twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Rabu, 02 Juni 2010

Bagaimana Menjadi Blogger Ideal?

Rhenald KasaliMencari seorang calon pemimpin ideal bukan berarti orangnya harus bisa diterima oleh semua golongan. Karena orang yang mempunyai karakter kuat yang bisa dijadikan calon pemimpin ideal biasanya justru selalu punya musuh. Begitu pernyataan Rhenald Kasali dalam kesempatan wawancara di salah satu stasiun televisi swasta baru-baru ini.

Dalam konteks ngeblog pun sama. Meski sebagian orang masih menganggap kegiatan ngeblog sebagai sesuatu yang remeh, penulis amatir, atau wartawan tanpa koran, atau apalah yang lebih rendah dari itu, sebagai sebuah kerjaan orang iseng ngganggur tak ada kerjaan. Namun yang namanya resistensi, Kritik dan cemoohan bukan berarti samasekali tak ada, mampir ke sebuah blog.

Silahkan Anda baca dulu artikel sahabat saya Mas Anis di artikel Ngeblog Ala PSK. Betapa di artikel tersebut, tidak sedikit blogger yang berbagi pengalamannya, karena pernah mengalami namanya masa-masa sempat down gara-gara dimusuhi, dikritik dan dicemooh habis-habisan. Jika Anda termasuk yang pernah juga mengalami nasib seperti itu, berbahagialah. Itu artinya karakter yang Anda bangun dan eksistensi Anda di blogosphere mulai diakui dan diperhitungkan oleh orang lain.

Tetapi jangan terus berkecil hati dengan menganggap diri Anda belum punya karakter menyikapi pendapat Rhenald Kasali diatas kalau ternyata blog Anda sampai dengan hari ini masih adem ayem saja tanpa pernah mengalami yang namanya kritik pedas. Bisa jadi si pengkritik sangat menghormati atau segan dengan Anda sehingga orang akan berpikir seribu kali sebelum mengkritik Anda. Kalau sudah begitu Kritik Anonim lah biasanya yang akan muncul di blog Anda.

Atau alasan lain, bisa jadi di dunia nyata dan dunia maya Anda dikenal sebagai orang yang terlalu baik hati sehingga orang lain pun merasa tak mau mengusik orang baik seperti Anda. Meskipun dalam tanda kutip orang baik juga tak menutup kemungkinan punya musuh. Mahatma Gandhi yang orangnya begitu baik dan perilakunya menyejukkan semua orang tetap ada yang memusuhi dan akhirnya dibunuh.

Akhirnya, saya hanya berharap bagi siapapun saja yang membaca artikel ini dan kebetulan salah satunya yang hendak menuntut kesempurnaan pada blog saya, saya hanya bisa bilang: Menjadi blogger adalah sebuah pilihan saya, tapi bukan sama seperti pilihan kalau Anda menghendaki sebuah pelayanan sempurna pada perusahaan jasa atau instansi publik yang memang dituntut harus sempurna, profesional dan bisa memuaskan semua pihak yang harus dilayani.

Jika Anda sebagai blogger tak bisa memuaskan semua pengunjung apakah itu artinya Anda dicap sebagai blogger yang tak patut untuk ngeblog? Tidak bukan? Anggap saja kata Kesempurnaan, kata Blogger Ideal sebagai sebuah proses. Sama seperti Anda lahir tak mungkin langsung ujug-ujug bisa berlari seperti sekarang ini, bukan? Semua tetap melewati proses.

Terakhir, kalau Anda tetap bertanya kepada saya “Bagaimana Menjadi Blogger Ideal?” seperti dalam judul artikel ini, biarlah judul itu tetap sebagai pertanyaan retoris yang tak perlu dijawab karena kesempurnaan itu hanya ada pada manusia-manusia pilihan yang memang diciptakan sempurna oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Bukan saya atau barangkali Anda yang jauh dari sosok manusia sempurna. Selamat ngeblog dan berkarya. Happy blogging!




Bookmark and Share

20 komentar:

  1. terima kasih atas infonya...

    BalasHapus
  2. You're absolutely right, man!

    Ketika seseorang--seiring dengan perjalanan waktu--semakin berada di puncak, maka saat itulah angin yang menerpa pun semakin kencang. Saya sependapat dengan Mas Joko, ketika kita "dimusuhi" berarti secara tidak langsung eksistensi kita semakin kentara.

    Kalo berbicara sosok ideal, karena saya Muslim, maka bukankah Junjungan kita, Rasulullah s.a.w., memiliki banyak musuh (bahkan hingga sekarang)? Tapi hebatnya, tidak sedikit yang pada awalnya musuh malah di kemudian hari jadi pembela ajaran-ajarannya. Wallahu a'lam bish shawwab.

    bay de wey, form komentar yang sekarang menurut saya jauh lebih bagus, Mas (tanpa pop up)! hehehe...

    BalasHapus
  3. camera:
    Sama-sama.

    Anis Fahrunisa:
    Benar, Mas Anis. Pada kalimat: Manusia-manusia pilihan yang memang diciptakan sempurna oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, salah satunya adalah Nabi kita Rasulullah SAW.

    Untuk Form Comments saya rubah karena dapat masukan dari pengunjung dan Mas Yuda, Mas Anis.

    BalasHapus
  4. Terimakasih sedikit dapat pencerahan dan suntikan semangat. Begitu jg setelah membaca komentar2 para komentator di postingan jabarview dot com yg brjudul (ngeblog ala PSK).

    Terimakasih tuk semua.

    BalasHapus
  5. Wah, buat saya.. ngeblog adalah sarana untuk mencari teman dan persaudaraan, seperti saat ini, saya punya saudara lagi ... joko yang sama-sama joko

    BalasHapus
  6. itulah sebabnya saya tak mau menyebut diri saya blogger..
    saya kerjaan saya cuma nyampah ajah.. wkwkwkwkwk

    jd bloggger aja blom pantes, palagi musti pake embel2 blogger ideal.. hasyah.. saya bahkan tak pernah mau memperlakukan blog saya sebagai satu beban, yang harus-kudu-dan-mesti di apdet sesering mgkn..

    lah klo saya ndak sempet? ato saya ndak ada ide? mau apa?

    hehehe..

    dan kesiannya lagi, saya sama sekali blom pernah mendapat kritik, palagi dari anonim.. wong komen anonim sm skali ga pernah adaaa.. hueheuehehehe

    it means, saya msh jauh dari angin2 kencang seperti mas anis sebutkan diatas..
    :)

    BalasHapus
  7. Bener Mbak Lisha, sekarang saya pun ikutan Mbak Lisha dengan tidak menjadikan blog sebagai beban.:) Awal2 ngeblog saya memang demikia. Nyari ide tiap hari untuk "ngejar setoran". Tapi lama2 capek juga dan malah bikin stress!

    Saya bukan blogger part time atau bahkan full time. Saya sekedar blogger sometime, yang ngapdet kalo lagi ada ide, itu pun sekedanya hehehe..

    BalasHapus
  8. Amatullah.Syukur:
    Sama-sama, Mbak Ukhti. Saya senang sekali jika tulisan ini bisa memberi semangat.

    joko santoso:
    Kalau saya sudah tidak Joko lagi, Pak. He2. Telurnya sudah dua.
    Hem, terima kasih, Pak Joko untuk uluran persaudaraannya.

    Lisha Boneth:
    Meski saya berani menyebut diri sebagai blogger, tapi bukan berarti saya termasuk Blogger Ideal. Tidak, Lis!

    Oke, kapan-kapan aku akan tiup biar bergoyang-goyang. Anggap saja aku angin kencangnya. He...He...

    Anis Fahrunisa:
    Tapi saya kagum dengan artikel-artikel blog Mas Anis. Meski tidak terlalu sering update tapi Mas Anis bisa mengimbangi dengan kualitas artikel yang berbobot. Topiknya menarik-menarik dan selalu ramai buat didiskusikan. Yang berkomentar juga bagus-bagus komennya.

    BalasHapus
  9. wwkwkwkwkwk...Ada2 aja Mas Joko ini. Padahal saya belajar banyak dari model ngeblog Mas Joko. Gak percaya? Ya, terserah! hehe...

    Terus terang, sekarang saya sedang berjibaku mengubah arah tema blog saya (meskipun itu beresiko). Mohon doanya, ya! Tapi saya melakukannya perlahan2 supaya tidak mengejutkan. Saya ingin apa yang saya tulis lebih "membumi" dan benar2 layaknya jurnal pribadi seperti slogan yang saya gunakan. Saya gak mau fokus pada satu topik. Paling tidak saya bisa mengimbangi tulisan populer Mas Joko "TIPS MEMILIH AC HEMAT ENERGI". hahaha... Nanti saya akan nulis, "TIPS MEMBUAT BLOG HEMAT ENERGI". hmmh...!!

    Saya pikir membuat tulisan semacam AC hemat energi tersebut lebih besar pahalanya (barangkali). hehe... Karena dampaknya bisa global! Bayangkan jika semua berhemat energi? Wah...lumayan tuh pahalanya bisa meringankan siksa kubur! wkwkwkwkwk....(saya jadi sakit perut sendiri). Sekali-kali berkelakar gak apa2 kan, Mas?

    Maaf ya, semuanya!

    peace ah!
    Salam buat semuanya dari orang Bandung yang mulai tidak waras!

    BalasHapus
  10. Waduh saya ketinggalan diskusi nih....,

    Tapi it's OK yang penting sekarang keep blogging. Semua kritik, saran, dan komentar, anggap saja auto feedback yang akan selalu muncul setiap saat untuk memperbaiki kualitas blog.

    Semakin banyak feedback, semakin banyak pemerhati blog dan tidak mustahil akan mendorong seseorang melangkah menuju blogger ideal (kalau memang ada, LOL)

    Terima kasih semua.

    BalasHapus
  11. Pendapat saya, jaman sekarang blog tidak hanya digunakan untuk sekedar online diary. Perkembangannya, blog-blog menjadi media publikasi yang dikelola secara professional dan menghasilkan uang. Anda dapat melihat smashingmagazine.com bukankah itu sebuah blog yang dikemas sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi layaknya web portal untuk sebuah komunitas.

    Paul Scrivs (drawar.com) bahkan menjanjikan menulis minimal 2 artikel bermutu setiap minggu kepada advertiser sebagai jaminan kualitas websitenya. Bahkan blog-blog besar, bersedia membayar untuk konten yang bermutu, anda dapat menanyakannya pada Mas Jeprie, salah satu kontributor PSDtuts+

    Kalau saya lihat, banyak sekali blogger dalam negeri (problog) yang mendapatkan keuntungan dari iklan-iklan di blognya dengan seenaknya berhiatus, memposting artikel ngasal berisi curhat karena kehabisan ide, bagaimana pendapat anda?

    Tetapi jika kita menyoroti masalah blogging secara personal, saya rasa memang tidak sejauh itu dan pendapat anda sangat relevan.

    BalasHapus
  12. Mas Lintang kemana, ya? kok gak kelihatan, tenang-tenang aja nich.
    O iya, saya lupa pasti lagi ngitung laba dari RepublikBlogger, Pocong Gaul, dan Ngempeng.

    Bagi-bagi dong...!

    BalasHapus
  13. Anis Fahrunisa:
    Saya hanya berbicara fakta, tak memuji, Mas Anis. Kalaulah itu dianggap memuji karena memang sesuai dengan kenyataannya.
    Mas Anis tak pernah ngasih uang saya, kan untuk pujian itu? Lol.

    Saya tunggu tulisan-tulisan yang seperti Mas Anis sebut itu. Boleh membuat artikel yang sama seperti Tips Memilih AC Hemat Energi, biar makin banyak saingan di 10 Besar Pencarian Google. He2


    Yuda:
    Ya, Mas Yuda, Keep blogging.
    Kalau tentang Mas Lintang, saya kurang tahu, Mas. Hanya terakhir kali chat dengan saya pernah berpesan ke saya begini:

    "Kalau ingin serius berbisnis online jangan keasyikan ngeblog, nanti jadi lupa dengan bisnisnya. Masalah share-share di blog bisa dibuat belakangan." katanya.

    Mungkin kali ini dia lagi sibuk dengan Si Manis Jembatan Ancol-nya. He2

    ArdianZzZ:
    Menanggapi pertanyaan Mas Ardian:

    Kalau saya lihat, banyak sekali blogger dalam negeri (problog) yang mendapatkan keuntungan dari iklan-iklan di blognya dengan seenaknya berhiatus, memposting artikel ngasal berisi curhat karena kehabisan ide, bagaimana pendapat anda?

    Saya tak ingin berpendapat. Hanya ingin bertanya kepada semuanya saja:

    "Pantaskah tulisan seperti itu dikomersialkan dengan konversi iklan yang dipasang di blog?"

    Pertanyaan retoris itu semoga bisa menjadi jawabannya.

    BalasHapus
  14. Pernah saya ngalami mas, mungkin saya yang terbawa emosi, jadi gini, waktu itu saya tanya salah satu blogger yang bisa dibilang udah senior (ga perlu saya sebut namanya ya), "Gimana mas cara bla bla bla" (di shoutmix), tiba-tiba ada seseorang nyahut, "Mister ... buat postingan yang bermutu kalu mau bla bla bla"..
    Waktu itu sempat hati saya panas mendengar jawaban itu, (di dalam hati saya berguman, gw aja kalo baca postingan loe ga ada yang bermutu), tapi setelah beberapa saat saya berpikir) "SALAH" kalau sebuah kritikan itu kita anggap hinaan, akhirnya ya itu instropeksi diri, mungkin benar juga selama ini postingan saya kurang berbobot dll, hmmmm.. (nyambung ga sih komentku he he ), Sukses untuk postingannya mas ...

    BalasHapus
  15. Salut, Mas saya sama Anda. Tidak tersinggung menerima kritik. Kritik kalau diambil positifnya justru semakin mendewasakan kita. Bukankah begitu?

    Kalau masalah artikel berbobot apa tidak, bermutu apa tidak, atau hanya sekedar posting ringan seperti curhat, biarlah itu tak usah diperdebatkan, Mas? Karena parameternya juga subyektif. Ukurannya bisa berbeda-beda untuk setiap orang.

    Kalau saya yang terpenting, selama itu memberi manfaat buat orang lain, kenapa tidak? Apa pun itu bentuknya. Kalau tidak memberi manfaat buat orang lain, ya minimal buat diri sendiri.

    Oke, Mas Happy Blogging. Tetap semangat!

    BalasHapus
  16. Saya sangat setuju jika rintangan dan aral menghadang dapat membuat kedewasaan kita sebagai narablog makin matang. Beberapa kritik yang pedas, bahkan pembunuhan karakter memang pernah saya dapatkan, dan hasilnya pun cukup "cespleng", bisa membuat saya hiatus cukup lama. Tapi akhrinya saya sadari bahwa kritik adalah bagian dari hidup seorang blogger yang mau tak mau harus dijalani.

    Tapi ada lho pak, seorang blogger yang tidak tahan terhadap celaan dan kritik. Ia sampai harus menutup blognya hingga sekarang. Nah, apakah dia tidak disebut sebagai "blogger tangguh"?

    BTW kenapa ya model form komentar di blog ini tidak langsung di bawah postingan? Saya agak kesusahan dalam memberi tanggapan di blog ini. Untungnya link "poskan komentar" bisa dibuat open in new tab.

    Trus capctha, sepertinya agak mengganggu pak. Adakah cara lain mengontrol komentar tanpa harus memusingkan pengunjung yang memakai mode disable image?

    BalasHapus
  17. rismaka:
    Mudah-mudahan kita bukan termasuk blogger yang seperti itu, Mas Adi. Blogger yang menutup blognya karena tak tahan dikritik. Kritik anggap saja sebagai jamu, pahit tapi akhirnya menyehatkan, bukan?

    Untuk capctha sudah saya non aktifkan, Mas meskipun beresiko. Mudah-mudahan spam tak menyerang lagi.

    BalasHapus
  18. The first step is as good as half over.


    --------------
    Boston University

    BalasHapus
  19. proses itu lah yang harus benar-benar kita tekuni gan..

    BalasHapus