twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Sabtu, 03 Oktober 2009

Satuan Watt Membohongi Publik

wattAnda perlu tahu, satuan watt yang dipakai untuk mengukur energi listrik membohongi publik! Satuan pemakaian daya listrik menggunakan watt yang telah dikenal masyarakat lebih dari 100 tahun, sudah saatnya ditinggalkan dan digantikan dengan satuan joule yang dihitung dari konsumsi energi. Bukan saja hitungan watt acapkali membingungkan, tetapi satuan ini ternyata sudah membohongi publik.

Ketua Jurusan Mekatronika, Akademi Teknik Mesin Industri (ATMI) Mikael, Krishasmoromurti seperti ditulis di harian Kedaulatan Rakyat, Jumat (2/10/2009) kemarin menyebutkan, satuan watt tidak pernah memiliki hitungan pemakaian daya ‘per’, seperti liter air per hari, liter bensin per kilometer dan sebagainya. Padahal, dalam penggunaan energi, sebenarnya watt dapat didefinisikan sebagai satu joule per detik, dan ini tidak pernah dipahami, bahkan kalangan insinyur listrik sekalipun.

Memberi gambaran sederhana saat seminar Renewable Energy di kampus ATMI Internasional, Rabu (30/9), Murti menyebutkan, ketika orang dihadapkan pilihan dua kulkas masing-masing disebutkan konsumsi daya listrik 70 watt dan 100 watt, orang akan memilih kulkas dengan daya 70 watt dengan dalih lebih hemat listrik. Padahal, jika dihitung dengan satuan joule bisa saja pemakaian daya listrik kulkas yang disebutkan berdaya 70 watt lebih boros penggunaan energi ketimbang kulkas 100 watt.

Itu bisa terjadi, karena kulkas berdaya 100 watt mempunyai kompresor yang lebih efisien dan hanya perlu bekerja 1.000 detik per jam, sedangkan kulkas berdaya 70 watt menggunakan kompresor yang bekerja 3.000 detik per jam.

“Keterangan konsumsi energi tersebut tidak pernah disebutkan dalam spesifikasi produk peralatan elektronik, sehingga konsumen sebenarnya telah ditipu, karena keterangan daya bukanlah keterangan konsumsi energi,” ungkapnya.

Alat Ukur

Dalam kaitan itu pula, ATMI saat ini tengah mengembangkan alat ukur konsumsi energi dengan menggunakan satuan joule, sehingga masyarakat dapat mengetahui secara persis seberapa besar sebenarnya konsumsi energi yang digunakan. Hitungan konsumsi energi dengan satuan yang lebih tepat, menurutnya sangat diperlukan, karena terkait dengan krisis energi yang mau tidak mau harus diikuti dengan penciptaan energi terbarukan.

Demikian halnya Agustinus Joko Istaji dari Pusat Studi Energi Universitas Atmajaya Yogyakarta, mengatakan, efisiensi dan konservasi energi saat ini sudah menjadi tuntutan mutlak. Banyak orang memahami gerakan hemat energi pada porsi tidak pas. Bahkan tak jarang orang berpandangan, penghematan penggunaan listrik 50 watt per rumah misalnya, dianggap tak berarti apapun. Padahal, jika hal itu diakumulasikan pada seluruh pengguna listrik, nilai penghematan yang diperoleh mencapai miliaran rupiah.

Karenanya dia menilai, persoalan energi ini tidak sederhana, sebab menyangkut banyak hal, termasuk perilaku masyarakat. Belum lagi jika bersentuhan dengan regulasi yang hingga kini tidak pernah jelas.

tips hemat energiTips Hemat Energi

Berikut beberapa Tips dari saya berkaitan dengan penghematan energi listrik:

1. Gantilah lampu setelah mencapai lifetimenya meskipun bohlam belum putus. Karena lampu yang sudah melewati masa lifetimenya, contoh lampu TL lifetimenya 10.000 jam, selain lux (satuan kekuatan cahaya) yang dipancarkan menjadi turun juga efisensi pemakaian energinya menjadi turun sehingga mengakibatkan boros listrik.

2. Hindari penggunaan lampu pijar dan selalu gunakan lampu-lampu hemat energi di rumah anda. Untuk memilih lampu yang hemat energi silahkan lihat satuan lumen pada spesifikasi teknis pada lampunya. Lampu dikatakan baik atau hemat energi apabila rasio satuan lumen dibagi wattnya semakin tinggi. Dan ini biasanya banyak dijumpai pada jenis lampu-lampu TL, PLS, PLC, Metal Halide dll.

3. Pada peralatan lampu yang penyalaannya sudah teratur seperti pada lampu teras rumah, taman dan halaman belakang ada baiknya anda menggunakan saklar otomotis seperti timer atau photosel untuk mengatur on off-nya secara otomatis sehingga menghindari nyala yang tidak perlu atau telat mematikan pada siang hari.

4. Untuk peralatan listrik yang menggunakan trafo dan ballast dalam komponen listriknya, pilihlah peralatan yang sudah menggunakan jenis trafo dan ballast yang berjenis elektronik. Hindari penggunaan trafo dan ballast konvensional yang masih menggunakan kumparan atau lilitan karena model seperti ini lebih boros listriknya.

5. Gantilah gas refrigerant (freon) pada kompresor AC dan kulkas anda dengan gas yang non CFC seperti dari hidrokarbon. Karena selain gas ini lebih hemat energi sekitar 25%, juga ramah lingkungan karena tidak merusak lapisan Ozon.

6. Pada peralatan mekanik seperti AC, kulkas dll yang mempunyai komponen utama mekanik berupa kompresor, seiring dengan hour lama pemakaian peralatan kinerjanya akan semakin menurun dan ampere konsumsi listrik yang dibutuhkan justru menjadi makin naik sehingga idealnya, seharusnya setelah 5 tahun agar diganti yang baru.

Demikian info dan tips dari saya. Mudah-mudahan bermanfaat. Jika ada yang bermaksud menambahkan saya persilahkan.



Bookmark and Share

10 komentar:

  1. Wah,,,baru tau ni,,,nice info!!!
    Ternyata kita dibohongi!!
    Electric Soul Patrol

    BalasHapus
  2. Kok gitu ya. Apa ini berlaku buat kulkas atau alat yang cara kerjanya mirip atau semua alat elektronik? Trus cara mengetahui konsumsi listrik yang benar gimana? Saya yang orang awam ini jadi bingung

    BalasHapus
  3. Sepertinya ini berlaku pada semua peralatan listrik yang mengandung unsur motor didalam peralatannya. Contoh seperti pompa air, AC, kulkas, mesin cuci dll.

    Kalau pada AC mungkin yang jenis INVERTER konsumsi energinya lebih rendah dari AC biasa walau ini dengan satuan PK yang sama besarnya.

    Alat ukurnya ini yang sedang dibuat dan dikembangkan oleh ATMI, Mas. Kita tunggu aja sama-sama. Tapi untuk sementara mungkin bisa pakai ampere meter untuk mengukurnya dengan menrunning peralatannya. Peralatan yang hemat energi atau efisiensi energinya tinggi harusnya konsumsi amperenya lebih rendah dari yang biasa.

    BalasHapus
  4. Mohon maaf, hanya ingin sedikit meluruskan.
    WATT bukan satuan untuk energi, melainkan DAYA. Satuan untuk energi adalah WATT DETIK atau yang biasa dipakai adalah KILOWATT HOUR. Jadi, karena WATT = JOULE PER DETIK, maka, WATT DETIK sebanding dengan JOULE. karenanya alat ukur listrik PLN disebut kWH meter. Dalam referensi manapun, bahkan dalam buku fisika anak2 SMA, bisa ditemui hal yang sangat mendasar tersebut.

    Jadi, untuk mendapatkan energi, maka kita harus mengalikan daya dengan berapa lama listrik mengalir. Artinya, jika daya suatu peralatan adalah 100Watt dan katakanlah digunakan terus menerus selama 24jam, maka energinya adalah 100Watt x 24 hour = 2400Watthour. Jika misalnya daya peralatan tersebut turun naik, maka perhitungan energinya juga otomatis mengikuti.

    Demikian terima kasih.

    BalasHapus
  5. Terima kasih Mas Eko sudah turut berpendapat pada artikel ini. Memang opini ini masih perlu dikaji dengan penelitian lebih lanjut. Sumber artikel ini saya ambil dari harian Kedaulatan Rakyat Jogja dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh ATMI (akademi teknik mesin industri) Solo.

    Saya juga orang engineering. Kalau saya menginterpretasikan maksudnya disini adalah satuan ukurnya yang perlu atau harus diubah dari Watt ke Joule. Baik satuan yang tertera di name plate setiap peralatan listrik maupun satuan ukur yang dipakai selama ini seperti yang dilakukan oleh PLN.

    Sesuai hasil penelitian pada kedua kulkas tadi prakteknya antara satuan Watt dan Joule ternyata terjadi selisih berbanding terbalik jika diukur dengan satuan Joule. Yaitu ternyata energi yang dibutuhkan lebih besar pada peralatan yang notabene Watt dalam name platenya lebih rendah.

    BalasHapus
  6. Sebagai tambahan dari artikel saya, silahkan baca-baca artikelnya disini http://www.kajul.org/EnergyBlogID.php?Art=5

    BalasHapus
  7. artikel yg bagus dari mas Joko,saya mau tanya..saya mempunyai mesin fotokopi IR 5000.Saya menyewa tempat di sebuah sekolah dan sejak awal bayaran listrik hanya kisaran 100ribu/bulan tapi sekarang kok jadi 300-400an ribu/bulan.Saya jadi curiga dgn pihak sekolah.Pernah saya bertanya knp tagihan listrik sampai seperti ini dan mereka hanya menjawab berdasarkan persentase yg saya pikir tidak jelas asal-usulnya.Yang ingin saya tanyakan bisakah saya mengecek sendiri pemakaian listrik dari mesin fotokopi saya,lalu apakah ada alatnya/atau hitung2annya? Terimakasih...

    BalasHapus
  8. Bolkiah:
    Kalau ingin crosscek bisa pakai alat namanya Tang Ampere. Alat ini bisa mengukur besarnya arus listrik yang mengalir pada sebuah peralatan listrik. Nah, setelah ketemu amperenya berapa tinggal dijadikan satuan Watt atau kWh setelah dikalikan jam lama pemakaiannya. Setelah itu baru akan ketahuan besar pemakaiannya.

    BalasHapus
  9. http://sundaya.com/sundaya-university/
    ...di atas URL untuk konversi pada common-daily items Kita semua.

    BalasHapus