twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Minggu, 25 Juli 2010

Benarkah ini Sekedar Ganti Nama?

Ganti nama
"Begitulah kalau nama brand sudah sangat kuat. Petunjuk jalan pun pakai nama merk bukan nama daerah. Tapi benarkah hanya karena itu alasannya, Paman? Apakah tidak ada permainan dibalik pemasangan nama perumahan tersebut sebagai petunjuk jalan?"

Itu adalah petikan komentar saya di blognya Paman Tyo di sini. Saya tertarik berkomentar karena seperti biasa sodoran artikel gaya memo dari Paman Tyo kali ini memang cukup menggelitik saya, sehingga saya pun berkomentar seperti itu.

Anda boleh saja melihat biasa, tapi coba lihat betapa hebatnya nama perumahan "Pondok Indah" bisa muncul sebagai petunjuk jalan. Dan satunya lagi "BSD City" muncul di papan petunjuk jalan itu sampai beberapa lama meski akhirnya kini harus berubah dari "BSD City" menjadi "Serpong", nama daerah menuju kawasan tersebut.

Kalau Anda orang marketing, bukankah itu sebuah Personal Branding yang sangat sukses secara marketing? Bukankah banyak merk atau brand yang dianggap sebagai nama? Contohnya? Banyak orang menyebut air mineral atau air suling dengan AQUA. Padahal AQUA adalah nama merk air mineral. Setahu saya, dulu akhir tahun 80-an merk air mineral AQUA lah yang pertama kali populer di negara kita, meski asal nama AQUA sendiri sebenarnya adalah kependekan dari aqua destillata. Aqua = air, dest (destillata) = destilasi/penyulingan.

Ingin contoh lain? Sampai saat ini teman-teman kantor saya banyak yang masih salah sebut terhadap istilah pertukaran file antara dua komputer, yaitu antara server kami yang di kantor pusat (HO) dengan komputer kami di daerah, menyebutnya dengan FileZilla, bukan FTP (file tranfer protocol). Padahal, FiliZilla juga sama, nama merk juga.

Contoh yang lain? Silahkan Anda cari karena masih banyak contoh yang lain.

Itulah hebatnya sebuah merk atau Personal Branding yang sukses, bahkan sampai bisa mempengaruhi petunjuk jalan. Silahkan kalau Anda tetap berpendapat lain. Anda boleh berimajinasi apapun, termasuk apakah kontrak dengan DLLAJR sudah berakhir sehingga dibusek (maksudnya, dihapus) tulisan "BSD City"-nya. Sementara yang "Pondok Indah" karena rumah tempat orang kaya dan pejabat sehingga tetap dipertahankan. Atau Anda barangkali takut mengatakan jangan-jangan pencatuman nama perumahannya sebagai petunjuk jalan dulu berbau KKN sehingga harus diganti karena takut diendus KPK?

Bagaimana kalau menurut pendapat Anda?



Bookmark and Share

5 komentar:

  1. Di Bandung juga BIP dan BSM muncul di tanda jalan. Kalau menurut saya itu pesanan.

    Saya pernah lihat juga ATM BNI muncul di tanda, masih di Bandung. Padahal itu bukan sesuatu yang penting buat pengguna jalan.

    BalasHapus
  2. Jeprie:
    Bisa jadi begitu. Pertanyaan saya kalau memang itu benar pesanan, kenapa tak pasang bilboard reklame sendiri saja? Mengapa mesti petunjuk jalan dijadikan reklame? Apakah ini salah satu trik untuk menghindari pajak? He...He...

    BalasHapus
  3. he...he...he..he.
    mungkin pak..
    bisa jadi untuk reklame juga..
    di bekasi juga kan..
    harapan baru dan harapan indah jadi nama jalan..
    padahal kan itu komplek..

    BalasHapus
  4. mylitleusagi:
    Negara kita ini memang banyak yang salah kaprah. Antara petunjuk jalan dan reklame campur baur jadi satu.

    BalasHapus
  5. Saya mau dong nanti jadi nama jalan... wkkwkwkw....

    namanya

    Rohani Syawaliah cewek jomblo...

    wkwkkwkw

    BalasHapus