twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Senin, 24 Januari 2011

Anda Tidak Suka Menulis? Bersiap-siaplah Otak Anda Menjadi Miring

Otak Kanan Dan Kiri
Saya ulang sekali lagi pertanyaan saya pada judul di atas. Anda Tidak Suka Menulis? Bersiap-siaplah Otak Anda Menjadi Miring. Serius? Ya, memang saya terlihat seperti main-main? Tidak. Ini sungguh-sungguh serius jadi tolong baca tuntas tulisan ini sebelum Anda menuduh saya yang bukan-bukan apalagi menuduh saya sombong seolah-olah meninggikan derajat saya (penulis) sampai berani memiring-miringkan otak Anda, orang yang barangkali bukan atau tidak suka menulis.

Simpan dulu energi Anda untuk memaki-maki saya. Okey?

Anda pernah mendengar sebuah anekdot lucu sekaligus satire dari Putu Widjaya yang mengatakan katanya harga otak orang Indonesia paling mahal sedunia dan diburu para calon penerima donor otak? Mengapa otak orang Indonesia yang paling mahal? Kok, bukan otak orang Yahudi yang terkenal cerdas-cerdas? Atau otak orang Cina yang terkenal hebat karena pintar berdagang? Kenapa juga bukan otak orang Jepang yang terkenal canggih dan pintar karena inovasi dan penemuan teknologinya?

Jawabannya sungguh sangat-sangat menyakitkan bagi saya yang orang Indonesia asli. Mengapa? Otak orang Indonesia sangat mahal bukan karena kecerdasannya tapi karena dikenal otaknya yang paling mulus (original) karena jarang dipakai, ketimbang contoh otak Yahudi, Cina dan Jepang tersebut. Otak orang Indonesia masih belum terlalu maksimal dipergunakan sehingga menjadi mahal karena keasliannya ini.

Lantas apa hubungannya otak original dengan otak miring? Hubungannya akan saya jelaskan kepada Anda berikut ini.

Jika Anda sering menggunakan otot Anda buat bekerja ketimbang otak Anda maka otot Anda akan cenderung berkembang lebih baik ketimbang otak Anda. Betul? Anda Ingin contoh? Lihatlah sosok manusia purba di pelajaran sejarah atau dalam pelajaran biologi. Bukankah modelnya seperti itu? Karena manusia purba lebih sering menggunakan ototnya ketimbang otaknya maka badannya menjadi gede sementara kepala (otak) cenderung mengecil dan tidak proporsional dengan bentuk tubuhnya.

Contoh sebaliknya, pernah nonton film-film fiksi ilmiah yang menggambarkan sosok mahluk cerdas luar angkasa sejenis alien dari planet lain yang naik pesawat mirip UFO turun ke bumi? Bukankah kepalanya digambarkan sangat besar namun tubuhnya dibuat dengan bentuk sebaliknya, kecil.

Kalau contoh yang pertama itu bukan mengada-ada tapi sesuai dengan fakta dalam sejarah. Dan untuk contoh yang kedua juga dibuat tidak asal membuat atau menganalogikan tanpa dasar tapi kenyataannya memang begitu. Jika bagian dari tubuh manusia jarang dipakai maka akan cenderung menyusut sementara bagian lain yang sering dipergunakan, dilatih atau dieksplorasi maka akan cenderung berkembang.

Anda masih ingin contoh bukti yang lain? Bukankah atlet binaragawan sebelum badannya berotot sebelumnya juga perlu dilatih tubuhnya dengan banyak latihan. Bukan langsung lahir ujug-ujug tubuhnya besar sendiri begitu? Dan hal ini pun juga berlaku pada otak manusia. Jika otak Anda jarang Anda eksplorasi untuk banyak mikir maka otak Anda lama-lama tidak akan berkembang.

Lalu mengapa saya berani mengatakan kalau otak orang yang tidak suka menulis bisa menjadi miring. Tolong Anda jangan terpaku pada kata "Miring" yang punya makna konotatif (gramatikal) gila saja, ya! Tapi kata "Miring" di sini bisa juga diartikan lain. Yaitu berat sebelah, njomplang atau tidak seimbang. :D

Nah, sekarang mulai nangkap, kan maksud saya? Kalau Anda adalah seorang pekerja profesional, misalnya seorang insinyur, dokter, pengacara, dosen dsb maka secara umum yang sering terjadi adalah dominan banyak menggunakan kemampuan otak kiri untuk berpikir dan bekerja. Sementara para pekerja seni, sastrawan dan penulis, termasuk blogger di dalamnya, adalah contoh-contoh orang yang kebanyakan dominan menggunakan otak kanan untuk bekerja. Namun yang perlu saya note khusus penulis boleh saya katakan yang paling ideal karena kedua fungsi otak, baik yang otak kanan maupun yang kiri sebetulnya sama-sama baiknya dipergunakan secara selaras dengan sama idealnya untuk berpikir dan bekerja (menulis).

Seorang penulis (blogger) saat menggali ide-ide kreatif untuk menulis, maupun saat menuliskannya di blog banyak menggunakan otak kanan. Dan pada saat beropini yang menuntut penyajian data, analisa, argumentasi, maupun terakhir menyunting atau mengedit tulisannya maka otak kiri yang akan dipergunakannya.

Kalau Anda ingin tahu lebih detil lagi tentang perbedaan fungsi kedua otak tersebut. Perbedaan fungsi otak kanan dan otak kiri, saya persilahkan baca artikel sahabat blogger saya, Mas Darin di blognya, baca artikelnya yang berjudul "Pemetaan Otak Dan Tipikal Blogger."

Kesimpulannya: Jika Anda ternyata seorang yang mempunyai profesi-profesi pemakai otak kiri seperti yang saya sebut di atas jangan heran kalau suatu saat kepala Anda menjadi miring karena tidak berimbangnya penggunaan otak di kepala Anda. Begitupun sebaliknya, jika Anda seorang pekerja yang dominan sehari-hari bekerja banyak menggunakan otak kanan, imbangilah dengan banyak mengeksplorasi kemampuan otak kiri Anda. Dan solusi yang saya tawarkan adalah dengan salah satunya, menulislah. :D

Sumber Foto: RightLeftBrain


Bookmark and Share

35 komentar:

  1. Saya jadi teringat celotehannya Paman Tyo. Beliau memaparkan alasannya getol menulis di blog, katanya salah satunya seperti yang Pak Joko tulis: agar otak tak lekas miring :D

    Analogi manusia purba dan Alien-nya meski berbau fiksi-ilmiah, saya rasa itu masuk akal pak. Saya malah terkejut sendiri dan langsung mengiyakan :D

    Dan penggunaan belahan otak dalam menulis, kita pasti semua sepakat, kalau itu tergantung individunya. Namun mainstreamnya tetap sama, yaitu menggunakan otak kanan tuk menggali ide dan kemudian merunutkan dgn otak kiri saat menuliskan dan mengeditnya.

    Trims untuk backlinknya pak :)
    Mari menulis sebelum otak kita miring! :D

    BalasHapus
  2. Saya suka nulis, tapi kok otak saya sepertinya tambah miring ya? Hehe, nggak nggak, bercanda.

    Intinya saya setuju banget dengan uraian Pak Joko di atas. Bahkan, kalau boleh nambahi, berdasarkan riset ilmiah, menulis juga bisa jadi terapi pereda stres, dan menjauhkan kita dari kemungkinan pikun di usia tua. Sepertinya riset itu telah terbukti, karena belum pernah ada penulis yang pikun di hari tuanya, bahkan sepertinya makin pintar dan bijaksana.

    Kesimpulannya, menulis dan ngeblog bukan hanya berfungsi untuk berbagi dengan sesama, tapi juga menyehatkan otak kita.

    BalasHapus
  3. Darin:
    Kalau kata Paman Tyo berarti otaknya miring tenanan (sungguhan) kalau tidak mau menulis, Mas Darin. HaHaHa...Gawat nanti yang non penulis (blogger) bisa tersinggung karena sudah dimiring-miringkan.

    Sama-sama, Mas karena kebetulan ide tulisan ini juga berasal dari setelah membaca tulisan Mas Darin itu. :)

    Hoeda Manis:
    Terima kasih poin tambahannya Mas Hoeda. Iya, benar yang tentang menulis menyebabkan kita menjadi tidak cepat pikun itu saya juga pernah mendengarnya.

    Nah, kalau yang menulis bisa meredakan stress ini kurang cocok buat saya soalnya saya kalau tak dapat ide menulis malah stress saya. He He ...Nggak... Nggak... Bercanda, Mas Hoeda. :D

    BalasHapus
  4. wah... jujur artikel yang sangat bagus mas...
    saya baru tahu kalau saya lebih dominan menggunakan otak kanan,,,, soalnya kalau lagi nulis paling males,,, kalau udah pada saat beropini yang menuntut penyajian data, analisa, argumentasi, maupun terakhir menyunting atau mengedit tulisannya

    BalasHapus
  5. Sebetulnya bagus buruknya otak tidak bergantung pada volume. Otak Einstein ternyata lebih kecil dari rata-rata, yang membedakannya adalah jumlah sinapsis yang aktif. Cara mengaktifkan sinapsis adalah dengan melatihnya, banyak berfikir.

    Apa kekuatan otak kanan dan kiri harus seimbang? Saya rasa itu harus diteliti lagi.

    BalasHapus
  6. Gimana ya? Sekarang saya jarang pakai otak kanan, soalnya gaya seni saya dibungkam di sekolah yang baru. Mau nggak mau otak kiri saya berkembang pesat, sementara otak kanan saya mulai menumpul. Semoga saya segera punya waktu buat menajamkan otak kanan saya lagi.

    BalasHapus
  7. saya lagi berusaha setiap hari bisa menulis dan posting di blog :)

    BalasHapus
  8. Masuk akal juga Pak tentang contoh-contohnya. Kita lihat saja orang yang punya pemikiran dan wawasan luas. Rata-rata ukuran kepalanya relatif lebih besar. Volume otaknya terlihat membesar. Biasanya ditandai dengan jidad yang lebih luas.

    Di sisi lain, mereka yang tidak terbiasa menggunakan otaknya cenderung lebih sempit jidadnya. Gak jauh-jauh deh. Diri saya sendiri contohnya (jidad saya cenderung luas karena terbiasa berpikir analitis dan banyak merenung). Plus karena banyak membaca juga..hehehe

    BalasHapus
  9. hosnanfauzi:
    Penggunaan otak kanan sangat baik buat menulis, Mas. Namun hanya pakai otak kanan saja tanpa koreksi dari otak kiri juga kurang bagus, Mas. Ini nasihat dari para guru menulis. :)

    Jeprie:
    Otak Einstein mungkin termasuk pengecualian atau sedikit berbeda dari otak manusia kebanyakan. Kecil tapi mentes (padat volumenya). Dan contoh tentang fakta sinapsis yang Mas Jeprie sebutkan itu menegaskan bahwa jika bagian dari tubuh manusia jarang dipakai maka akan cenderung menyusut sementara bagian lain yang sering dipergunakan, dilatih atau dieksplorasi maka akan cenderung berkembang.

    Menjawab pertanyaan Mas Jeprie apakah kekuatan otak kanan dan kiri harus seimbang? Jawab saya ya minimal kalau bisa salah satu sisi jangan dianggurin, Mas Jeprie. Benar, tidak? Karena kedua sisi otak diciptakan punya fungsi yang berbeda maka sebaiknya ya diperdayakan keduanya dengan maksimal biar tidak njomplang (miring).

    Vicky Laurentina:
    Pantesan akhir-akhir ini hampir dua mingguan Mbak Vicky jarang update blog. Rupanya itu yang jadi penyebabnya. Hati-hati jangan sampai tumpul beneran, Mbak. :D

    Kurnia Septa:
    Kayaknya kemarin saya salah sembut gender kepada Anda. Maafkan saya, Mas! Saya pikir Anda seorang wanita.

    Usaha yang patut untuk saya apresiasi, Mas. Mari sama-sama kita terus menulis. :)

    iskandaria:
    Saya juga tidak bermaksud mengklaim diri sebagai orang cerdas apalagi jenius, Mas Is tapi jidat saya juga sama seperti punya Mas Iskandaria, lebar. HeHe. Dan terakhir tahun 2007 lalu pernah test IQ hasilnya juga tak terlalu jelek inteligensi saya. Score 114.

    BalasHapus
  10. sebenarnya saya sangat benci menulis tentang opini dan benar saja, saya bahkan tidak pernah menulisnya. saya lebih suka hitung2an. anehnya, kalau saya buka majalah atau koran, yang pertama kali saya baca tentang opini.

    oia, topiknya kok itu2 aja ya... menulis, menulis dan menulis. Catatan harian pak joko cuma tentang menulis ya?

    oh..Mungkin menulis memang sudah menyangkut hajat hidup orang banyak.

    BalasHapus
  11. Memang otak kita yang maha canggih ini harus dimanfaatkan semaksimal mungkin, dalam artian kinerja antara otak kiri dan kanan harus berjalan seimbang.
    Memang benar mas...otak kiri kebanyakan digunakan untuk hal-hal yang bersifat jangka pendek, seperti kata-kata, angka, dan analisis. Sementara otak kanan adalah memori jangka panjang, seperti gambar, warna, irama, imajinasi, termasuk melamun. Tetapi nggak usah takut MIRING jika hanya otak kiri yang dijejali terus menerus secara alami akan menyeimbangkan dirinya dengan menggunakan otak kanan. Ingat kan? dengan diri kita pasti akan "melamun" dan tidak berkonsentrasi ketika beban pikiran yang menekankan hanya otak kiri. Ini alami, semoga kita tidak sedeng ya..karena sudah ada penyaluran di blogsphere?

    BalasHapus
  12. admin BF salah ketik alamat blognya.

    BalasHapus
  13. Saya baru tahu anekdot tentang Harga Otak... Btw saat memutuskan untuk kembali blogging yang saya pikirkan hanya untuk mengasah otak saya bro biar tidak cepat tumpul seperti yang bro katakan, tapi agar supaya otak kiri dan kanan berimbang itu tidak sempat saya pikirkan (lebih tepat tidak tahu)

    BalasHapus
  14. iya mas.. otak kita kan otot juga. Kalau ga dipakai bisa nyusut.

    berarti ngeblog bisa jadi salah satu cabang olahraga otak juga ya? siapa tahu, kalau dijual, otak blogger salah satu otak yang paling murah.. karena sering dipakai.. :')

    BalasHapus
  15. Saya pernah membaca sebuah buku (lupa lagi judulnya) yang membahas mengenai keseimbangan antara otak kiri dan otak kanan, malahan pembahasan pada buku tersebut lebih ditekankan pada otak tengah.

    Di dalam buku tersebut dijelaskan salah satu cara untuk menyeimbangkan otak kiri dan kanan adalah dengan cara mendengarkan musik tertentu saat bekerja (menulis artikel misalnya). Tip tersebut pernah saya coba, rasanya memang lebih rilek dan enjoy.

    Yu, kita menulis sambil dengerin musik! :)

    BalasHapus
  16. Hihihi masuk akal juga ya... :D
    seru nih artikelnya.

    BalasHapus
  17. Saya sering pake otak nggak ya..hehehehe...
    *amit-amit*

    BalasHapus
  18. Kita orang-orang awam selalu berkiblat kepada Barat, entah itu orang Yahudi, Jepang, dan Cina. Kita katakan bahwa mereka mempunyai otak yang encer/pintar karena mereka mampu menciptakan inovasi-inovasi dalam bidang teknologi.

    Sementara bangsa kita tidak mampu menciptakan itu semua. Apa yang salah? Apa karena otak orang pribumi Indonesia memang bodoh?

    Tidak!

    Otak pribumi mampu melakukan itu semua. Tapi sayang, mereka berkomplot dengan rezim berkuasa untuk melakukan pembodohan massal terhadap pribumi.

    Coba bayangkan, Penduduk bangsa ini ada sekitar 250 juta. Pangsa pasar yang sangat menggiurkan kan? Jadi bagaimana membuat agar bangsa ini tidak bisa berkembang.

    Yeah disitulah Conspiracy Theory berlaku.

    Oia... Satu lagi, Orang-orang Barat yang kita klaim sangat sangat cerdas, Tapi mereka tidak bisa membuktikan adanya Roh. Suatu tantangan bagi mereka.

    Afwan Pak. Mungkin sedikit OOT, aku cuma mau menyajikan sumber penyebab kebodohan bangsa ini menurut pendapat ku.

    BalasHapus
  19. Rohani Syawaliah:
    Lha, ya memang begitu, kan Hani? :)

    imroee:
    Mas Imroee, kan orang teknik jadi wajar kalau lebih suka hitung2an. Saya juga kalau baca media yang tak pernah saya lewatkan adalah kolom opini dari redaktur medianya.

    Ya, nggak tahu ini belakangan ini, kok saya kebanyakan nulis tema-tema tentang kepenulisan. :)

    admin BF:
    Betul, Mas Agus secara tanpa sadar pada dasarnya setiap orang sudah menggunakan keduanya. Namun kadar keseimbangannya untuk masing-masing orang berbeda-beda. Khusus blogger (penulis) pada saat kita mencari ide (merenung dan melamun) kita sudah menggunakan otak kanan. Betul. :)

    eser:
    Anekdot itu sebetulnya anekdot lama, Mas. Kalau nggak salah sekitar tahun 1996 pernah ditulis Putu Widjaya di media.

    Dengan menulis tanpa sadar fungsi kedua belahan otak kita sudah kita gunakan, Mas. :)

    Huda Tula:
    Lha, ya Mas. Ngeblog otomatis termasuk mikir juga. Dan mikir tentu pakai otak. Betul? :D

    Memang ada rencana untuk didonorkan otaknya, Mas Huda? HeHeHe

    BalasHapus
  20. Yuda:
    Tentang fungsi otak tengah, saya lihat banyak bukunya di toko buku yang menjadi best seller, Mas Yuda. Namun sayang, saya belum sempat membeli dan membacanya.

    Ya, Mas saya juga kalau di kantor sering sambil bekerja, ngetik-ngetik tak sambi (multitasting) dengan dengerin musik atau streaming radio online. Dan benar sekali, itu membuat saya menjadi nyaman.

    sibair:
    Ya, Mas. Terima kasih apresiasinya. :)

    DewiFatma:
    Mbak Dewi suka bercanda, ah. Masak gak pakai otak? HeHeHe.

    Padly:
    Ya, sebetulnya kalau melihat rasio dari jumlah penduduk negara kita yang besar, saya juga tak yakin kalau orang kita tidak ada yang pintar (jenius).

    Terima kasih, Mas Padly untuk poin tambahannya. Saya baru tahu kalau tentang roh itu. :)

    BalasHapus
  21. adugh, janganlah dijual...
    dikasi gratis orang belum tentu mau. hehehe

    ditunggu postingan berikutnya....

    BalasHapus
  22. Dari saya kecil sudah di biasakan membaca oleh orang tua saya ..
    ketika beranjak agak gedhe dikit .. kreatifitas menulis saya sudah bisa dikatakan lancar ..
    jadi peran serta kemiringan otak juga di pengaruhi oleh kebiasaan ya .. ?
    Alhamdulillah kebiasaan postif ornag tua di tulalkan pada anaknya ..

    BalasHapus
  23. Huda Tula:
    Saya pikir serius. Tiwas saya mau beli kalau iya. Just kidding. :D
    Ya, Mas ini masih nulis.

    hoedz:
    Anda beruntung, Mas punya keluarga yang support seperti itu.

    BalasHapus
  24. Terlepas masalah otak kiri maupun otak kanan bahwasannya ide ide yang mendorong kepada produktifitas adalah seperti "Petir di Dalam Botol", sebuah kepuasan tersendiri apabila kita menjadi bagian dari Proses yang melahirkan ide ide baru, baik tulisan maupun dalam bentuk apapun. Ide kreatif yang mampu keluar dari pikiran kita dan membiarkan orang lain untuk menelaah bukti ilmiah dan berhak untuk menilai dan berfikir, yang pada akhirnya dapat dipergunakan dan bermanfaat bagi orang lain. :p

    BalasHapus
  25. otak miring kayak besar sebelah gitu ya.. hoho..

    BalasHapus
  26. Ngeblog buat saya adalah kelanjutan kebiasaan punya buku harian sejak SD sampai kuliah. Setelah bekerja kegiatan itu sempat terhenti, sampai akhirnya saya menemukan blog. Isinya mungkin tidak terlalu mendetail dan informatif, tapi setidaknya membantu saya kalau sedang ingin menyalurkan emosi, terutama yang negatif hehehe...

    BalasHapus
  27. Lintang Hamidjoyo:
    Ide-ide itu akan selalu keluar menemukan jalannya sendiri, Mas Lintang. Di tangan penulis ide itu menyeruak menjadi sebuah tulisan. Di tangan pelukis akan menyeruak menjadi lukisan. Di tangan pemahat akan menyeruak menjadi patung yang indah dsb. Semua orang punya ide yang lahir dari otak kanan tersebut tapi tidak semua orang menyalurkannya lewat otak kiri mereka menjadi sebauah karya sehingga bisa bermanfaat buat orang lain. Betul?

    Blogger Ceria:
    Iya, miring sebelah. Itu ekstremnya. HaHaHa

    mpokb:
    Emosi selalu butuh penyaluran. Dan ngeblog (menulis) adalah salah satu sarana buat menyalurkan emosi itu. Betul, Mpokb. :)

    BalasHapus
  28. saya juga nulis, tapi kalau sudah keluar malesnya sering copas, sebenarnya saya juga tidak mau melakukan hal itu, tapi jika dalam 1 minggu saja tidak update blog rasanya seperti ada yang menganjal di kepala ^^, tapi dengan adanya blog seperti ini benar-benar menambah semangat saya untuk ngeblog.

    BalasHapus
  29. HeQris:
    Kalau kebiasaan copasnya pelan-pelan aja, Mas mulai dikurangi. Terima kasih kalau tulisan ini sudah menyemangati Mas HeQris. Mari terus berkarya, Mas. :)

    BalasHapus
  30. saya g menulis bang tapi mengetik, xixixi...

    BalasHapus
  31. OEN-OEN:
    Sama kalau gitu, Mas. :D

    BalasHapus
  32. Saya punya niat menulis, tp saya sibuk harus kerja siang dan malam, lebih jelansya saya menunggu warung. Mhon solusinya?? N Thanks sebelumnya

    BalasHapus
  33. sialingan:
    Kalau masalah sibuk semua saya pikir juga sibuk, Mas. Tinggal masalahnya kita punya waktu dan niat buat menyempatkannya untuk nulis apa tidak. Ingat setiap orang punya waktu yang sama 24 jam sehari jadi kalau orang lain aja bisa bagi waktunya meski dia sibuk kenapa kita tidak.

    BalasHapus
  34. Kalau saya sih mas ya, kalau nulis sendiri itu seringnya gak punya inspirasi, makanya sering copas. Hihi :D . Tapi kalau ada yang tanya sesuatu/minta saran dari saya melalui media sosial misalnya biasanya itu saya akan tulis panjang lebar. Saya harus akui bahwa saya sangat suka membaca, bahkan apapun yg terlintas itu selalu saya baca, dan parahnya malah gak bisa tidur kalo gak baca sesuatu. Tapi untuk nulis paling males, apalagi waktu SMA dulu, gurunya sering mendikte, paling malas saya mas, asal nyoret aja, Bahkan sampe ga bisa baca sendiri. Haha :D . Kalau dibilang suka berhitung gak juga sih mas ya, soalnya nilai kimia, fisika dan matematika saya rendah. Mungkin karena sering bolos kali yaah ?? :D gurunya juga sih, keseringan banget kasih PR, kalau saya banyak sibuk, ya gak saya buat, besoknya dripada dihukum mending gak hadir kan ? Hehe :D . Terimakasih mas, artikelnya Sangat membantu. Visit blog saya ya, natawa-id.blogspot.com

    BalasHapus