twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Sabtu, 12 September 2009

Apa yang berbeda dari Facebook, Twitter dengan Blog?

Perbedaan Facebook, Twitter dengan blog Setelah sebelumnya saya memposting tentang etika dalam dunia social networking yang dilatarbelakangi adanya beberapa persamaan antara ngeblog dan microblogging. Baca 9 jangan yang harus dihindari di dunia blogging, maka kali ini saya mencoba mengulas tentang perbedaan perilaku pengguna dan aturan pada kedua jenis media social networking ini. Mengapa saya tertarik mengulas perbedaannya? Nanti diakhir posting akan saya jelaskan alasannya sekaligus merupakan kesimpulannya.

Berikut ini adalah beberapa perbedaan diantara kedua media social networking tersebut berdasarkan pengamatan saya setelah sekian lama ngeblog dan beberapa bulan aktif dalam micro blogging Facebook dan Twitter.

Trust
Apa yang pernah ditakutkan oleh Google terkait dengan makin populernya Facebook yang dikuatirkan akan menggeser search enginenya memang sedikit terbukti sekarang. Dominasi Google sebagai search engine nomor satu, untuk saat ini karena hasil pencariannya yang cepat dan relevan kini sudah tertandingi oleh kemunculan Facebook. Mengapa? Ini faktanya, Jika orang membutuhkan informasi dan butuh referensi tentang sesuatu ditanya pilih mana referensi dari teman di Facebook, ataukah sumber dari blog yang disodorkan Google? Hampir semua facebookers menjawab Facebook. Nah, ini perbedaannya yang pertama, masalah Trust.

What's on your mind
Pada blog kalau boleh saya katakan hampir semua yang ditulis temanya adalah tentang “what's on your mind” dan sangat sedikit yang menulis tentang “what are you doing”-nya. Tapi kalau di microblogging seperti Facebook kebanyakan yang ditulis dalam statusnya adalah sebaliknya, meskipun pertanyaan dari facebook untuk update status sudah sangat jelas "What's on your mind" atau “Apakah yang anda pikirkan?” Dan di Twitter pertanyaan untuk update statusnya malah benar-benar “What are you doing?”

Profile
Kalau di microblogging seperti Facebook banyak teman yang sangat terbuka dengan profilenya namun ternyata banyak juga yang kurang terus terang dengan umurnya. Maaf, tanpa bermaksud menyindir dan menyinggung siapa-siapa memang kenyataannya banyak yang menghiden tahun kelahirannya dan ada juga yang memudakan angka tahunnya sampai beberapa tahun. Ayo ngaku! He… He…. Dan di blog malah sebaliknya, banyak yang kurang terbuka dengan About Me-nya (profile) tapi lebih terus terang dengan hal yang menyangkut seperti umur dan kompetensinya seperti pekerjaan dan latar belakang pendidikannya.

Pembatasan jumlah karakter
Kalau di blog tidak ada pembatasan tentang jumlah karakter atau panjang posting. Mau buat posting satu halaman penuh boleh, mau buat serial seperti posting trilogi boleh, atau pendek cuma satu paragraf seperti memo juga boleh. Nah, kalau dalam microblogging, contoh Twitter ada pembatasan tidak boleh isi status lebih dari 140 karakter.

Solidaritas
Kalau berbicara solidaritas antara sesama facebookers dan blogger persamaannya sama tingginya. Yang berbeda adalah solidaritas dalam hal komentar. Jika di blog ada semacam etika tidak tertulis tentang aturan untuk mengunjungi balik dan saling memberi komentar jika blog kita dikunjungi blogger lain kecuali pada Blogger seleb, maka tidak demikian halnya perilaku facebookers, banyak yang suka update status sehari sampai beberapa kali, aktif menanggapi komentar-komentar di statusnya sendiri tapi banyak yang tidak cukup aktif mengomentari status orang lain.

Tujuan
Tujuan utama diciptakannya situs microblogging seperti Facebook dan Twitter sebenarnya lebih kearah pertemanan atau networking sementara pada Blog lebih kearah berbagi kepada orang lain, menyampaikan opini atau pendapat untuk saling berdiskusi secara terbuka dengan audien internet yang lebih universal.

Enda Nasution
Kalau didunia blog kita mengenal ada Enda Nasution sebagai bapak blogger Indonesia tapi kalau di microblogging, maaf saya kok belum pernah dengar yang namanya bapak microblogging atau bapak Facebook atau bapak Twitter Indonesia. He… He… Ini bedanya juga.

Fatwa haram Facebook
Baru-baru ini, baca disini, China memblokir akses ke Facebook dan Twitter. Dan sebelum-sebelumnya sudah sering kita dengar hal yang demikian terjadi untuk negara lain. Bahkan di Jatim, beberapa ulama sempat memfatwakan haram pada Facebook. Sementara kalau blog, bedanya sampai dengan hari ini saya belum pernah dengar ada berita negara melarang warga negaranya untuk ngeblog.

Kesimpulan dari perbedaan ini kalau menurut pendapat saya, pertama justru keberadaan keduanya bisa saling melengkapi. Sehingga kekuatiran akan berkurangnya blogger akibat tergusur kepopuleran Facebook dan Twitter ternyata tidak terbukti secara significan. Kalau menurunkan secara kualitas dan intensitas sebagian blogger dalam ngeblog mungkin ya, tapi kalau menurunkan secara kuantitas minat orang untuk ngeblog sepertinya tidak. Buktinya umur blogger.com meski jauh lebih tua dari Facebook dan Twitter- Blogger.com sudah berumur 10 tahun sejak pertama kali diluncurkan pada tanggal 23 Agustus tahun 1999- toh tetap eksis hingga sekarang. Dan Blogger.com seperti yang pernah dikemukakan oleh Rick Klau, Manager produk Google: “Dalam dua tahun terakhir saja, jumlah orang yang berkontribusi ke blog telah melonjak lebih dari dua kali lipat, dan setiap detik setiap harinya blog baru dibuat di Blogger.com.” katanya kepada Information Week.

Fakta kedua di tahun 2009 ini dari 30 juta pengguna internet di Indonesia, 1 juta diantaranya adalah blogger. Angka ini terjadi peningkatan yang cukup drastis dari tahun 2008 yang jumlahnya baru mencapai 600 ribu orang blogger. Dan bagi para blogger malah banyak yang mengkombinasikan keduanya, mempopulerkan blognya di Facebook dan Twitter dan sebaliknya.


Note: Beberapa perbedaan diatas adalah subyektif dari observasi dan pengalaman saya pribadi yang serba terbatas. Jika ada yang berbeda dengan pendapat ini atau bahkan tidak setuju, silahkan untuk memberi komentar atau masukannya, terima kasih.


Bookmark and Share

2 komentar:

  1. saya malah ndak ngerti nge-twit mas... :D :D :D

    faktor trust mgkn iya, krna rekomendasi dr tmn kita sdr pasti lbh mudah utk kita percayai.

    BalasHapus
  2. Katanya sih microblogging menurunkan minat ngeblog di kalangan kaum muda,mas... kalo bapak microblogging mas Djoko aja yg dinobatkan piye ?:)

    BalasHapus