twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Jumat, 04 Desember 2009

Modem Mubazir

ModemMenikmati internet dengan kecepatan tinggi adalah dambaan setiap orang dalam mengakses internet, tak terkecuali saya, makanya antara provider ISP (internet service provider) penyedia layanan internet dan vendor penyedia peripheral seperti modemnya akan terus berlomba-lomba menawarkan kecepatan akses internet yang cepat. Para vendor tak mau kalah dengan perusahaan ISP turut berlomba-lomba dengan perbaruan teknologi peripheral koneksinya yang terus diperbarukan. Namun sayangnya, keduanya sering tidak nyambung. Teknologi yang digunakan modem sudah jauh melesat kedepan tapi perusahaan ISP-nya kalau orang Jawa bilang masih tumuk-tumuk (jalan pelan-pelan, red) dengan teknologinya yang masih jauh dari yang kita harapkan.

Saya ambil contoh modem saya. Saya punya modem jenis USB merk SpeedUp tipe SU-9000U, kecepatan dowloadnya sudah HSDPA (High-Speed Downlink Packet Access) sebesar 7.2 Mbps dan kecepatan uploadnya sudah HSUPA (High-Speed Uplink Packet Access) sebesar 2.1 Mbps. Dengan modem kecepatan ini, teknologi modemnya sudah sama dengan 3.75G atau orang bilang, banyak yang sudah menganggap setara teknologi 4G. Sementara koneksi ISP-nya saya menggunakan internet mobile broadband Flash punya Telkomsel. Pertanyaannya, mengapa saya bilang tidak nyambung? Karena kecepatan koneksi Flash Telkomsel baru mencapai angka 3.6 Mbps. Itu pun masih ada kata-kata Up to-nya sehingga prakteknya selama 6 bulan menggunakan modem tersebut rata-rata speednya hanya berkisar antara 500 s/d 750 Kbps. Pernah sampai tembus ke angka 1.8 Mbps, tapi itu hanya sekali dalam sejarah. Setelah itu tidak pernah lagi.

Ngomong-ngomong masalah kata Up to tadi, saya pernah protes ke Grapari Telkomsel Jogja, dan kemarin saya baru aja protes ke Grapari Solo. Dan protes saya dijawab persis seperti dugaan saya, kecepatan tergantung lokasinya ada dimana dan berapa banyak pengakses di lokasi tersebut. Oke, saya sangat paham dengan koneksi internet wireless, memang modelnya adalah network share jadi secara teori Telkomsel menjelaskan seperti itu memang tidak salah. Benar, tapi yang membuat saya tetap tidak puas dan mempertanyakan jawaban tersebut adalah, kok Up to-nya jauh banget dari 750 Kbps menuju angka 3600 Kbps? Coba anda hitung berapa, tuh ring selisihnya?

Ini yang saya sebut Modem Mubazir! Mubazir yang pertama. Dan masih ada mubazir yang kedua. Dulu harapan saya setelah 6 bulan masa promo gratis akses internet 500 MB/bulan habis, rencananya saya ingin melanjutkan untuk apply paket Telkomsel Flash Unlimited seperti pada Kartu Halo pada ponsel saya sekarang. Karena modem saya adalah modem lock dengan kartu GSM Telkomsel yang tidak bisa diganti dengan simcard operator lain, maka saya bilang itu adalah pilihan saya nanti setelah masa gratisnya selesai.Tapi apa prakteknya sekarang? Paket Telkomsel Flash Unlimited sudah ditutup secara nasional mulai bulan September 2009 lalu. Dan hanya dibuka khusus buat pelanggan Halo Priority aja. Atau kalau mau masih dibuka hanya khusus paket Telkomsel Flash Unlimited Pro, yang biaya abonemennya Rp 400 ribu/bulan. Alamak mahal kali biayanya?

Dan yang lebih gila lagi sewaktu saya tanya kepada CS Grapari apa syaratnya untuk bisa menjadi pelanggan Halo Priority? Syaratnya adalah ARPU (average revenue per user) yaitu rata-rata pemakaian pulsa kita selama 6 bulan terakhir adalah minimal sebesar Rp 1 juta/bulan. He….He… Saya sempat gedek-gedek. Saya bukan R. Budi dan Michael Hartono, pemilik grup rokok Djarum yang punya nilai kekayaan sebesar US$ 7 miliar yang menjadi orang kaya nomor 1 di Indonesia, atau pengusaha sekelas Aburizal Bakrie yang kayanya nomor 4 dalam jajaran Indonesia's 40 Richest, orang terkaya di Indonesia versi majalah Forbes yang dilansir pada tanggal 2/12/2009 kemarin. Juga bukan jajaran artis atau pejabat kaya yang tidak perlu menimbang-nimbang lama untuk mengeluarkan duit segitu gedenya setiap bulannya hanya sekedar untuk ber-Halo ria. Jadi rasanya ini pilihan yang tidak mungkin buat saya lakukan.

Kini saya menjadi bingung, mau saya apakan modem mubazir ini? Mau pakai layanan Flash yang reguler juga tetap tidak kalah mahalnya. Masih lebih mahal dari SMART yang sudah saya pakai sebagai modem kedua saya. Ah, bingung jadinya! Apakah anda ada saran atau urun pendapat buat saya? Monggo saya tunggu sharing pendapatnya untuk siapa saja yang kebetulan sudah membaca posting ini, terima kasih.



Bookmark and Share

5 komentar:

  1. Nice posting sobat, makasih banyak pengetahuannya sob!!!

    BalasHapus
  2. sebaiknya modem mubazirnya sumbangin ke panti asuhan ataupun panti2 jompo terdekat.. biar mereka bisa menikmati akses internet juga.. ehehehe

    jangan tawarin buat saya, krna saya ehm.. saya.. eh saya nggak mau (aslinya sihhhhh mau bangeeeetttttt...) hehehehe

    BalasHapus
  3. Sy bersedia menerima sumbangan modem kok bro :)....btw, nice blog

    BalasHapus
  4. Yang sy bingung kok bisa punya lebih dari 1 modem? hehehehe....

    BalasHapus
  5. Your blog is very complete info and relevant .. happy to visit in your blog
    I wait for a visit back to my blog

    Thanks info. success always

    BalasHapus