twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Rabu, 11 November 2009

Kreatif, Benarkah Selalu Identik Dengan Sesuatu Yang Baru?

Apakah video iklan shampo Pantene dibawah ini termasuk kreatif? Silahkan lihat dulu videonya baru kemudian anda pikirkan apakah video ini termasuk kreatif apa tidak.



Masih nyambung dengan video tersebut, pada posting saya sebelumnya yang berjudul: “Negeri 5 Menara, sebuah trilogi idealis atau komersial” saya pernah menceritakan ada sebuah tanggapan negatif di blog dan di goodreads yang menanggapi kemunculan buku Negeri 5 Menara karya A Fuadi. Dianggap, katanya jiplak buku Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Berikut saya kutip dari goodreads email dari salah seorang kawan di milis yang di posting dalam berkomentar pada resensi buku tersebut:

[PasarBuku:] kisah lima menara nyontek abis laskar pelangi
...
Sen, 2 November, 2009 22:01:42
Dari:
rustam mahani
Kepada: pasarbuku@yahoogroups.com


Salam,

saya menulis ini karena menyayangkan potensi penulis Fuadi. Saya yakin dia bisa menulis tanpa harus menyontek gaya, struktur cerita, bahkan tema seperti laskar pelangi karya andrea hirata. Sebagai wartawan senior harusnya fuadi bisa menemukan jati diri sendiri dan tinggal menampilkan skill menulis yang sudah terasah dan berpengalaman selama bertahun-tahun.

Fuadi dengan jelas telah menganalisis laskar pelangi secara mendalam dan dengan cerdik menyontek cara-cara andrea hirata membangun cerita dan menyusun drama, sangat disayangkan.

Dan seperti kebanyakan karya yang menyontek, tulisan fuadi pada negeri lima menara itu rasanya indah ketika di depan lalu mulai di tengah sudah hancur dan ke belakang gak karu-karuan, sangat dangkal dan semakin tidak menarik karena mulai kehilangan gaya andreanya. Ini yang saya maksud dengan disayangkan, karena anda telah kehilangan anda sendiri.

Contekan yang paling kasar adalah gambaran persahabatan dan tujuan akhir beasiswa sesama sahabat itu dan gaya bertutur. Aduh anda menyontek laskar pelangi sekaligus sang pemimpi dan edensor karya andrea.

Namun sebaiknya anda belajar bagaimana tulisan andrea bisa tetap powerful sampai akhir dan mulai di tengah semakin lama semakin powerful, semakin mengikat dan memukau. anda bisa belajar dari bagaimana andrea menggambarkan ketika arai mendapat surat pemberitahuan beasiswa di akhir sang pemimpi. Membaca paragraf terakhir itu berkali-kali tetap membuat saya merinding dan tak bisa membendung air mata. Arti semua itu adalah sehebat apapun anda menyontek, menganalisis tulisan orang dan dan sehebat apapun anda mencoba menirunya anda tetap akan kehilanagn diri anda sendiri dan jiwa tulisan seperti andrea itu tidak akan pernah dapat anda pindahkan.

Saya berjanji akan membaca lagi tulisan anda jika anda tidak mencoba menyoktek-nyoktek tulisan orang, dan sangat sedih jika anda melakukan itu agar buku anda laku.

salam

R Mahani


Tanpa bermaksud memperpanjang perbedaan pendapat ini, dan mempengaruhi keputusan anda dalam membeli buku ini, saya ada sebuah pertanyaan yang bisa jadi bahan perenungan bersama. Kreatif, benarkah selalu identik dengan sesuatu yang baru? Apakah sesuatu yang hanya berbeda sedikit dengan yang ada sebelumnya tidak boleh disebut kreatif? Atau barangkali anda punya arti gramatikal tersendiri dalam mengartikan makna kata kreatif?

Saya ada beberapa sudut pandang yang menarik untuk kita bahas sama-sama untuk memaknai arti kata kreatif jika dilihat dari sudut pandang seperti berikut ini: Penulisan, Seni, Teknologi dan Photografi. Mari kita bahas satu persatu.

Penulisan

Kalau anda penghobi baca tapi kebetulan bukan hobi menulis apakah anda tahu sebenarnya menulis hakekatnya adalah menelorkan kembali apa yang kita baca. Apa yang kita lihat. Apa yang kita dengar. Apa yang kita rasakan. Apa yang kita alami dsb. Intinya, sebenarnya tidak ada penulis hebat lahir langsung ujug-ujug menulis tanpa diawali proses seperti tadi, bukan? Dan di dunia penulisan rasanya hal biasa kita dengar kalau terjadi hal yang saling menginspirasi, seperti tulisan si Anu menginspirasi si Anu lainnya. Saya mencontohkan saya aja. Kecenderungan tulisan saya pasti akan terpengaruh oleh bacaan-bacaan yang sudah saya baca setiap harinya. Sampai saatnya nanti saya menemukan eksistensi saya sendiri yang menuntut harus benar-benar berbeda dengan orang lain. Nah, apakah tulisan yang terinspirasi karya orang lain boleh disebut kreatif? Jika anda menjawab ‘Ya’maka setidaknya anda termasuk bisa disejajarkan dengan para penulis yang sangat memahami iklim seperti ini. Tapi jika anda termasuk orang yang menjawab ‘Tidak’ maka saya hanya bisa menyarankan bahwa bacaan dengan genre sastra lah yang cocok buat anda, bukan Novel Pop. Karena pada setiap karya sastra rata-rata selalu ada tawaran nilai yang baru, yang disodorkan oleh penulisnya.

Seni

Anda tentu tidak asing dengan nama Afandi, sang maestro pelukis dari Jogja yang sangat terkenal itu. Berbicara Afandi saya jadi ingat dengan kegemaran maestro tersebut dalam melukis kuda. Sekali lagi, melukis kuda. Kuda yang tentu saja sama dilukis juga oleh ratusan atau bahkan mungkin ribuan pelukis lainnya di seluruh dunia. Tapi satu hal, Afandi mempunyai sisi yang menarik dalam setiap melukis kuda yang tidak dipunyai oleh mayoritas pelukis lainnya. Afandi selalu punya sesuatu yang berbeda dan membedakannya dengan pelukis lain. Nah, apakah karya seni yang seperti ini tidak boleh disebut sebagai sesuatu yang kreatif?

Teknologi

Jepang, kita tahu sebagai salah satu negara maju di Asia yang sangat terkenal dengan inovasi teknologinya sehingga bisa disejajarkan dengan negara-negara maju lainnya seperti dari Eropa dan Amerika. Anda mungkin pernah dengar istilah Kaizen? Atau Continuous Improvement. Yaitu istilah yang menjadi motto orang Jepang. Kaizen dipopulerkan oleh Masaaki Imai melalui bukunya Gemba Kaizen pada tahun 1986. Kaizen sebenarnya merupakan sebuah konsep atau mindset, agar orang selalu berpikir dan berusaha membuat lebih baik dari yang sudah ada, dengan melakukan pengamatan di tempat kerja atau Gemba. Kaizen merupakan salah satu kunci sukses keunggulan bersaing produk Jepang di dunia. Ingat salah satu iklan otomotif dari Jepang 'Inovasi tiada henti'.

Nah, satu hal yang menarik dari negara Jepang yang perlu saya garis bawahi, Jepang adalah bukan negara penemu yang sering menemukan penemuan-penemuan teknologi baru tapi hanya sebagai pemakai penemuan atau lebih tepatnya pengadopsi teknologi yang kebanyakan ditemukan oleh orang-orang Eropa, lalu Jepang hanya menyempurnakannya. Cara ini jangan ditanya, ini lah salah satu faktor penting yang menyebabkan negara Jepang bisa menjadi negara maju seperti sekarang ini. Boleh saya tanya kembali apakah cara yang dilakukan Jepang ini boleh disebut juga kreatif?

Photografi

Anda seorang penghobi Photograpi? Jika jawabannya Ya, tentu anda tidak asing lagi dengan istilah ‘Angle’. Apa itu angle? Kalau orang awan seperti saya yang bukan seorang Photografer profesional menyebutkannya sebagai sudut pandang dalam memotret obyek photo. Lalu apa ada hubungannya dengan kreatif? Saya jawab ada. Justru dari salah satu aspek seperti angle inilah kita bisa menyimpulkan kita ini termasuk hanya photografer amatir atau profesional. Obyek foto boleh sama, boleh sudah dipotret sebanyak ribuan kali oleh photografer lain, tapi setiap orang pasti punya sudut pandang dengan angle yang berbeda-beda dalam hal memotret sebuah obyek photo meski dengan obyek yang sama. Nah, apakah kreatif tidak bisa diukur dari sini? Apakah harus selalu memberikan obyek photo yang benar-benar baru, lantas kemudian baru bisa disebut karya kreatif?

Demikian ulasan saya tentang kata kreatif, mudah-mudahan posting ini bisa sedikit menjawab dan memaknai arti kata kreatif, sehingga tidak perlu lagi ada perbedaan pendapat yang membuat kita memperdebatkan sebuah karya itu plagiat atau bukan. Atau anda barangkali mempunyai arti lain dalam memaknai kata kreatif? Saya tunggu sharingnya, ya! Terima kasih.



Bookmark and Share

5 komentar:

  1. Menurut saya, kreatif tidak selalu harus menciptakan sesuatu yang sama sekali tak pernah ada sebelumnya. Kalau kita terinspirasi hal yang dilakukan orang lain, lalu kita melakukan hal yang sama dengan gaya kita sendiri, itu layak disebut kreatif. Tapi kalau kita meniru gayanya mentah-mentah tanpa menciptakan hal baru, itu juga disebut kreatif, tepatnya kreatif dalam hal copycat.

    Sayang saya belum baca Negeri Lima Menara, jadi belum bisa memutuskan apakah Fuadi itu kreatif atau hanya peniru. Mungkin saya perlu sudut pandang dari blogger lain yang sudah membacanya.

    BalasHapus
  2. kreatif adalah proses melihat sesuatu dari sudut pandang berbeda dari orang kebanyakan...
    so, bisa sesuatu yang sudah ada, tapi dipandang dari sudut pandang yang lain.
    bisa juga sesuatu yang benar2 baru...
    salam kenal mas...

    BalasHapus
  3. Terima kasih tambahannya Mbak Vicky dan Mas Berry_Devanda, rasanya kita sepemahaman dalam memaknai kata kreatif.

    Semoga kita termasuk orang-orang kreatif yang bisa membuat dunia menjadi lebih berwarna. Bukan orang-orang yang suka plagiat pada karya orang lain, yang akhirnya justru bisa mematikan kreatifitas kita sendiri.

    BalasHapus
  4. saya lagi nggak kreatif.. makanya saya jg nggak bisa komen banyak soal kreatifitas pak Fuady ituh..

    sama seperti kak vicky, aku jg blom mbaca buku Negeri Lima Menara ituh.. makanya waktu kmrn mas joko mbahas soal itu saya ndak berani komen.

    tp mnurut saya, kreatif itu nggak terbatas oleh apapun. menciptakan sesuatu, entah itu yg bener2 baru, atau sedikit perbedaan dari yg sudah ada..
    sing penting, punya nilai tersendiri (ahh saya ngomongin apaan sihhh.. dasar nggak kreatippp) :((

    BalasHapus
  5. Usahamu untuk berusaha komentar ini juga termasuk kreatif, Lis. Meskipun kamu lagi ngeles lagi nggak kreatif. Ha....Ha...Ha....

    Pada dasarnya semua orang itu kreatif, kan? Hanya kitanya saja kadang yang nggak PD untuk menyampaikan kretifitas itu. Ingat contoh Sapardi Djoko Damono, ia biasa menyimpan dulu puisinya sekian tahun setelah diciptakan sebelum dipublikasikan. Ia perlu mengendapkan, menimbang-nimbang, apakah karya itu masih patut. Padahal karya-karyanya tidak bisa diragukan lagi adalah hasil karya yang kreatif.

    BalasHapus