudah minta Tukar Link.

    MisterXWebz:
    "Batabig" mosok belum tahu, Mister? Tapi tidak minta dibalang bata beneran, kan? He...He...

    ArdianZzZ:
    Kalau saja bloggernya sudah lama ngeblog dan punya pikiran seperti Mas Ardian mungkin akan paham dan tak akan pusing-pusing memikirkan Tukar Link.

    Haritsmugni:
    Nggak usah terlalu keki, Mas. Terus terang aja, karena yang ngajak Tukar Link juga tak sungkan-sungkan melakukannya.

    Jeprie:
    Di anchor header Tukar Link blog ini, di dalam artikelnya saya juga sudah mencantumkan seperti itu, Mas Jeprie. Sayangnya banyak blogger yang tak mau membacanya dan lebih suka langsung nembak ngajak Tukar Link.

    BalasHapus
  10. Ya ya ya..saya paham pak. Itulah kenapa saya tidak berani bilang mau tukerang link. Meskipun saya kadang main comot saja link blog seseorang yang dirasa bagus untuk rujukan saya sendiri dengna pertimbangan most blog recommend.

    BalasHapus
  11. Kurtubi:
    Kalau masalah membuat rujukan link ke artikel blog lain, saya pun juga sama, sering melakukan. Tapi kalau ngajak Tukar Link di kunjungan pertama saya coba hindari.

    BalasHapus
  12. kalau saya gak ngajak tuker link ko pak..
    saya ngeadd link bapak aja..(^_^)
    boleh kan ya..

    BalasHapus
  13. thankyou for information gan
    saya iwansky from paris van java
    salam kenal aja ama blogger seluruh dunia
    visit my blog too
    http://www.iwansky82.blogspot.com
    peace in the world

    BalasHapus
  14. hahahahaha

    hanya tersenyum kemudian akhirnya saya tertawa membacanya...

    nice info

    BalasHapus