twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Minggu, 05 Desember 2010

Cara Menulis Yang Efektif dan Efisien Dengan Menggunakan Hukum Pareto

Hukum Pareto

Dalam menulis seringkali Anda berada pada posisi dimana? Berada di posisi menuliskan apa saja yang ingin Anda tulis? Saya sebut ini kelompok pertama. Ataukah berada di posisi menuliskan apa yang diinginkan orang lain atau pembaca Anda? Saya sebut ini kelompok penulis yang kedua.

Sebelum Anda menjawab pertanyaan saya, saya ingin perjelas dulu diskripsinya. Menuliskan apa saja yang ingin Anda tulis diskripsinya adalah Anda berada dalam satu posisi punya sesuatu, bisa cerita pengalaman orang lain yang Anda tahu, bisa cerita pengalaman Anda sendiri, atau juga bisa menulis tentang sharing sesuatu yang Anda punya dan coba membagikannya kepada pembaca tanpa memperdulikan apakah pembaca tulisan Anda nantinya suka apa tidak suka, tertarik atau tidak tertarik dengan tulisan Anda. Intinya Anda hanya membagi tanpa peduli hasilnya.

Sekarang diskripsi dari pertanyaan yang kedua, menuliskan apa yang diinginkan orang lain. Maksudnya bagaimana? Artinya sebagai penulis Anda berada pada posisi menuliskan tema-tema atau topik tulisan yang hangat atau diinginkan dan dicari oleh pembaca Anda. Anda berada di posisi harus melayani mereka para pembaca Anda. Anda berada di posisi menyenangkan mereka dengan memenuhi kebutuhan mereka lewat tulisan Anda. Intinya, Anda menulis apa yang diinginkan oleh orang lain atau pasar. Anda melayani pembaca.

Jika Anda termasuk dalam kelompok penulis yang pertama, artinya Anda sama seperti para penulis kebanyakan. Menulis susuatu sesuai dengan keinginan hati Anda, bukan menulis sebaliknya. Dan secara umum dalam menulis kecenderungan orang akan berada pada kondisi yang seperti ini. Menuliskan apa yang ia ingin tulis, membagi apa yang ingin dibagi. Bukan apa yang orang lain atau pembaca mau.

Dan, bila ternyata Anda sudah termasuk dalam kelompok kedua, orang yang menjawab lebih sering menulis karena melayani pembaca, saya hanya bisa bilang selamat Anda layak disejajarkan dengan para penulis profesional. Anda sudah berada dalam posisi bukan sebagai penulis amatir lagi. Mengapa? Karena berada di posisi seperti ini sungguh tak mudah. Menulis sesuatu yang bukan karena keinginan hati kita tapi karena sesuai keinginan atau permintaan orang lain itu sulit.

Nah, saya ada tulisan menarik sedikit terkait yang mengupas tentang hal ini di blognya Mas Setiaji. Yaitu Bagaimana Cara Ngeblog Yang Efektif dan Efisien dengan menggunakan Hukum Pareto 80/20?

Apa itu Hukum Pareto 80/20? Terjemahan sederhananya begini. Dalam sebuah grup selalu memiliki persentase terkecil (20%) yang bernilai atau memiliki dampak terbesar (80%).

Anda masih bingung? Saya ambil contoh saja, dalam menulis di blog misalnya, saya yakin tidak semua tulisan Anda bisa menjadi sukses semuanya. Selalu ada artikel yang kurang sukses untuk bisa menarik minat baca para pengunjung blog Anda. Kurang sukses untuk mendulang trafik pengunjung datang ke blog Anda.

Dan sebaliknya, ada sebagian artikel, saya suka menyebut Artikel Pilar untuk jenis artikel yang seperti ini, yang bisa menjadi daya tarik untuk dikunjungi dan dibaca oleh pengunjung sehingga meyebabkan banjir trafik ke blog Anda. Artikel ini dalam Hukum Pareto disebut sebagai yang 20% menghasilkan 80%. Kebalikannya, artikel yang biasa-biasa tadi masuk dalam kategori kelompok 80% tapi hanya menghasilkan 20%.

Pertanyaan saya sekarang, jika Anda disuruh memilih enakkan mana menulis jenis artikel 20% tapi bisa menghasilkan 80% ataukah menulis artikel yang 80% tapi hasilnya hanya menghasilkan 20% saja?

Saya yakin Anda pasti menjawab mantap artikel yang 20% menghasilkan 80%.

Nah, agar kegiatan menulis atau blogging Anda bisa efektif dan efisien tentu Anda harus memperbanyak tulisan-tulisan seperti itu, yang diinginkan oleh pembaca Anda. Jangan malah dibalik Anda hanya fokus menulis artikel-artikel yang mudah untuk ditulis dan Anda sukai saja tapi kurang diminati oleh pembaca atau pengunjung blog Anda.

Hem, itu baru namanya Anda sudah menulis dengan efektif dan efisien. Percuma, kan kalau Anda capek-capek banyak menulis tapi hasilnya kurang maksimal? Mending nulis sedikit tapi itu Artikel Pilar yang banyak dicari dan diminati oleh pembaca blog Anda. Dan syukur-syukur Anda bisa nulis banyak tapi Artikel Pilar semuanya.

Kesimpulannya: Agar kegiatan ngeblog Anda berjalan efektif dan efisien, mulai sekarang perbanyak lah tulisan-tulisan yang punya tema-tema yang disukai oleh pengunjung blog Anda. Gimana caranya? Salah satunya bisa lihat lewat parameter seperti yang ada di Popular Posts blog Anda atau lakukan riset kata kunci apa yang paling banyak dicari oleh pembaca di internet. Dan juga, mulailah Anda mengurangi atau menghentikan menulis topik-topik tulisan yang kurang diminati oleh pembaca Anda. Itu kuncinya.

Terakhir pertanyaan saya kepada Anda: Sudahkah Anda menulis di blog dengan cara efektif dan efisien?


Sumber Foto: Pareto-Principle


Bookmark and Share

17 komentar:

  1. kalo di liat dari hukum Pareto, maka saya termasuk ke dalam kategori penulis pertama. berarti saya belum menulis di blog dengan cara efektif dan efisien, dong?

    BalasHapus
  2. Tergantung tujuannya lagi. Apakah tujuan penulisnya adalah mendulang kepuasan hati pembaca atau mendulang kepuasan hati pribadi?

    Ngomong-ngomong keyword terbanyak yang masuk ke blog saya adalah "vicky laurentina".. :D

    BalasHapus
  3. saya masih belum menemukan keyword yang pas untuk blog saya, karenanya masih sulit untuk menulis tulisan yang efektif untuk menghasilkan traffic, ya hasilnya trafic 60 % dari refering site bukan SE

    BalasHapus
  4. saya rasa pertanyaan saya udah terjawab oleh @vicky laurentina :)

    BalasHapus
  5. Nah, ini inti dari kenapa saya mencoba menulis singkat2 akhir2 ini :D Saya mencoba menerapkan hukum ini, yah meski masih belajar bagaimana membaca 'keinginan' dari pengunjung, namun tak ada salahnya tuk terus on the right track :)

    BalasHapus
  6. andi sakab:
    #Mas Andi. Apa sampean pikir saya juga sudah berada di kelompok kedua? Ndak juga. Hanya sesekali aja kadang saya berada di kelompok penulis kedua. Itu pun dengan memaksakan diri. Karena kalau tidak trafik blog saya akan stagnan bahkan cenderung turun karena kuantitas update posting blog saya termasuk rendah berbeda dengan blog Mas Andi yang ajeg (rutin) menulis setiap hari sehingga saya harus bisa mengimbanginya dengan menulis Artikel Pilar yang dicari oleh pengunjung blog saya.

    #Ada saat-saat kita justru terpuaskan berlipat-lipat bila tulisan kita ternyata bisa memuaskan orang lain, Mas Andi. Dan kepuasan batin yang seperti ini justru lebih memuaskan diri kita ketimbang kepuasaan saat berhasil memindah apa yang ada di kepala ke bentuk tulisan.

    Vicky Laurentina:
    Kalau berbicara kepuasan hati, sebetulnya dengan bisa melayani dan memuaskan orang lain bukankah itu juga bentuk kepuasaan hati buat kita juga, Mbak Vicky?

    Sampai saat ini saya termasuk orang yang belum hafal dengan nama URL blog Mbak Vicky yang di blogspot. Jadi jalan termudah untuk masuk ya lewat Google dengan mengetikkan kata kunci "Vicky Laurentina" :D

    mas-tony:
    Berdasar analisa data statistik minggu terakhir trafik blog ini 85% pengunjung datang dari SE dan 15% dari refering situs lain. Secara data blog ini mungkin masih lebih tinggi prosentasenya dari blog Mas Tony namun saya masih belum puas karena secara kuantitas jumlah pengunjungnya masih rendah.

    Darin:
    Hukum Pareto saya rasa memang tetap relevan buat diterapkan di bidang pekerjaan apa saja, Mas Darin agar kerja kita bisa efektif dan efisien. Salah satunya, ya termasuk dalam hal menulis di blog.

    BalasHapus
  7. kalo begitu, inti yang saya bisa tarik dari penjelasan mas joko ada benarnya juga. ada 2 sisi yang harus kita perhatikan. penulis dan pembaca, sesuai hukum pareto di atas. umumnya sih berlaku jika traffic blog kita sudah naik atau di atas rata-rata, maka hukum itu wajib kita terapkan dan sudah bisa di bilang cara efektif dan efisien.

    namun hukum itu akan terbalik jika di terapkan untuk newbie dan blog yang minim traffic karena itu tidak efektif dan efisien justru malah menjadi beban bagi si penulis yang nantinya akan bomerang. saya berpendapat yang pas untuk kategori penulis pertama yang lebih efektif dan efisien adalah menulis spontan seperti yang di tulis kang darin.

    akhir kata, semua kembali kepada asal blogger menulis itu sendiri. karena setiap blogger punya karakter yang unik. namun tetap hukum pareto harus diterapkan karena penting juga :)

    hehe duh kepanjangan, semangat dan teruskan mas joko, saya tunggu postingan yang menarik lainnya ;)

    BalasHapus
  8. Blog saya masih ter-apung mas Joko? masuk kategori yang mana 20get80 apa 80get20? tetapi pada popular posts condong ke artikel pillar...GR dikit ah! Dan bagi saya postingan mas Joko kali ini bisa saya jadikan acuan bila akan merelease postingan blog nanti, supaya lebih efektif dan efisien.

    BalasHapus
  9. di satu sisi menulis yang di minati orang seperti sebuah band rock yang harus menyanyi lagu pop untuk mengikuti selera pasar. Mungkin penulis yang idealis masih banyak juga pembacanya karena banyak pembaca fanatiknya

    di sisi yang lain Jika menulis berdasarkan selera pasar tidak juga menulis untuk di sukai pembaca tetapi di sukai search engine. Dengan mencari niche di word tracker dan google trend.

    Hukum pareto di artikan dua sisi juga dengan 20% artikel kita menghasilan 80% traffic. Dan 80% artikel menghasilkan sedikit traffic.

    Tetapi bisa juga hukum pareto bisa di artikan semakin banyak kita menulis artikel peluang mendatangkan traffic semakin banyak. Misalnya 1 artikel menambah traffic 10 visitor, jika 100 artikel menambah traffic 1000 visitor.

    BalasHapus
  10. saya malah nggak tahu harus berada di lgolongan mana..pertama atau kedua?
    mungkin karena saya memang memposisikan diri sebagai oposisi...
    di belahan dunia manapun oposisi memang tidak pernah bisa menyenangkan partai pemerintah [dalam hal ini pembaca blog]..
    tapi saya tidak pernah menyesali pilihan saya,semua harus mempunyai pilihan,hanya besar kecilnya resiko saja yang membedakan...

    dan mungkin saja jika saya masuk ke kelompok yang kedua juga belum tentu berhasil,saya tidak pernah bisa menebak arah angin keinginan pembaca,arah angin yang dinamis lebih sukar di tebak dan segmen itu sudah banyak yang mengambilnya...akan lebih berat kerja otak jika saya harus melayani keinginan orang,seperti menggadaikan diri hanya demi traffic..karena mohon maaf saya bukan pemburu traffic,..

    jadi untk saat ini saya berada di zona nyaman saya saja,walaupun itu akhirnya beresiko tidak ada pembaca di lapak saya,dan tingkat traffic yang rendah...tapi EGP..karena itu memang zona nyaman ...nggak tahu kalau lusa bisa menemukan zoba nyaman yang lain...

    daripada saya memaksakan diri berada di golongan ke2 tapi saya berada di luar zona kenyamanan dan malah membikin saya gerah?

    BalasHapus
  11. andi sakab:
    Ya, betul, Mas Andi. Hukum Pareto akan lebih cocok dan pas diterapkan pada tahap dimana kita sudah berada pada tingkatan skill sudah mudah untuk menulis. Dengan begitu tidak akan terlalu menjadi beban.

    Agus BF:
    Oke, Mas Agus saya tunggu postingan-postingan hasil Hukum Paretonya.

    hendra comunity:
    Mas Hendra, jangan dibolak-balik gitu? :D Kalau dibalik 80 menghasilkan 20 sama saja itu tanpa menerapkan Hukum Pareto namanya. Penerapan Hukum Pareto di sini lebih kepada bagaimana mengefektif dan mengefisienkan penulisan setiap artikel agar maksimal resultnya. Tidak hanya sekedar banyak nulis tapi resultnya cuma biasa-biasa saja.

    Kalau tentang jumlah artikel dengan trafik apakah selalu berkorelasi positif, silahkan baca dulu artikel saya 6 Alasan Mengapa Anda Perlu Menunda Posting Blog. Saya dulu pernah mengulasnya di artikel itu berdasar pengalaman seorang blogger senior.

    widodo:
    Mas Widodo bilang gitu karena masih punya energi besar, yang mampu update posting cukup rutin sampai beberapa posting perhari. Artinya, tanpa menerapkan Hukum Pareto peluang trafik masih terbuka karena banyaknya artikel postingan yang telah sampean buat setiap harinya.

    Sementara saya kondisinya beda. Saya hanya mampu nulis beberapa biji aja per bulan. Kalau saya tak mengimbangi dengan Hukum Pareto pelan tapi pasti blog saya akan tenggelam ditelan oleh munculnya banyak blog baru yang bermunculan setiap hari.

    Jadi, masalahnya kalau di blog saya tidak sekedar hanya bagaimana saya memburu atau menaikkan trafik tapi lebih kepada bagaimana agar blog saya bisa tetap bertahan hidup diantara gempuran banyak blog baru.

    Kalau tentang masalah pilihan bukan kah memilih "Atau" juga sebuah pilihan? :D

    BalasHapus
  12. Selain dari hasil tracker widget popular post, kebutuhan pembaca juga bisa kita riset dari berbagai kata kunci yang masuk via mesin pencari ke blog kita.

    Dari rekaman google analytics juga bisa (data halaman/posting yang paling tinggi pageviewsnya.

    Namun terkadang kita juga perlu menyajikan suatu topik yang sepertinya agak jarang peminat. Siapa tau respon pembaca ternyata positif atau akhirnya terjadi banyak klik pada topik tersebut.

    Yach, intinya, rajin-rajin saja bereksperimen. Pengalaman pribadi adalah yang paling baik jika terkait dengan mengendus kebutuhan pembaca/pengunjung :)

    BalasHapus
  13. Oya, pengalaman pribadi yang saya maksud itu adalah hasil analisa dan eksperimen yang kita lakukan pada blog sendiri (terkait topik atau kata kunci apa saja yang tinggi pageviewsnya).

    BalasHapus
  14. Iskandaria:
    Banyak metode untuk menganalisa data statistik, diantaranya seperti yang Mas Is sebutkan. Kadang, saya juga melakukan riset kata kunci yang masuk. Jika kata kuncinya banyak yang cari tapi artikel saya ternyata tak bagus peringkatnya di SE, saya biasanya akan menulis sequel artikelnya lagi untuk menguatkan posisi blog saya.

    Untuk yang melakukan eksperimen dengan menulis tema-tema yang jarang peminat atau tema-tema perawan (Blue Ocean), saya belum sebut samasekali di tulisan ini. Betul, Mas Is itu juga bisa kita lakukan dan bisa jadi punya peluang yang sama tingginya dengan tema yang sudah lebih dulu populer. Terima kasih poin tambahannya

    BalasHapus
  15. Saya lebih ke kategori pertama :))

    BalasHapus
  16. saat ini saya posting apa saja diblog saya, soalnya belum tahu apa keinginan pembaca. tentu saja, karena traffic blog saya masih sangat minim, bahkan kadang2 sehari pageview-nya gak sampai 100 (menyedihkan!!)

    dilihat dari kata kunci yang masuk di blog saya, paling banyak "rangkaian star delta" yaitu berjumlah 3 butir (memalukan sekali menyebutnya...). Mungkin karena blog saya masih muda, umurnya baru kira2 2 bulan (1 bulan [dot].blogspot.com dan 1 bulan [dot].tk)

    Saya kelihatannya lebih condong ke menulis artikel yang 80% tapi hasilnya hanya menghasilkan 20%. Penting, gak penting, posting aja... dan enjoy aza tentunya...

    BalasHapus
  17. Antyo Rentjoko:
    Ah, Paman Tyo. :D Saya jadi tersipu malu Paman menjawab seperti itu. Kalau pada Paman berbeda kasus. Paman sudah seorang Kolumnis. Artinya, sudah berada di kelompok penulis ketiga (tertinggi) jadi justru pembaca lah yang mengikuti apa pun tulisan Paman. Bahkan media besar seperti detik.com sudah menyediakan kolom khusus buat tulisan-tulisan Paman.

    imroee:
    Mas Imroee, blog Anda yang di blogspot, kan baru umur 2 bulan jadi Hukum Pareto sepertinya masih belum pas diterapkan. Justru sebaliknya, sama seperti opini dari Mas Iskandaria, harus banyak bereksperimen dulu dengan menulis bermacam-macam tema. Baru setelah itu langkah Hukum Pareto siap dipraktekkan agar menulisnya lebih efektif dan efisien.

    BalasHapus