twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Jumat, 14 Januari 2011

Mengapa Sholat Itu Tak Penting?

Sholat

Banyak para ustad yang bilang ke saya mengatakan kalau sholat itu adalah tiang agama. Dirikanlah Sholat dan sholat lah Anda sebelum Anda disholatkan (mati). Betul? Tapi bagaimana kalau ada yang bilang begini ke saya: Sholat Itu Tak Penting?

Hup, Anda jangan gusar dan terburu-buru mengeluarkan dalil-dalil, ayat-ayat al-quran atau hadits apalagi sampai menghujat saya murtad dengan mengatakan sholat itu tak penting. Silahkan Anda cermati kembali kalimat saya. Itu bukan pernyataan tapi sebuah pertanyaan jadi Anda tak perlu harus mencak-mencak ke saya apalagi mengatakan, sekali lagi saya murtad, kafir dan sejenisnya. Itu hanya pertanyaan.

Saya hanya ingin menyampaikan pertanyaan di bawah ini mengapa ada yang bilang sholat tak penting dan ternyata beberapa fakta berikut ini yang jadi penyebabnya.

Apakah sholat itu penting jika Anda sholat tapi kelakuan Anda masih suka korupsi, mencuri, memeras rakyat, bejat dan suka maksiat?

Mungkin pertanyaan itu terdengar kasar bagi Anda tapi coba cermati sekali lagi apa memang ada yang salah dengan kalimat itu?

Banyak orang yang mengaku muslim tapi kelakuannya tetap tak mercerminkan orang beragama. Sholat iya, maksiat iya, mencuri iya. Hem..... :(

Bukankah sholat itu bisa mencegah perbuatan keji dan mungkar? Lalu apa masih penting sholat kalau ternyata sholat Anda tak membuahkan hasil apa-apa, selain hanya sekedar gugur kewajiban saja kepada Tuhan?

Apakah sholat itu menurut Anda masih dianggap penting jika Anda punya uang berlebih tapi tetap tak mau bersedekah?

Apakah sholat itu menurut Anda masih penting jika Anda tega zolim kepada orang melarat karena tak mau mengeluarkan zakat mal kepada mereka padahal Anda mampu?

Sekali lagi, saya hanya bertanya, saya tidak membuat kesimpulan bahwa sholat itu tak penting. Selanjutnya terserah kepada Anda mau berpikir dan merenungkan pertanyaan saya ataukah tidak dengan tetap masa bodoh dan tidak mengindahkan pertanyaan saya ini.

Catatan:
Saya seorang muslim. Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk mencari sensasi apalagi hendak berpolemik dengan Anda. Tapi, hanya sekedar keluh kesah dari saya aja yang merasa sedih mendapati banyaknya orang-orang brengsek yang semakin membuat bobrok negeri ini.


Sumber Foto: Prayer


Bookmark and Share

38 komentar:

  1. saya setuju. shalat itu harus di terapkan pada kehidupan sehari-hari tapi kalo tidak kayaknya percuma shalat rajin tapi riya, ujub dan takabur. :D

    secara kewajiban oke sudah di tunaikan tapi saripatinya engga dapet sama sekali

    BalasHapus
  2. wah..jika hanya sekedar membaca judul bisa pecah tuh compi...
    lagi-lagi kekuatan sebuah judul memang ruarrr binasa...
    +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

    sholat akan menjadi tidak penting jika nilai-nilai yang terkandung di dalamnya tidak di jabarkan dalam kehidupan...

    sholat juga menjadi tidak penting jika hanya memaknai sholat hanya sebatas gugur kewajiban...

    dan sholat juga menjadi tidak penting banget jika hanya sekedar menjadi alat untuk unjuk gigi dan unjuk diri kepada orang lain bahwa saya adalah "muslim"...

    dan lebih nggak penting banget jika sholat di jadikan komoditas....

    BalasHapus
  3. Andi Sakab:
    Semoga saja tidak ada yang bilang gini ke saya: Lha biar impas, toh antara dosa dan pahalanya. Ketimbang orang yang samasekali tak sholat. :))

    Widodo:
    Untung, ya Mas Widodo tidak melakukan speed reading. Jika tidak, bisa hancur beneran, tuh komputernya. :D

    Posting ini sebetulnya saya juga ingin mempertanyakan seperti pernyataan2, Mas Widodo itu.

    BalasHapus
  4. setuju sekali pak, memang banyak orang yang melakukan sholat tetapi hatinya tidak ikut sholat. artikel yang menggugah nurani pak, salut.

    BalasHapus
  5. Solat bagi saya hanyalah salah satu sarana untuk mengheningkan jiwa dan meditasi. Saya tidak akan lagi mengaitkannya dengan kewajiban, pahala, maupun dosa.

    Kalau rajin solat tapi masih suka melakukan perbuatan yang merugikan orang lain, solatnya sia-sia saja. Atau mungkin solatnya hanya buat cuci dosa atau takut neraka? hahaha. Itu pemahaman yang sangat keliru menurut saya.

    BalasHapus
  6. Waduh, saya hampir murka tuh tadi waktu baca judul diatas di blogroll list saya. Maka saya segera meluncur kesini untuk melihat apa yang terjadi. Nyampe disini adem deh....hehehe..

    Kalo emang sholat itu tak menghasilkan apa-apa ya, emang nggak penting lagi deh. Kagak ada nilainya. Kalo masih berbuat maksiat, yah mending tak sholat atau sebaliknya. Plih salah satu aja, biar gak malu-maluin umat muslim.

    Btw, perasaan para pejabat yang maksiat itu banyakan yang muslimnya ya?
    *termangusedih*

    BalasHapus
  7. om oni:
    Terima kasih Mas Oni. Semoga para pejabat kita segera tersadar dan terbuka hatinya. Amin

    iskandaria:
    Saya nulis ini sebetulnya lebih kepada tuntutan sesama manusia aja, Mas Is. Karena logika waras saya jika orang sangat patuh beragama (rajin sholat) sudah barang tentu seharusya juga nyambung juga dengan perilakunya.

    Kenyataannya?

    Saya tidak akan kaitkan dengan pemahaman agama karena pemahaman agama saya masih cethek. Tapi tentang sholat bisa mencegah perbuatan keji dan mungkar itu benar, kan Mas Is?

    dewifatma:
    Kalau ndak gitu Mbak Dewi tidak tertarik nyambangi blog saya. HeHeHe. Maaf, Mbak judulnya sedikit flaming.

    Sebagai seorang muslim saya tak mau mengelak Mbak Dewi. Begitulah kenyataannya. Negeri ini mayoritas penduduknya muslim jadi yang suka maksiat dan korupsi juga mayoritas muslim pula.

    BalasHapus
  8. Bagaimanapun Shalat adalah kewajiban bagi setiap Muslim, jadi jawaban saya Shalat tetap penting biar kelakuannya seburuk apapun.

    Pertama-tama yang ditanyakan tentang amalan kita yaitu adalah Shalat, Shalat juga bisa mempengaruhi berat timbangan baik & buruk perbuatan kita di dunia,.

    Coba kalau pertanyaannya saya balik :
    Rajin Shalat maksiat jalan terus atau Tidak pernah Shalat tapi kelakuannya Baik & Santun.
    Mana yang lebih baik ?
    Jawaban yang benar adalah Rajin Shalat & berprilaku baik serta santun.

    BalasHapus
  9. hohohoho...

    banyak juga kok, yang ga sholat tapi hatinya baik. moralnya baik. bahkan yang atheis sekalipun. anehnya, kebaikan memang tidak dimonopoli oleh mereka yang sholat... hmmmm...

    sebagai sindiran aja si bagi temen2 yang sholat. :')

    BalasHapus
  10. @Huda Tula,
    Jadi intinya kalau sudah baik ndak perlu Shalat ndak apa-apa?

    BalasHapus
  11. Rudy Azhar:
    Posting saya ini sebetulnya hanya sebuah pertanyaan satire dan retoris saja, kok Mas Rudy. Dan jawaban idealnya kita sama2 sudah tahu seharusnya yang benar itu seperti apa.

    Huda Tula:
    Saya juga punya teman yang model seperti itu, Mas Huda. Agamanya kurang taat tapi orangnya sangat baik. Ini sebetulnya ya sayang juga.

    BalasHapus
  12. Rudi Azhar@ emang saya bilang gitu yak? hehehe. Saya ingin menyodorkan fakta bahwa: mereka yang ga sholat juga banyak yang baik. entah muslim atau tidak. theis, atheis, agnos. bahwa, kebaikan itu mmm..universal. tidak dimonopoli oleh kelompok tertentu saja.

    kalau sudah baik ndak perlu sholat? mmm...menurut anda sendiri bagaimana? hehehee.

    menurut saya tulisan ini sebuah sindiran bagi yang sholat tapi ndak baik.

    BalasHapus
  13. Saya lagi HIATUS mas Joko...tapi hatiku terketuk kalau di ajak berbuat kebaikan ayo mari Sholat dan selalu berbuat baik, amiin.

    BalasHapus
  14. Judulnya sangat gegap gempita pak, saya sampe terhenyak :D

    Yah, begitulah. Hanya sebagai penggugur kewajiban dan agar terlihat muslim. Saya juga ga habis fikir pak. Apalagi para pejabat yang telah disumpah, ckckck, mau dibawa kemana sumpah itu? Apa mereka kira hidup itu tak ada akhir?

    Sungguh, hanya takut pada Sang Kuasa-lah yang bisa menyembuhkan penyakit ini...

    BalasHapus
  15. Tentang sholat bisa mencegah perbuatan keji dan mungkar, jika dimaknai secara harfiah ya belum tentu juga dan tidak menjamin sama sekali.

    Bagi saya, yang bisa mencegah perbuatan keji dan munkar itu jika hati kita sudah bersih. Nah, jika hati sudah bersih, maka pancaran sinar ilahi juga akan lebih mudah masuk dan menerangi jiwa kita. Efeknya, segala perilaku dan sikap kita akan dicahayai oleh sinar ilahi tersebut.

    Sinar ilahi tersebutlah yang akan membimbing segala sikap maupun perbuatan lahiriah kita.

    BalasHapus
  16. @Huda Tula,
    Baik atau buruk kelakuan seseorang, ibadah Shalat tidak bisa ditawar-tawar lagi bagi seorang Muslim, sekali saja kita tinggal Shalat tidak ada kesempatan untuk menggantinya di kemudian waktu (tidak seperti Puasa).

    Seorang yang dirasa zalim terhadap sesama sedangkan dia tetap menjalankan Shalat, maka masih ada nilai positifnya, karena penilaiannya sendiri-sendiri.

    BalasHapus
  17. Huda Tula:
    Ya, Mas Huda. Saya hanya buat pertanyaan retoris berupa sindiran aja. Tidak ada maksud lainnya.

    Agus:
    Mari, Mas Agus kita sama-sama menegakkan sholat.

    HIATUS? Makanya waktu saya berkunjung ada tulisan itu gede.

    Darin:
    Judulnya akan semakin gegap gempita kalau saja tanda tanya di judul itu saya hilangkan, Mas Darin. Karena itu artinya sudah bukan pertanyaan lagi tapi sebuah pernyataan. Hem, saya tak berani main-main kalau sudah menyangkut soal agama.

    Semoga saja mereka yang lupa tersebut segera sadar. Amin.

    iskandaria:
    Kalau orang Jawa bilang, orang yang sholat tapi tidak dapat apa-apa itu namanya seperti sholat rubuh-rubuh gedang (pisang ambruk). Artinya, memang sholatnya belum khusuk sehingga betul kata Mas Iskandaria, sholatnya masih jauh dari cahaya Illahi.

    Rudy Azhar:
    Terima kasih, Mas Rudy. Saya merasa diingatkan juga. Karena saya pun kadangkala juga masih suka bolong sholatnya.

    BalasHapus
  18. Rajin sholat tapi rajin maksiat? Bisa jadi karena sholatnya tidak dilakukan dengan kesungguhan hati dan tidak menghiraukan faktor halal/haram pakaian yang dipakai sholat.

    BalasHapus
  19. Agus Siswoyo:
    Bisa jadi begitu, Mas Agus. Itu pasti orangnya yang sholat hanya rubuh-rubuh gedang aja. Tidak menjalankan dengan ikhlas dan khusuk.

    BalasHapus
  20. Kalau shalatnya hanya sekedar menggugurkan kewajiban tanpa membawa nilai2 di dalamnya dalam kehidupan sehari2 ya begitulah jadinya.

    Kadang2 menjadi semacam lingkaran setan jg. Bagaimana mau shalat dengan benar, kalau yg dikonsumsi dari hal2 yg haram.

    Repot memang.

    BalasHapus
  21. arief maulana:
    Begitulah, Mas Arief, faktanya. Ini membuat kita patut bersedih dan merenungkannya. Semoga kita semua bukan termasuk orang-orang yang seperti itu. Mari kita dirikan sholat dengan khusuk dan mengamalkannya dalam kehidupan kita. :)

    BalasHapus
  22. Bagaimanapun alasannya sholat tetap sangat penting... Masalahnya untuk mencapai sholat yang benar perlu ilmu dan butuh proses panjang tergantung individu... sehingga berimbas pada perilaku sehari-hari......

    BalasHapus
  23. NantaPD:
    Tulisan ini hanya satire saja, kok Pak. Harapannya juga begitu, sholat berimbas pada perilaku. :)

    BalasHapus
  24. Dalam hal sholat, saya penganut 'just do it'. Ruang untuk berdiskusi minimal, dalam arti penting atau tak penting, lakukan dan selesaikan. Saya percaya, tanpa disadari ada hikmah tersembunyi dari ritual yang dilakukan berulang-ulang.

    BalasHapus
  25. oguds:
    Rupanya ada salah satu kawan saya dari milis Telematika mampir ke blog saya. Terima kasih, Mpu atas kunjungannya.

    Saya termasuk orang yang mempercai itu. Banyak sekali hikmah positif yang bisa kita petik dari sholat selain pahala dari Alloh tentunya.

    BalasHapus
  26. Benarkah sholat itu aktivitas fisik?...

    BalasHapus
  27. jadi ga perlu sholat kalau kita masih jelek dan buruk perilakunya? sholat kan kewajiban, tidak perlu menjadi malaikat dlu untuk sholat..... ada ada saja artikel anda

    BalasHapus
  28. Anonim:
    Saya tak berkesimpulan demikian seperti pemahaman dalam komentar Anda, meski bisa juga diartikan begitu. Artikel ini saya tulis sebagai pertanyaan retoris untuk mengajak kita merenung. Kalau orang sudah patuh dengan kewajiban agamanya, salah satunya Sholat, ya seharusnya patuh juga dengan menjauhi larangannya. Setuju?

    BalasHapus
  29. saya sangat setuju dengan anda....

    BalasHapus
  30. Sy akan menanggapi pertanyaan rudy azhar, jika orang rjn sholat msh sering maksiat dan yg tak prnh sholat tingkah lakunya slalu baik, ya jls bermanfaat yg tdk sholat tp berkelakuan baik, justru dia sdr atau tdk sdr sdh mlakukan inti tjuan sholat, sholat jngn cm di pndng dari sudut syariat, pelajari hakikatnya,baru akan tahu bhwa sholat maknanya sngt dlm, biasanya orang yg cuma tahu sebatas syariat saja orang itu slalu keras hatinya apa yg dianggap nya tdk sama pndngnya dianggapnya sesat soalnya cuma tahu yg tersurat saja tdk tahu yg tersirat..

    BalasHapus
  31. judul nya begitu menggoda, bisa datang dgn amarah, bisa juga datang dengan " horee" ada yg bila en..hehe soryy

    bagaimanapun dengan melaksanakan shalat, bisa menggugurkan kewajiban, dengan meningalkan shalat bisa jatuh kepada kekufuran.

    andae shalat dianalogikan latihan seni; dengan seringnya latihan, ada harapan ,(walaupun suatu saatnanti) karyanya akan diterima atau layak diacungkan jemppol..
    dengan latihan shalat lagi dan lagi, insya Allah akan berpengaruh kedalam diri seseorang..

    shalat, namun masih banyak ditemukan kebubrukan perilaku?
    karena memang (seperti yg saya lihat), banyak yg tak memperhatikan hal- hal sepeli. tidak memperhatikan kencingnya,( hati- hati bagi laki2 yg kencingnya berdiri, krn air kencing bisa memciprat kecelana, dan bila kita bawa shalat, maka shalat tidak sah, maka jgn heran kalau shalatnya tidak berpengaruh pd dirinya).
    wudhu, kadang terlalu cepat, hingga ada yg tidak mengenai air, atau airnya terlalu boros, hingga pada saat wudhu, sudah memberi celah pada syaethan)
    belum lagi pada tata cara shalatnya, bacaannya,
    tapi itulah yg namanya hidup, lagi dan lagi kita belajar, mudahan saat hari perhitungan, ada ditemukan shalat kita yg diterima walaupun cuma sekali..
    sekalian numpang ;http://sayyidahqurani.wordpress.com/2011/11/01/shalat-untuk-hidup-hidup-untuk-shalat/. mudahan bermanfaat.

    BalasHapus
  32. Romo Janet:
    Terima kasih Pak Romo Janet sudah mampir dan memberikan komentarnya disini. Sebagai seorang muslim kami berharap demikian. Jangan hanya mendirikan Sholat sekedar gugur kewajiban yang hanya buat memenuhi kewajiban kepada Alloh saja tapi jalankan dengan kesungguhan hati agar merasuk kedalam jiwa dan mempengaruhi perilaku kita.

    sayyidahqurani:
    Terima kasih saya sudah membaca artikel Mbak Sayyidah. Meski artikelnya tidak 100% bisa mengusir kugundahan hati saya tapi sudah sangat menyejukkan bagi saya. Ini yang sedikit belum terpikirkan oleh saya. Jangan-jangan memang begitu semua orang yang sudah Sholat tapi kelakuannya masih buruk karena itu sebabnya. Wallahu 'Alam

    BalasHapus
  33. memang sudah sifat manusia pa, selalu ingin tau, tentang apa yang ia lihat dan rasakan..
    semoga Allah senantiasa memberi petunjuk dan membimbing kita pa..

    karena hanya dalam pangkuan Islam lah kita bisa selamat.
    terimakasih ..salam hangat

    BalasHapus
  34. Sholat memang tiang agama. Maka Allah-pun menyuruh kita untuk mendirikan sholat bukan mengerjakan sholat. Apa artinya ?
    Seperti halnya kita mendirikan rumah, maka dalam mendirikan sholat, kita harus memiliki fondasi agama yang kuat, sehingga sholat itu benar adanya mencegah perbuatan keji dan mungkar.
    Karena dengan kokohnya fondasi agama seseorang, maka orang tersebut akan jauh dari perbuatan keji dan mungkar.
    Jadi saat ini masih banyak orang yang mengerjakan sholat dan masih sedikit yang mendirikan sholat.
    Apabila pertanyaan Mengapa Sholat Itu Tak Penting, bagi saya orang yang bertanya itu justru yang menjawab, karena kita akan tahu seberapa kokoh fondasi agama yang orang tersebut miliki.
    Fondasi agama itu tak lain adalah Iman.

    Menurut saya sholat itu bukan masalah penting atau tidak untuk dikerjakan, karena Allah memerintahkan kita untuk mendirikan, bukan untuk mengerjakan.

    Salam hangat semoga kita senantiasa dalam bimbingan dan petunjuk yang benar dari Allah SWT. Amin

    BalasHapus
  35. saya masih percaya kalo salat itu mencegah perbuatan keji dan munkar,,, kalo salat nya rajin tapi berbuat dosa juga rajin berarti salat yg dia kerjakan tidak sepenuhnya untuk Allah. semuanya tergantung niat pak....
    *ini juga peringatan buat diri saya sendiri..

    BalasHapus
  36. Assalammualaikum, mohon izin untuk nimbrung ya kang..

    "Sholat adalah tiang Agama"
    secara tegas dalam sebuah hadist Rasulullah SAW disebutkan bahwa "pembeda antara seorang mukmin dan kafir adalah seorang tersebut meninggalkan shalat atau tidak".

    Kalau saya tidak salah menangkap maksud dari tulisan akang : "Percuma seorang mukmin itu shalat tapi kalau bermaksiat".

    Tujuan mendirikan shalat adalah :
    1. Menyembah serta memuja dan memuji kepada Allah SWT.
    2. Bersyukur akan segala nikmat yang diberikan kepada kita.
    3. Mencegah perbuatan keji dan munkar.

    Yang jadi Parameter : "Bila kita shalat, maka kita akan jauh dari perbuatan keji dan munkar".

    Kenapa banyak sekali orang islam yang shalat tapi masih berlaku keji dan munkar?

    Kenapa? ya jelas jawabannya shalatnya belum benar.

    Masa kita malah mendiskreditkan Janji Allah dan Rasulullah SAW, ya itu sama aja kita jadi muslim keblinger donk kang, hehehe..

    Jadi mari semua kita umat islam instropeksi terhadap shalat kita masing-masing.

    1. shalat itu bukan ikut2an.
    2. Rukun dan tata tertib shalat kita perhatikan dengan baik.
    3. Hukum Batal dan Syahnya shalat kita jaga.
    4. Dan yang paling penting, hadirnya hati kita dalam beribadah kepada Allah SWT (Khusyu).

    Bila kita sudah terbiasa tidak meninggalkan shalat, lalu menyadari shalat itu sebuah kewajiban, dan pada akhirnya kita menyadari shalat itu adalah kebutuhan bukan kewajiban, maka insyaAllah bila muslim di Indonesia telah sampai pada tingkatan seperti itu, tidak ada lagi yang melakukan perkara keji atau mungkar.

    AYO MARI BERSAMA2 KITA MENGKAMPANYEKAN SHALAT DI KELUARGA, KERABAT DAN LINGKUNGAN KITA.
    JANGAN RAGU, DAN BERILAH CONTOH YANG BAIK SECARA ISLAMI KPD ANAK-ANAK KITA !!!

    BalasHapus
  37. kenapa banyak baik walaupun tdk sholat? banyak orang sholat meskipun tdk baik? sedikit orang baik dan sholat sekaligus?

    BalasHapus
  38. kenapa banyak baik walaupun tdk sholat? banyak orang sholat meskipun tdk baik? sedikit orang baik dan sholat sekaligus?

    BalasHapus