twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Jumat, 25 Juni 2010

Alasan Goenawan Mohamad Mengembalikan Bakrie Award Membuat Saya Jadi Sedih

Goenawan MohammadSebenarnya luka lama itu sudah mengering. Dendam kesumat itu juga sudah kukubur dalam-dalam. Karena kata para orang tua tak baik menyimpan dendam sampai berlama-lama. Namun, apa lacur, betapa terkejutnya saya. Saya benar-benar tak menyangka, tak bisa menyembunyikan rasa kecewa saya, sama seperti halnya Goenawan Mohamad yang tak bisa membiarkan rasa kecewa itu berlarut-larut lama. Sehingga, terpaksa mengembalikan Bakrie Award yang pernah diterimanya kepada Aburizal Bakrie.

Kalau Anda belum sempat membaca beritanya, silahkan Anda baca dulu apa yang menjadi alasan mengapa Goenawan Mohamad mengembalikan Bakrie Award yang dimuat Tempo di sini.

Sebenarnya apa yang membuat Goenawan Mohamad sampai sekecewa itu kepada Aburizal Bakrie? Dan apa hubungannya ini dengan saya, kok saya tiba-tiba ikut-ikutan kecewa dan menjadi sedih? Apakah saya masih ada hubungan famili dengan Goenawan Mohamad? Kalau Anda belum kenal siapa saya, saya persilahkan baca dulu siapa saya di About Me blog ini.

Saya memang sama sekali tak ada hubungan dengan peristiwa pengembalian Bakrie Award itu. Saya hanya ada hubungan dengan salah satu alasan yang membuat Goenawan Mohamad menjadi kecewa kepada Aburizal Bakrie. 

Dan Anda patut tahu alasan itu adalah sebuah pernyataan dari Bakrie yang menyatakan tidak merasa bersalah dalam kasus Lumpur Lapindo saat berdialog dengan para blogger di Langsat, Kebayoran Baru, beberapa waktu lalu.

Hal yang membuat saya jadi sedih, jika Bakrie tetap bersikukuh mengaku tak bersalah itu artinya dia secara eksplisit terang-terangan tetap tak ikhlas untuk memberi ganti rugi kepada para korban Lapindo, termasuk kepada saya.

Padahal, kalau mengutip apa yang pernah ditulis Anindya Bakrie, anak Aburizal Bakrie, sesuai amanat Ibunda Roosniah, Ibu Aburizal Bakrie, katanya pernah berpesan bahwa ini adalah bencana yang berada di luar kehendak dan kuasa semua orang. Tak perlu lagi meributkan apakah ini kesalahan manusia atau akibat bencana alam. Yang jelas, warga sudah demikian menderita akibat musibah ini. Oleh karenanya, Ibunda Roos meminta agar pihak keluarga berusaha sebaik mungkin menolong mereka yang terkena dan berhak mendapatkan bantuan. Demikian amanat Ibunda Roos, yang katanya oleh Anin akan dijaga baik-baik.

Dan kini amanat itu sepertinya hanya tinggal janji belaka. Toh, prakteknya Aburizal Bakrie tetap bersikukuh tetap tak mau mengaku salah. Tetap meributkan pentingnya bersalah apa tidak dalam musibah Lumpur Lapindo ini dengan mengeluarkan pernyataan itu kepada blogger Langsat.

Akh, mungkin itu alasannya mengapa hingga kini Bakrie tak menuntaskan apa yang menjadi komitmennya. Menuntaskan ganti rugi kepada korban Lumpur Lapindo yang menjadi tanggung jawabnya.

Dan hal yang membuat saya jadi makin bertambah sedih setelah mengetahui beberapa alasan Goenawan Mohamad yang lain, saya jadi merasa apa bedanya uang yang saya terima dengan uang yang diterima Goenawan Mohamad? Yang jelas uang yang saya terima itu jauh dari uang barokah untuk beli rumah mengingat sepak terjang bisnis dan politik Aburizal Bakrie yang tidak jujur.

Apakah saya harus mengembalikan uang itu juga kepada Aburizal Bakrie?



Bookmark and Share

5 komentar:

  1. Wah, Goenawan Mohamad mengambil tindakan yg sangat tegas dalam hal ini. Salut utknya.

    BalasHapus
  2. catatan kecilku:

    Ya, Mbak Reni. Jarang ada orang seperti Goenawan Mohammad ini. Goenawan Muhamad ini salah satu contoh orang yang tak bisa dibeli dengan uang. Padahal, seandainya ia tak mengembalikan pun saya yakin tak ada yang mempermasalahkan. Lha wong kejadian penghargaannya sudah lama, 2004.

    BalasHapus
  3. Pemerintahan negeri ini sudah tidak punya harga diri lagi. Saya bilang pemerintah bukan warga negaranya.

    Bagaimana bisa maju jika negara sudah dikuasai penjahat.

    BalasHapus
  4. Jeprie:
    Tak tahu lah saya, Mas Jeprie. Negara kita mau dibawa kemana kalau sudah seperti ini. Tapi saya salut masih ada orang-orang seperti Goenawan Mohamad yang tetap punya harga diri.

    BalasHapus
  5. lets go to http://uii.ac.id/ .......!!!!!

    BalasHapus